Nasional

Momen Nindita dan Tiana, Dua Anak dari Sekolah Mardiyuana Depok Mendapat Berkat dari Paus Fransiskus

Oleh : very - Kamis, 05/09/2024 16:55 WIB


Dua anak, Nindyta dan Tiana ketika menerima berkat dari Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Kamis (5/9/2024). (Foto: hasil tangkapan layar)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Setelah selesai melakukan acara di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Paus Fransiskus dan rombongan bergegas menuju Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Jalan Cut Mutiah, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/9).

Paus tiba sekitar pukul 10.42 WIB. Paus langsung disambut ratusan umat yang berbaris di sepanjang jalan.

Pada saat kedatangan, kendaraan Paus melaju dengan kecepatan sedang. Paus hanya membuka jendela dan melambaikan tangan. Tidak ada umat yang bersalaman.

Setelah menyelesaikan acara di KWI, Paus pun pulang. Pada momen inilah, dua anak, Nindyta dan Tiana bersalaman dengan Paus Fransiskus.

Ditemui usai menerima berkat dari Paus Fransiskus, Nindyta dan Tiana tampak sangat bersukacita. Keduanya menyampaikan berterima kasih atas berkat yang diterima pada hari ini.

Nindyta mengatakan, dia bersama adiknya maju ketika dihampiri oleh pengawal Paus yang menghantar keduanya hingga di depan pintu mobil Paus. “Kami diberkati oleh Paus Fransiskus dan kami diberi hadiah. Kami sangat bahagia” ujarnya.

Kado dari Paus Fransiskus yaitu berupa rosario berwarna putih dan manisan. “Kami mendapatkan masing-masing dua buah (sambil memperlihatkan kado pemberian Paus tersebut),” ujar Nindyta.

Nindyta adalah siswa kelas 1 SMP Mardiyuana, Depok, Jawa Barat, sedangkan Tiana adalah siswa kelas 2 di Sekolah Dasar (SD) Mardiyuana, Depok, Jawa Barat. Keduanya adalah puteri dari Ibu Memi, yang berasal dari Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur, dan ayah yang berasal dari Jawa.

Keduanya telah mendapat izin dari sekolah untuk menyaksikan Paus Fransiskus yang mengunjungi KWI di hari ini. Namun, rahmat itu datang tanpa terduga, keduanya pun bisa bersalaman dan menerima berkat dari Paus Fransiskus.

 

 

Momen Terberkati

Tanta kedua bocah, Ibu Meggy, menjelaskan pertemuan yang disebutnya “terberkati” itu.

“Awalnya kami berdiri di depan Kantor Pajak (yang berada di seberang kantor KWI). Kemudian, kami berpindah lokasi (sesuai arahan aparat keamanan) jika mau bertemu Paus. Kami berjejer di sepanjang jalan Cut Meutiah (ke arah kantor BNI, Jakarta Pusat),” kata Meggy.

Ketika Paus memasuki mobil, teriakan “Viva Il Papa” (Hidup Bapa Paus, Panjang Umur untuk Paus) pun menggema.

Ibu Meggy, Nindyta, Tiana, Ibu Memi dan Mayang, harus menunggu beberapa saat. Mobil yang ditumpangi Paus berjalan perlahan dan menghampiri mereka.

Menurut Meggy, ada sekitar 6 orang yang mendapat kesempatan bersalaman dan menerima berkat dari Paus Fransiskus sebelum tiba giliran pada Nindyta dan Tiana.

“Nindyta dan Tiana berteriak ‘Pope come here, Pope come here’,” ujar Meggy.

“Akhirnya, seruan tersebut didengar Paus dan kedua anak kami menerima berkat yang luar biasa dari Bapa Suci, Paus Fransiskus,” sambil menangis sesenggukan.

Meggy mengatakan, awalnya, pengawal kepausan hanya menarik sang kakak, Nindyta. “Namun, kakak Nindy menarik juga adiknya (Tiana) untuk menemui Paus Fransiskus,” bebernya.

Meggy menambahkan bahwa pengalaman tersebut merupakan pengalaman iman yang tak mungkin terlupakan. “Kiranya kedua anak ini menjadi anak yang diberkati oleh Tuhan,” katanya.

 

 

 

Berkat Membutuhkan Usaha

Meggy mengatakan, dirinya, bersama Mama Nindyta, Nindyta, Tiana dan Mayang pagi-pagi sudah bergegas menuju stasiun kereta api. Maklum, menggunakan kereta terbilang cepat dan mudah.

Keempatnya turun di Stasiun Gondangdia, tempat Gedung KWI berada. “Kami tunggu cukup lama di sini, karena kami sudah tiba sekitar pukul 08.00,” kata Meggy.

Satu demi satu, orang mulai berdatangan ke lokasi yang cukup strategi situ. Asal satu saja, Gedung KWI terletak di dekat Stasiun Gondangdia. Jika turun dari kereta, orang cukup berjalan kaki jika ke kantor tersebut.

Jelang pukul 10.00 WIB orang pun mulai berdesak-desakan. Bukan hanya dari kalangan umat Katolik saja, umat Muslim juga ikut menyaksikan momen bersejarah itu.

“Untuk menggapai berkat dibutuhkan usaha dan kerja yang keras,” ujar Memi.

 

Tak Boleh Ada yang Tertinggal

Seperti diketahui, di KWI, Paus langsung menuju ke lantai 8 gedung itu, tepatnya di Aula Henry Soetio. Paus bertemu secara pribadi dengan sekelompok orang sakit, penyandang disabilitas, dan orang miskin.

"Acara di sini sebetulnya bukan terlebih berjumpa dengan para uskup atau para imam, tetapi perjumpaan dengan mereka yang disebut menjadi penerima manfaat dari karya-karya karitas, karya-karya cinta kasih dari gereja," ujar Sekretaris Komsos KWI, Romo Anthonius Steven Lalu, kepada wartawan.

"Karena itu, yang diundang akan berjumpa dengan Paus adalah teman-teman kaum disabilitas. Termasuk juga yang disebut orang sakit, orang tua, orang miskin. Itu diberi kesempatan untuk berjumpa dengan Paus," sambungnya.

Para penerima manfaat juga diberi kesempatan untuk menyampaikan ungkapan hatinya kepada Paus.

"Paus Fransiskus selalu mengatakan tidak boleh ada yang tertinggal. Kita ini mau berjalan bersama, bersinode. Kaum disabilitas, orang miskin, orang sakit, orang tua, tidak boleh ada yang tertinggal atau bahkan ditinggalkan," ujar Steven.

Dia mengatakan, Paus juga mencintai semua orang sama seperti Tuhan mencintai semua orang. “Tidak memilih-milih kasih. Paus mau menyatakan bahwa beliau dekat dengan orang-orang ini," pungkasnya.

Sebelum ke KWI, Paus Fransiskus menghadiri pertemuan lintas agama di Masjid Istiqlal. Di sana, Paus menandatangani “Deklarasi Bersama Istiqlal 2024”.

Setelah dari KWI, Paus akan kembali ke Nunsiatura Apostolik Jakarta atau Kedutaan Besar Tahta Suci Vatikan. Pada sore hari, Paus Fransiskus akan mengikuti Misa Suci Bersama ribuan umat Katolik dari seluruh Indonesia di Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Misa dimulai pada pukul 17.00 WIB. ***

Artikel Lainnya