Nasional

Menteri Harus Mampu Membaca Tanda-tanda Zaman untuk Menggerakan Semangat Indonesia

Oleh : very - Sabtu, 11/05/2024 21:06 WIB

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam era globalisasi yang penuh dengan dinamika dan tantangan kompleks,  kabinet yang efektif dan berkualitas merupakan salah satu hal yang sangat krusial bagi kemajuan suatu negara.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo,  memberikan sorotan terhadap pentingnya memiliki menteri-menteri yang  berkualitas dalam arete.

“Yaitu keutamaan-keutamaan publik yang bijaksana dan adil, selain  mampu mengayomi masyarakat serta mengelola dinamika tata dunia baru dengan persaingan globalnya,” kata Benny – sapannya – di Jakarta, Sabtu (11/5).

Menurut Benny, proses pemilihan menteri untuk kabinet bukan semata-mata tentang merebut kekuasaan politik, tetapi lebih pada visi yang lebih besar yaitu kekuasaan tersebut digunakan untuk apa.

“Pemimpin  diharapkan  mampu memberikan arah ke depan yang dapat meningkatkan keadaban publik,  keadaban ini hanya dapat tercapai jika pemimpin memiliki keutamaan publik yang bersih dari money politic dan memiliki visi yang kuat untuk melayani rakyat,” katanya.

Belajar dari kata-kata filsuf Jerman, Walter Benjamin, Benny menegaskan bahwa kita harus mencari dan memiliki pemimpin yang tidak hanya memiliki dimensi manusiawi tetapi juga dimensi Ilahi dan bagaimana seorang  pemimpin mampu keluar dari rasa aman, dan nyaman dalam memimpin dan tidak hanya menggantungkan diri kepada slogan dan jargon saja.

“Seorang pemimpin itu harus mampu membaca tanda-tanda zaman untuk menggerakkan semangat Indonesia sebagai pemimpin masa depan dunia,” imbuhnya.

Benny mengatakan bahwa dirinya optimistis terhadap masa depan Indonesia jika negara ini mampu melahirkan pemimpin terbaiknya, jika masyarakat cerdas dalam menentukan pemimpin masa depan bangsa dan negara.

“Pemimpin yang memiliki  arete, pemimpin yang mampu  memadukan keberanian, kebajikan, dan kemampuan tata kelola pemerintahan dengan sikap jujur dan tulus, yang merupakan kunci dalam membangun fondasi pemimpin yang berkualitas,” ucapnya.

Lebih lanjut Benny menyatakan bahwa kabinet yang profesional sangat dibutuhkan untuk merespons kondisi global yang semakin kompleks. Krisis pangan dan energi, ketegangan di Timur Tengah, perubahan geopolitik yang tidak menentu, serta masalah keadaban lingkungan hidup dan kesenjangan sosial, semuanya menjadi persoalan yang harus dihadapi dengan tanggung jawab tinggi.

Para menteri dalam kabinet juga harus memiliki arete, dengan menampilkan  kemampuan untuk menjalankan tugas dan fungsi mereka dengan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilan. Selain itu, mereka juga harus memiliki visi yang sejalan dengan kebijakan Presiden dalam mengelola bangsa dan negara.

Pentingnya menyelesaikan persoalan krusial seperti ketahanan pangan dan energi, masalah keadaban lingkungan hidup, kesenjangan sosial, serta rendahnya kualitas SDM dan pendidikan harus  menjadi prioritas dan fokus utama kabinet yang dibentuk.

Menteri-menteri yang dipilih, kata Benny, juga harus memiliki kemampuan analisis yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk menciptakan perubahan positif dalam menghadapi tantangan global.

Sebagaimana diungkapkan oleh Max Weber, prinsip birokrasi harus dijalankan dalam sistem hierarki vertikal yang ketat dan efisien. Sistem birokrasi ini haruslah seperti mesin yang memiliki suku cadang yang berbeda fungsi, diatur berdasarkan pembagian kerja yang spesifik.

Benny menegaskan bahwa kabinet yang dibutuhkan saat ini selain memiliki arete adalah kabinet ramping, profesional, yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara, bukan sekadar untuk memenuhi kepentingan partai atau segelintir individu.

Maka pemilihan menteri dan pembentukan kabinet adalah langkah krusial dalam membangun masa depan bangsa. “Kabinet yang memiliki  keutamaan-keutamaan publik yang bijaksana dan adil serta  mampu menjawab tantangan kompleks di era globalisasi ini. Para menteri harus cerdas, terampil, dan memiliki visi yang sejalan dengan kebijakan nasional. Mereka perlu bersatu dalam tujuan membangun Indonesia yang lebih baik, tanpa terjebak dalam politik pragmatis yang hanya mengutamakan kekuasaan dan kepentingan pribadi,” katanya.

Benny mengatakan, dengan demikian langkah-langkah menuju kabinet yang memiliki arete adalah langkah nyata menuju perubahan yang diharapkan. Ini adalah saatnya untuk memilih dan mendukung pemimpin serta kabinet yang mampu mengayomi dan mensejahterakan masyarakat Indonesia sesuai dengan semangat Pancasila dan visi masa depan yang berkelanjutan.

“Dalam menyusun kabinet yang berkualitas, konsistensi dalam memilih pemimpin dan menteri-menteri yang memiliki arete sangat penting. Visi yang jelas, komitmen yang tinggi terhadap kepentingan publik, serta kemampuan untuk menghadapi tantangan global adalah faktor kunci yang harus dijadikan pedoman dalam proses memilih menteri untuk bekerja bersama presiden dalam kabinet yang akan datang,” pungkasnya. ***

Artikel Terkait