INDONEWS.ID - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian terus mengatensi daerah yang inflasinya di atas rerata nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi nasional pada Oktober 2023 secara year on year sebesar 2,56 persen.
Namun, angka inflasi di masing-masing daerah masih beragam.
“Tolong atensi bagi yang (inflasinya) di atas nasional, cari masalahnya apa, turun ke lapangan ke pasar, distributor masalahnya pasti dua hal saja, suplainya kurang atau distribusinya yang macet, baru kita selesaikan,” ujarnya pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah yang dirangkaikan dengan Sosialisasi PP Nomor 51 Tahun 2023 tentang Perubahan atas PP Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan, dan Pembekalan tentang Perdagangan Karbon di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakata, Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut, Mendagri menyebutkan sejumlah komoditas yang masih menjadi penyumbang utama inflasi. Komoditas tersebut di antaranya beras, cabai rawit, cabai merah, dan gula pasir. Komoditas ini perlu menjadi perhatian pemerintah daerah (Pemda) maupun pihak terkait lainnya.
Mendagri menjelaskan persoalan beras dapat ditangani dengan memperkuat stok dan memastikan distribusinya berjalan dengan baik. Upaya memperkuat stok tersebut dapat dilakukan baik melalui produksi dalam negeri maupun importasi.
“Untuk cabai rawit dan cabai merah sebetulnya selain kerja sama antardaerah, juga gerakan menanam itu kuncinya,” terangnya.
Di lain sisi, Mendagri menekankan upaya untuk mengendalikan harga pangan tersebut penting dilakukan terlebih menjelang Pemilu 2024 serta Natal dan Tahun Baru (Nataru). Pasalnya, momen tersebut bakal berpengaruh terhadap pola suplai maupun demand masyarakat.
Dalam kesempatan itu, Mendagri juga mengapresiasi pemerintah daerah (Pemda) yang berhasil mengendalikan laju inflasi.
“Terima kasih banyak, jangan bosan untuk melaksanakan rapat ini dalam rangka untuk mengendalikan harga barang jasa yang sangat berkepentingan kepada jutaan rakyat Indonesia,” tandasnya.*