Nasional

RR: Pemilu 2024 Penuh Drakor yang Tidak Bermutu

Oleh : very - Senin, 22/05/2023 11:35 WIB

DR Rizal Ramli saat menerima sekitar 40 tamu dari anggota Forum Api di kediamannya di Jalan Bangka IX nomor 49R, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Minggu (21/5). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID – Hampir setiap tahun, pada bulan Mei, mantan Menko Perekonomian di era Presiden Gus Dur, DR Rizal Ramli, selalu menggelar refleksi tentang reformasi, yang merupakan anugerah bagi bangsa Indonesia.

Tahun 2023 ini juga, salah satu tokoh gerakan reformasi itu, menggelar acara yang sama.

Minggu, kemarin (21/5), Bang RR – begitu dia lazim disapa - kedatangan tamu istimewa. Mereka adalah anggota Forum Alumni Perguruan Tinggi Indonesia (Api). Mereka datang untuk menggelar acara “Refleksi 25 Tahun Reformasi”.

Reformasi ditandai oleh terjungkalnya pemerintahan Presiden Soeharto akibat berbagai demonstrasi di tanah air yang menentang pemerintahan otoriter selama 32 tahun.

Satu pertanyaan inti dari refleksi tersebut yaitu apakah reformasi saat ini telah berjalan pada relnya, atau telah diselewengkan oleh kekuatan yang hendak membelokkan arah perjalanan bangsa dan negara kita?

Setelah 25 tahun - seharusnya - reformasi sudah dewasa dan matang. Begitu juga kehidupan ketatanegaraan dan pemerintahan seharusnya sudah berjalan pada arah yang benar.

Namun, kini, bukannya berlari, malah kehidupan kebangsaan kita berjalan di tempat. Atau bahkan, dalam persoalan tertentu, bangsa ini justru mengalami kemunduran.

Korupsi, kolusi, dan nepotisme yang menjadi tuntutan 25 tahun lalu ternyata hanya berganti baju. Karena itu, kini, setelah 25 tahun reformasi, mereka kembali menyatukan langkah untuk bergerak bersama.

"Acara pada hari ini adalah dalam rangka silaturahmi Lebaran. Tapi kita manfaatkan juga ini untuk tukar pikiran, buat diskusi tentang kondisi Indonesia hari ini, masalah-masalahnya apa yang penting, dan bagaimana cara memperbaikinya, supaya Indonesia bisa lebih baik, bisa lebih makmur," sapa tuan rumah yang ramah dan murah senyum itu, saat menerima sekitar 40 tamu dari anggota Forum Api di kediamannya di Jalan Bangka IX nomor 49R, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Minggu (21/5).

Ekonom senior itu mengatakan bahwa ada berbagai macam isu yang dibicarakan dalam pertemuan yang berlangsung selama tiga jam tersebut. Namun, yang paling mereka sorot adalah terkait masalah demokrasi.

"Kok bisa sih demokrasi Indonesia makin mundur, kok bisa bukannya reformasi tapi malah yang terjadi itu deformasi, demokrasi semakin mundur, tapi kesejahteraan rakyat juga semakin anjlok. Apa enggak ada cara lain untuk memperbaikinya?" tanya mantan Kepala Bulog tersebut.

Salah satu kesimpulan dari refleksi yang digelar tersebut yaitu reformasi saat ini telah gagal, bahkan telah berubah menjadi deformasi (kemunduran) di segala lini.

“Kesimpulannya (dari diskusi ini) adalah reformasi ditangan rezim Jokowi telah gagal bahkan berubah menjadi deformasi (kemunduran) di segala lini,” demikian kesimpulan diskusi.

Karena itu, rezim ini harus segera diakhiri karena sistem demokrasi saat ini sudah melenceng jauh dari arah perjuangan reformasi yang diinginkan.

“Oleh karena itu rezim ini harus segera di-reset ulang karena sistem demokrasi sekarang ini sudah melenceng jauh dari arah perjuangan reformasi yang diinginkan, apalagi menghadapi Pemilu 2024 yang penuh drakor tidak mutu dan sudah ada skenario busuk dari oligaki maupun  rezim saat ini”. ***

 

Artikel Terkait