Nasional

Miliki Nilai Strategis, PSI Dorong Persiapan Kebutuhan Air Minum di Sekitar IKN

Oleh : very - Minggu, 19/03/2023 20:59 WIB

Persiapan pembuatan air bersih di IKN. (Foto: Indonesia.go.id)

Jakarta, INDONEWS.ID - Baru-baru ini Presiden Joko Widodo meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Banjarbakula di Kalimantan Selatan. Peresmian itu dilakukan sepulang dari kunjungannya dari Singapura.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai proyek ini memiliki aspek strategis. “Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Banjarbakula bernilai Rp 787 miliar dan memasok air minum pada 60 ribu rumah tangga itu punya aspek strategisnya. Meng-cover 5 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan, yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala dan Kabupaten Tanah Laut. Kita apresiasi hal ini,” ujar Andre Vincent Wenas, Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia merangkap juru bicara bidang ekonomi dalam keterangannya pada pers, Minggu, 19 Januari 2023.

Kabanyakan daerah Kalsel berawa-rawa, dan air tanahnya mengalami kekeruhan tinggi karena partikel mencapai 5000 MTO, padahal idealnya hanya 100 MTO. 

PSI mengatakan dari laporan yang didapatkan kerusakan resapan air tersebut adalah akibat dari penggundulan hutan, penebangan kayu, tambang emas, biji besi, dan belakangan adalah batu bara.

“Lalu hutan yang gundul menyebabkan erosi, jika hujan sedikit saja maka partikel tanah merah, pasir, dan debu dan limbah lainnya ikut larut dan masuk ke dalam sungai, terus mengalir hingga ke Kota Banjarmasin,” ujarnya.

“Jangan lupa SPAM Banjarbakula saat ini adalah satu-satunya SPAM regional di Tanah Borneo atau Kalimantan. Maka Provinsi Kalimantan Selatan harusnya bersyukur. Provinsi ini boleh dibilang pintu gerbang bagi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang terletak di Provinsi Kalimantan Timur, provinsi tetangganya,” kata Andre lebih lanjut.

Dia mengingatkan bahwa rusaknya kondisi resapan air puncak Meratus merupakan ancaman bagi pasokan air bersih. “Bukan saja bagi warga Banjarmasin, tetapi juga warga Banjarbaru, Martapura Kabupaten Banjar, beberapa wilayah sekitarnya. Masalahnya semua sungai di Kalsel berhulu ke kawasan tersebut. Jadi kalau kawasan puncak terganggu maka seluruh wilayah Kalsel akan terganggu suplai air bersih. Padahal sumber air bersih di Kalsel tak ada alternatif selain dari sungai,” kata Ketua DPP PSI itu.

Kota Banjarmasin selama ini mengalami kesulitan memperoleh sumber air baku selain sungai. Air tanahnya kurang baik untuk diolah karena kandungan besi dan kadar keasaman yang sangat tinggi. Lagi pula air sungai bagian hilirnya terintrusi air laut, sehingga kadar garamnya berlebihan dan tak bisa diolah jadi air minum.

Debit air Sungai Martapura pun kian berkurang akibat kerusakan hutan di hulu, sehingga tekanan air sungai ke muara melemah. Tambah lagi tekanan air laut ke hulu sungai semakin kuat, akibatnya kadar garam mudah masuk ke sungai.

Maka untuk SPAM ini sumber airnya diambil dari Sungai atau Waduk Riam Kanan, Kabupaten Banjar, yang jaraknya 20 km. SPAM Banjarbakula tahap pertama dibangun 2014 – 2016 dan dilanjutkan tahap kedua pada 2020 – 2021 berkapasitas 750 liter per detik. Sumber mata airnya dari pengunungan Meratus.

Di sana, dipasang pipa besar sepanjang 20 kilometer dari Bendung Irigasi Karang Intan sampai ke tempat pengolahan air bersihnya ke kawasan Hutan Pinus Kelurahan Mentaos, Kota Banjarbaru. Lalu di lokasi pengolahan yang dikelola Dinas PUPR Balai Pengelolaan Air Minum Banjarbakula itu ada kolam raksasa berkapasitas 1.000 kubik.

Pengelolaannya, untuk wilayah Kota Banjarbaru dan Kabupaten Banjar melalui jaringan PT Air Minum Intan Banjar, sedang untuk wilayah Tanah Laut melalui PT Air Minum Berkah Banua, keduanya merupakan perusahaan umum daerah (perumda).

Distribusinya, SPAM Banjarbakula menjual air ke PT Air Minum milik daerah, kemudian PT Air Minum daerah yang menjualnya ke pelanggan atau masyarakat.

“Jadi SPAM Banjarbakula ini memang memiliki nilai strategis, selain bersebelahan dengan Ibu Kota Nusantara dan juga menjawab kebutuhan pasokan baku air minum warga sekitar yang selama ini kekurangan, jadi menjawab kondisi riil sosial-ekonomi disana,” kata Andre Vincent Wenas. ***

 

Artikel Terkait