Nasional

Hijrahnya Para Pelatih Bulutangkis Keluar Negeri

Oleh : Rikard Djegadut - Rabu, 08/03/2023 09:33 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Flandy Limpele pindah ke Hongkong, dia lebih pilih melatih di sana. Flandy pindah ke Hongkong mulai 1 Maret 2023 setelah melatih ganda campuran pelatnas Pratama sejak 2022.

Sebelum Flandy, tiga bulan sebelumnya Nova Widianto sudah hijrah terlebih dahulu ke negeri Jiran Malaysia. Padahal posisi Nova di pelatnas utama sebagai pelatih kepala ganda campuran.

Ketiadaan adanya kontrak kerja dengan PBSI membuat para pelatih merasa tidak nyaman dan nasib keluarganya menjadi terancam, tiap saat bisa saja mereka di pecat tiba-tiba.

Rionny Mainaky berkilah, dia menjabat di PBSI sebagai Ketua bidang Pembinaan Prestasi, kalau mereka bekerja dengan baik tentu saya pertahankan, Herry Iman Pierngadi (pelatih ganda putra) juga tanpa kontrak terus bertahan, kilahnya.

Tetapi pernyataan Rionny siapa yang menjamin? Lihat nasib Paulus Firman. Dia jadi pengangguran setelah Mulyo Handoyo tak terpilih jadi pelatih tunggal putra gara-gara ganti kepengurusan baru, nasib Paulus terimbas karena dia asisten pelatih pak Mulyo.

Di luar negeri lebih enak dan pasti ada kontrak yang jelas dan detail, gaji berkecukupan dan bonus yang menggiurkan, sehingga prospek masa depan keluarga lebih terjamin.

Richard Mainaky berharap sudah saatnya PBSI "move on" dari gaya feodal dalam bekerja sama dengan para pelatih. Cukup sampai dirinya saja yang sudah mengabdi 26 tahun, tetapi yang didapat cuma piagam tanpa penghargaan satu sen pun. Miris!

Jangan salahkan Flandy, Nova, Hendrawan, Paulus Firman, Mulyo Handoyo, Agus Dwi Santoso bahkan Muammar Qaddafi yang melatih sampai Guatemala, salah satu atlet binaannya Kevin Cordon mampu menembus peringkat 4 tunggal putra di olimpiade Tokyo 2020.

Bulutangkis satu satunya cabang olahraga yang bisa mendulang emas di pesta Akbar olimpiade. Hanya di cabang olahraga bulutangkis, bendera merah putih berkibar lebih tinggi dari negara negara lain.

Jangan sampai cabang olahraga yang selalu mengharumkan nama negara Indonesia terpuruk gara gara para pelatih tidak nyaman menularkan ilmunya di negara tercinta dan kehidupan masa depan keluarganya menjadi begitu suram.*(Zaenal)

Artikel Terkait