Nasional

Program Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa)

Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023: Apresiasi Warisan Budaya dan Dorong Pengakuan UNESCO

Oleh : Rikard Djegadut - Minggu, 27/08/2023 18:41 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Sebagai bagian dari upaya memperbaiki dan membangun karakter bangsa Indonesia, dari lima program dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) (sesuai Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016), salah satunya adalah Program Gerakan Indonesia Mandiri (GIMa). Salah satu fokus gerakan tersebut yaitu pada peningkatan apresiasi seni, kreativitas karya budaya dan warisan budaya. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) diberikan tugas mengoordinasikan Program GIMa dan bertanggung jawab atas terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang mandiri.

Sejalan dengan hal tersebut, sebagai bagian dari upaya peningkatan apresiasi seni dan warisan budaya Indonesia, Kemenko Perekonomian mengikuti kegiatan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) selaku Koordinator dari Program GNRM. Kegiatan yang bertajuk “Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023” dilakukan sebagai implementasi dari kegiatan dan Program GNRM serta untuk memeriahkan Peringatan HUT RI ke-78.

Kegiatan dimulai dari area lobi Gedung Perpustakaan Nasional RI, sekitar pukul 08.00 WIB yang diawali dengan penyiapan rombongan Pawai Budaya Reog Ponorogo. Acara diawali dengan sambutan dari Sekretaris Kemenko Perekonomian selaku Ketua Umum Paguyuban Warga Ponorogo (PAWARGO). PAWARGO mewakili rombongan pawai paling depan dengan menampilkan 10 dadak merak Reog Ponorogo beserta 300 penari, pengrawit, penabuh gamelan, dan pendukung gelaran Reog Ponorogo.

Pada sambutannya, Ketua Umum PAWARGO menyampaikan terima kasih kepada Kemenko PMK selaku Koordinator GNRM, Kemenko Perekonomian selaku Koordinator GIMa, seluruh K/L terkait, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Ponorogo yang telah menyelenggarakan acara Pawai Budaya Reog Ponorogo 2023.

“Perjuangan Reog Ponorogo sudah sangat panjang untuk dapat diusulkan menjadi Warisan Budaya Tak benda (WBTb) UNESCO. Tahun 2022 lalu, Pemerintah mengusulkan jamu terlebih dahulu. Alhamdulillah pada tahun 2023 ini, kita telah mendapatkan konfirmasi bahwa Reog Ponorogo masuk ke dalam list ke-39 sebagai WBTb UNESCO, yang akan disidangkan pada tahun 2024 nanti,” papar Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso.

Pawai dimulai dari halaman Perpusnas RI sekitar pukul 08.45 WIB, diawali dengan rombongan Reog Ponorogo, diikuti berbagai rombongan lainnya, mulai dari Pencak Silat Betawi, Komunitas Jamu Gendong, Komunitas Kebaya Nasional dan rombongan budaya lainnya dari berbagai daerah. Pawai menyusuri Jalan Medan Merdeka Selatan dan berhenti di depan Kementerian ESDM untuk menampilkan Tarian Ganong. Kemudian, menyusuri Jalan Medan Merdeka Barat dan berhenti di Museum Nasional untuk disambut Palang Pintu Pencak Silat Betawi.

Selanjutnya, menuju titik akhir di depan kantor Kemenko PMK, rombongan pawai yang dipimpin Sesmenko Perekonomian bersama Deputi V Kemenko PMK dan Sekjen Kementerian Ketenagakerjaan, langsung disambut dan diterima oleh Menko PMK Muhadjir Effendy yang didampingi Dirjen Kebudayaan dan Dirjen PDP Kementerian Desa dan PDTT.

Acara berlanjut di area Kantor Kemenko PMK, diawali dengan penampilan Tari Saman dari Aceh dan sambutan dari Menko PMK. Dalam sambutannya, Menko PMK menyampaikan bahwa Reog Ponorogo merupakan warisan budaya yang sudah diperjuangkan oleh Pemerintah menjadi WBTb UNESCO dan saat ini sudah masuk dalam list untuk dibahas di tahun depan. Acara pawai budaya ini ditujukan untuk menegaskan kembali komitmen Pemerintah dan menguatkan legitimasi Reog Ponorogo sebagai WBTb. Dirjen Kebudayaan merinci lebih lanjut upaya yang telah dilakukan sejak tahun 2022 lalu. Selanjutnya, juga ditampilkan secara penuh gelaran Reog Ponorogo Garapan selama sekitar 45 menit, yang menampilkan fragmen tari dan gelaran 10 dadak merak yang menggambarkan cerita sejarah Reog Ponorogo sejak zaman Majapahit.

Acara utama dari rangkaian acara ini adalah penyerahan secara simbolis dokumen (dosier) pemenuhan persyaratan UNESCO, yang diserahkan oleh Sesmenko Perekonomian selaku Ketua Umum PAWARGO (mewakili Kabupaten Ponorogo) kepada Menko PMK selaku Koordinator GNRM. Selanjutnya, Menko PMK langsung menyerahkan kepada Dirjen Kebudayaan untuk dapat ditindaklanjuti dalam pemenuhan persyaratan untuk menjadi WBTb UNESCO. Menko PMK memberi pesan kepada Dirjen Kebudayaan untuk secara serius mengawal hingga berhasilnya penetapan Reog Ponorogo sebagai WBTb UNESCO.

Acara juga diisi dengan Gerakan Minum Jamu Bersama, yang dipimpin Menko PMK bersama Sestama Badan POM dan seluruh Pejabat dari K/L terkait yang hadir. Acara ini ditutup dengan pagelaran musik angklung bersama Saung Mang Udjo, yang mengajak seluruh hadirin untuk bermain angklung bersama.

Artikel Terkait