Nasional

Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 09/05/2024 12:48 WIB

Jakarta, INDONEWS.ID - Elit Demokrat sekaligus tokoh muda Nusa Tenggara Timur (NTT) Jakarta, Dr. (c) MM Ardy Mbalembout, S.H., M.H., C.L.A atau Ardy Mbalembout mengutuk keras para pelaku aksi penyerangan terhadap mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) asal NTT yang sedang menjalankan Ibadah Doa Rosario di indekos mereka pada Minggu (5/5/24).

Aksi yang diduga diprovokasi oleh Ketua RT bernama Diding tersebut terjadi di RT 007/RW 002 Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan (Tangsel) Provinsi Banten. Alumni PPRA 64 Lemhanas RI ini mendesak Polri untuk menindak tegas para pelaku untuk memulihkan semangat toleransi yang selama ini terus dijaga oleh seluruh komponen bangsa.

"Saya mengutuk keras atas tidakan kekerasan terhadap mahasiswi Unpam yang sedang menjalankan Ibadah Rosario oleh oknum RT/RW di Tangsel. Saya meminta proses hukum harus ditegakan kepada aktor dan para pelaku agar bisa menjadi efek jera kepada mereka dan yang lainnya," kata Kepala Departemen Hukum dan HAM Partai DPP Parta Demokrat dalam keterangannya kepada media, Kamis (9/5/24).

Menurut Ardy, tindakan-tindakan semacam ini sungguh melukai dan menodai hati anak-anak bangsa yang selama ini menjunjung tinggi nilai-nilai dan semangat toleransi. Ditambahkannya, kebebasan menjalankan ibadah sesuai keyakinan dan kepercayaan masing-masing sudah dijamin dan dilindungi undang-undang dasar 1945. (UUD 1945).

Maka dari itu, Wakil Ketua Mahkamah Partai DPP Partai Demokrat ini menambahkan, negara harus menjamin ini dijalankan oleh setiap warga negara dan tidak diganggu oleh warga lainnya. Penasihat PPRA 64 Lemhanas RI ini meminta aparat tidak menggunakan pendekatan restorative justice dalam kasus yang menodai semangat toleransi.

"Bahwa UUD kita menjamin kebebasan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaannya ini harus dijamin betul oleh negara dan apartur keamanannya," ujar sosok bakal ikut sebagai bacagub NTT 2024-2029 ini.

Lebih lanjut, Ardy meminta aparat untuk tidak permisif terhadap aksi-aksi diskriminatif para oknum-oknum intoleran dengan menerapkan pendekatan restorative justice. Ke depannya, Ardy khawatir, para kelompok intoleran yang semakin menguat dan gerakannya masif akan terus merongrong NKRI yang berasaskan Pancasila ini dengan mendirikan negara khilafah.

"Ini jelas sangat berbahaya bagi kelangsungan berdirinya NKRI yang dengan susah payah, dengan darah dan air mata didirikan oleh para founding father kita," pungkasnya.

Artikel Terkait