Nasional

Khilafah Gagasan Sesat Pikir, Itu Hanya Cara Adu Domba untuk Tujuan Politik

Oleh : very - Selasa, 06/12/2022 13:24 WIB

Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat (PWNU Jabar), KH. Dr. Abun Bunyamin, MA, di Purwakarta. (Foto: Ist)

 

Purwakarta, INDONEWS.ID– Kelompok pengusung ideologi khilafah selalu memanfaatkan momentum untuk dan melancarkan propagandanya. Bahkan, kondisi prihatin akibat pandemi dan bencana alam pun, menjadi gelanggang untuk menyerang Indonesia dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Faktanya, argumen khilafah itu hanya cara mereka untuk mengadu domba untuk mewujudkan tujuan politik mereka.

“Mereka bertujuan untuk membikin kekacauan, ketidaktenangan, dan ketidaknyamanan. Jelas itu gagasan yang sesat pikir,” ujar Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Barat (PWNU Jabar), KH. Dr. Abun Bunyamin, MA, di Purwakarta, Senin (5/12/2022).

Menurutnya, gagasan irasional yang mengajak masyarakat untuk berimajinasi bahwa khilafah adalah solusi, sungguh memprihatinkan. Karena itu, Ia meminta masyarakat tidak percaya pada propaganda kelompok radikal tersebut. 

“Kalau kita menganut khilafah, nanti khilafah mana yang kita pakai? Tidak bisa diterima dan tidak mungkin, ini bukan buminya. Di sini Islam yang lembut, santun dan damai. Itu Islam Indonesia,” kata Abun seperti dikutip dari siaran pers Pusat Media Damai (PMD) BNPT.

Ketika gempa bumi yang diklaim akibat Indonesia tidak menerapkan khilafah, Abun menyangkal keras klaim tersebut. Ia menyebut, tidak ada kaitan antara bencana yang beberapa waktu lalu terjadi. Gempa di Kabupaten Cianjur misalnya, terjadi karena Indonesia tidak menerapkan hukum Khilafah.

“Tidak, tidak benar. Kalau memang bencana itu terjadi karena ulah manusia, benar. Ulah manusia kaitan dengan tangan, kita tidak melihara alam. Atau kaitan dengan hati kepada Allah SWT, itu mungkin hati kita yang lupa kepada Allah SWT sebagai pencipta. Kaitan dengan khilafah tidak benar!” tegasnya.

 

Ada Dua Faktor

Ia menjelaskan setidaknya ada dua faktor yang menjadi celah, mudahnya kelompok radikal dalam mempengaruhi rasionalisme masyarakat dengan gagasan yang sesungguhnya berjarak antara fakta dan argumen.

“Ada dua faktor yaitu  kemiskinan dan kebodohan. Karena kalau bodoh, maka isme apa aja masuk. Ini yang harus ditolong,” ungkap kyai yang juga pengasuh Pondok Pesantren Al-Muhajirin, Purwakarta ini.

Oleh sebab itu, dirinya mewanti-wanti kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh oleh narasi dan gagasan kelompok radikal, yang sejatinya berusaha merendahkan kemampuan berpikir manusia. Terlebih dihembuskan ditengah keguncangan batin masyarakat karena kehilangan keluarga, harta dan benda mereka.

“Saya berharap kepada seluruh masyarakat untuk belajar agama yang baik, selalu bergantung kepada Allah SWT, selalu komunikasi dengan ulama dan kyai, serta harus selektif dalam  memilih guru agama. Karena akan sangat berbahaya sekali kalau sampai salah memilih guru agama,” tuturnya.

Ia juga mendorong agar khususnya kepada segenap tokoh agama, ulama, kyai dan pemerintah untuk bekerja sama dan berupaya mencegah, dan menguatkan imunitas masyarakat dari segala narasi agama yang didistorsi untuk kepentingan pragmatis kelompoknya.

“Itulah pentingnya para kyai, ulama dan pemerintah untuk terjun turun ke bawah guna membimbing dan menasehati masyarakat. Mereka ini kan lagi ‘gempa’ hatinya dan juga sedang lemah. Jadi harus ada membimbing,” ujar KH. Abun Bunyamin. ***

Artikel Terkait