
Jakarta, INDONEWS.ID - "Don`t Cry for Me Argentina". Demikian teriak diva Madonna dalam film Evita Peron, yang menceritakan ibu negara Argentina yang sangat disayangi rakyatnya.
Jangan menangis Messi meskipun kadrun Arab Saudi mengalahkanmu (2-1). Meskipun pasar taruhan 92% menjagokan Argentina yang menang.
Masih ada 2 pertandingan lagi yang menunggumu di depan, melawan Meksiko dan Polandia. Kedua negara mampu ditaklukkan, Messi dan kawan-kawan masih sangat berpeluang besar Lolos ke-16 besar.
Saudi Arabia menjadi negara Asia pertama yang mampu menaklukkan Argentina pada ajang piala dunia. Konyolnya para pemain Saudi 100% produk lokal, yang 11 pemainnya dari klub Al hilal. Sedangkan Argentina, 24 pemain yang dibawa ke Qatar semua merumput di liga liga top Eropa.
Selesai babak pertama, Argentina belum terlihat panik, karena masih unggul 1-0. Meskipun 3 golnya dianulir wasit karena pengecekan var dan offside.
Keadaan berbalik pada babak kedua. Pelatih Lionel Scaloni tidak mengubah skuadnya, sedang pelatih Saudi Renard menarik sang kapten Alfaraj dan memasukkan Al Abidin.
Permainan Saudi langsung hidup dan berani menyerang. Terjadilah kejutan di menit ke-48 melalui sepakan ganas Alshehri. Dengan jitu bola melesak ke gawang Emiliano Martinez, kiper terbaik Amerika latin.
Meskipun gemuruh penonton fanatik Argentina langsung terhenti dan sunyi efek dari kebobolan, tapi pelatih Scaloni tidak juga bergeming dan bereaksi.
Ini membuat team Saudi makin menggila dan berani, menit ke-53 Aldawsari kembali memperdaya kiper Martinez.
Setelah kemasukan dua gol, baru Scaloni gugup. Dia langsung mengganti 3 pemainnya: Romero diganti Lisandro, Alejandro diganti Julian dan Enzo masuk mengganti posisi Paredes.
Argentina langsung mendominasi tapi gagal mencetak gol. Terakhir si pelatih memasukkan Marcos Acuna tapi gagal mengubah keadaan.
Argentina bisa bangkit lagi dan rakyatnya tidak perlu meratapi keadaan yang kebetulan ekonomi nasionalnya tengah terpuruk. Asal sisa dua pertandingan berikutnya mampu mengatasi permainan aktraktif Meksiko dan team Polandia yang permainannya mirip-mirip Jerman.*(Zaenal).