
Jakarta, INDONEWS.ID -Semifinal leg kedua Piala AFF, Vietnam kontra Filipina tersaji dengan penuh emosi dan diwarnai putusan kontroversi wasit yang memimpin pertandingan.
Dua gol hasil penalti yang diberikan wasit melicinkan jalan bagi skuad berjuluk The Golden Stars Warrior melaju ke final piala AFF.
Bermodal dua gol kemenangan di laga tandang, skuad berjuluk The Stars menjamu Timnas Filipina di Stadion Viet Tri, Phu Tho, pada Minggu (29/12/2024) dengan penuh optimistis.
Karena berambisi laju ke babak final, Filipina ingin menang 3-0 di kandang Vietnam. Sedangkan Vietnam juga ingin memetik kemenangan kandang sendiri.
Maka bentrok keras kedua tim tak terhindarkan lagi. Niat Filipina mewujudkan ambisi mulai nyata pada menit ke-14. Tuan rumah kebobolan gol cepat Fariz Ramli. Skor 0-1 untuk Singapura.
Namun entah apa yang kurang dari gol ini, wasit memutuskan untk mengecek VAR. Di ruang VAR, wasit asal Uzbekistan, Nasrullo Kabirov melototi layar VAR selama lebih dari lima menit, waktu yang cukup lama.
Kembali dari ruang VAR, wasit pun mengubah keputusan gol sah menjadi anulir yang sempat membuat timnas tamu kecewa.
Tak hanya sekali, Filipina disakiti VAR. Pada menit 40, VAR kembali bantu Vietnam saat mengalami kebuntuan mencetak gol. Pada menit ini, wasit memberi hadiah penalti untuk Vietnam.
Lionel Tan alami nasib sial usai dinilai melakukan pelanggaran di kotak penalti. VAR dipakai untuk penentuan penalti untuk tuan rumah.
Rafaelson yang ditunjuk sebagai eksekutor berhasil menunaikan tugasnya dengan baik. Vietnam unggul 1-0 di paruh pertama pertandingan atau 3-0 secara agregat.
Aneh juga, wasit sempat angkat kartu merah untuk Lionel Tan lalu dianulir VAR. Tan akhirnya hanya diganjar kartu kuning dan penalti jalan terus.
Kemudian, Vietnam semakin menjauh usai menambah keunggulan di babak kedua, tepatnya pada menit ke-63, lewat aksi pemain naturalisasinya.
Gol itu sekaligus membuat pemain dengan nama Vietnam, Nguyen Xuan Son, bertengger di puncak top skor sementara Piala AFF ata ASEAN Cup 2024.
Tim tamu sempat memperkecil kedudukan lewat pemain naturalisasi asal Jepang, Kyoga Nakamura di menit ke-74.
Namun gawang The Lions kembali terbobol di menit ke-90+3 kembali lewat eksekusi penalti yang kali ini diambil Nguyen Tien Linh.
Skor 3-1 menutup pertandingan leg kedua semifinal. Vietnam lolos ke final dengan agregat 5-1. Laga ini pun dinilai penuh kontroversi.
Namun, pelatih Vietnam, Kim Sang-sik tak peduli dengan kontroversi di laga ini. Menurut Kim, kesuksesan melaju ke final merupakan awal dari era baru tim besutannya.
"Saya sangat senang telah mencapai tujuan awal saya untuk mencapai final turnamen. Terima kasih penggemar telah mendukung kami," ujar Kim usai pertandingan.
"Seluruh tim telah melalui 6 pertandingan dan para pemain telah melakukan yang terbaik, mengikuti taktik saya," sambungnya.
Dia menilai para penggawa asuhannya sudah menumpahkan darah dan air mata, namun ini baru pencapaian awal. "Ini baru permulaan bagi tim Vietnam," katanya.
Tak sampai di situ, pelatih asal Korea Selatan ini juga sesumbar terhadap lawan di partai final nanti.
Ia tak peduli siapa yang bakal melaju ke final, yang ia pedulikan hanyalah skuadnya bisa menang dan keluar sebagai juara.
"Saya tidak peduli lawannya Thailand atau Filipina di final, semua orang bisa menang besok. Kami sudah menganalisis dan mempersiapkan pertandingan," tukasnya.
Lanjut Kim, pihaknya sudah menganalisis dan mempersiapkan pertandingan. "Para pemain akan berlatih untuk membuktikan kekuatannya dan bertekad untuk memenangkan kejuaraan," tutup dia.