Nasional

Cita-cita Reformasi Telah Melenceng, Rizal Ramli dan Amien Rais Serukan Maklumat

Oleh : very - Minggu, 13/08/2023 22:22 WIB

DR Rizal Ramli, Prof Amin Rais dan Marwan Batubara menyerukan maklumat untuk menghentikan pengkianatan terhadap Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 di Jakarta, Minggu (13/8). (Foto: Tangkapan Layar Kompastv)

Jakarta, INDONEWS.ID - Tokoh nasional DR Rizal Ramli, Prof Amin Rais dan Marwan Batubara menyerukan maklumat untuk menghentikan pengkianatan terhadap Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 di Jakarta, Minggu (13/8).

Seruan yang diberi judul “Maklumat Panggilan Kepada Rakyat Indonesia untuk Menghentikan Pengkhianatan Terhadap Mukadimah Undang-undang Dasar 1945” tersebut berlangsung di kediaman tokoh pergerakan, Rizal Ramli di kawasan Jakarta Selatan.

Seperti disiarkan, Bang RR – sapaan Rizal Ramli - menegaskan bahwa pertemuannya dengan Amin Rais merupakan sebuah silaturrahmi yang telah memiliki hubungan sejak lama, terutama dalam memperjuangkan demokrasi dalam melawan otoritarianisme dan KKN Orde Baru.

Seperti diketahui, puncak dari perjuangan tersebut adalah kejatuhan Orde Baru, yaitu melalui gerakan reformasi yang tuntutan utamanya adalah demokratisasi dan pemberantasan KKN yang ditetapkan oleh Tap MPR No XI/1998.

“Setelah 25 tahun reformasi berjalan, kedua tokoh ini sangat kecewa terhadap pengkhianatan cita-cita reformasi,” ujar mantan Menko Kemaritiman itu.

Ada beberapa indikator dari melencengnya cita-cita reformasi tersebut. Antara lain, indeks demokratisasi Indonesia semakin merosot, hak-hak rakyat terhadap kebutuhan dasar, pendidikan, dan fasilitas sosial lainnya semakin tidak terjangkau. Selanjutnya, 40% rakyat Indonesia masuk dalam kategori miskin, hak-hak politik dan kebebasan rakyat untuk berpendapat ditindas.

Presiden Jokowi juga dinilai tidak pernah berjuang untuk menegakkan demokrasi. “Namun begitu berkuasa justru mempreteli demokrasi, memperlemah lembaga anti korupsi, dan membiarkan berkembangnya penyalahgunaan kekuasaan oleh pejabat untuk memperkaya keluarga dan kelompoknya secara sangat ganas dan vulgar,” ujarnya.

Mantan Menko Perekonomian itu mengatakan, tidak hanya melakukan influence trading untuk memperkaya keluarganya, Presiden Jokowi juga membangun dinasti politik yang penuh nepotis dan tidak berprestasi.

 

Karena itu, kedua tokoh, yaitu Rizal Ramli dan Amien Rais, sepakat memperjuangkan pelaksanaan cita-cita kemerdekaan Indonesia, yaitu meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat.

“Pejabat-pejabat yang melawan cita-cita kemerdekaan itu telah memperbodoh rakyat dan terus-menerus melakukan penyesatan opini dan logika, serta kebijakan-kebijakan ekonominya membuat rakyat semakin miskin dan kehilangan kesempatan untuk bekerja dan meningkatkan kesejahteraan,” ujarnya.

Karena itu, pemimpin-pemimpin yang bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan itu wajib dilawan dan dihentikan. Karena pengkianatan terhadap tujuan kemerdekaan adalah bentuk lain dari neokolonialisme yang dikendalikan oleh oligarki.

Di dalam tujuan kemerdekaan, tugas pemimpin adalah meningkatkan kecerdasan dan kesejahteraan rakyat, tidak ada kewajiban pemimpin untuk meningkatkan kekayaan dan memberikan dominasi kepada oligarki.

“Tampangnya saja merakyat namun hatinya untuk oligarki, bukan untuk rakyat,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait