Nasional

Dosen Purnabhakti IPDN Soroti Potensi Besar SDM NTT: Anak-anak di Timur Butuh Kesempatan, Bukan Belas Kasihan

Oleh : Rikard Djegadut - Kamis, 24/04/2025 11:22 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID – Dalam momentum peringatan Hari Buku Sedunia yang diwarnai dengan kegiatan donasi buku untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Asri Hadi selaku Dewan Penasihat Yayasan Cipta Insan Bhakti (YCIB), menekankan pentingnya perhatian berkelanjutan terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM) di wilayah-wilayah 3T, khususnya NTT yang selama ini masih sering dipandang sebelah mata.

Dosen senioir Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) ini menegaskan bahwa NTT bukan daerah yang tertinggal secara potensi, melainkan wilayah yang terlalu lama ditinggalkan oleh perhatian pusat.

“Kita sering menyebut NTT sebagai daerah 3T, tapi jangan lupa—Tertinggal bukan karena mereka tidak mampu, tapi karena mereka belum diberi ruang yang sama,” ujar Penerima Penghargaan Satyalacana Dwidya Sistha dan Dosen di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut atau SESKO AL ini dalam pernyataannya.

Menurutnya, anak-anak dan generasi muda di NTT memiliki kekuatan karakter, semangat juang, dan ketahanan hidup yang sangat luar biasa. Namun semua itu perlu ditopang oleh akses pendidikan yang merata dan dukungan nyata dalam bentuk program-program literasi, pelatihan, serta pembinaan karakter.

“Saya melihat sendiri, bagaimana anak-anak muda di NTT punya semangat belajar yang tinggi. Mereka hanya butuh jembatan, bukan belas kasihan. Dan salah satu jembatan terbaik itu adalah buku,” ungkap Asri Hadi.

Ia menambahkan bahwa SDM NTT sesungguhnya memiliki potensi besar untuk menjadi bagian dari solusi masa depan bangsa, baik di bidang pertahanan, pemerintahan, kewirausahaan, hingga kepemimpinan.

“Kita hanya perlu memastikan bahwa mereka diberi hak yang sama untuk mengakses ilmu pengetahuan. Jangan biarkan jarak geografis menjadi penghalang bagi lahirnya pemimpin-pemimpin hebat dari Timur Indonesia,” imbuhnya.

Drs. Asri Hadi juga mengajak lebih banyak pihak—baik pemerintah, sektor swasta, maupun masyarakat sipil—untuk memandang NTT bukan sebagai objek bantuan, melainkan mitra dalam membangun Indonesia secara menyeluruh.

“Kita tidak sedang menolong, kita sedang membangun bersama. Literasi adalah bentuk investasi sosial paling strategis yang bisa kita berikan kepada generasi muda NTT,” tegasnya.

Selama ini, Asri Hadi telah menggunkan jaringan yang dimiliki untuk menyumbangkan buku bacaan layak pakai melalui Yayasan Cipta Insan Bakti (YCIB), yayasan yang dikelolah oleh anak-anak muda NTT di Jakarta untuk selanjutnya disalurkan ke NTT.

Ini merupakan cara dia merawat NKRI yang menurutnya harus melampaui cara-cara konvensional dengan tidak hanya membatasi diri pada pendekatan-pendekatan lama yang cenderung eksklusif. Dia terus mendorong kaum muda agar menjadi garda terdepan menjaga keutuhan NKRI.

“YCIB ini harus menjadi katalisator dan fasilitator untuk menjembatani semua keinginan dan cita-cita positif membangun NTT. Kalian harus bisa mengarahkan serta mengakomodasi gerakan-gerakan inovatif dalam rangka membangun NTT,” pesan Asri Hadi kepada YCIB.

Sebagai Dewan Penasihat YCIB, ia menyatakan komitmennya untuk terus mendorong yayasan agar mengembangkan program literasi dan pendidikan secara inklusif dan berkesinambungan.

Ia juga menyambut kolaborasi YCIB dengan organisasi kepemudaan Taruna Emas Generasi Bangsa (TEGAS) sebagai langkah strategis untuk memperluas dampak sosial ke berbagai wilayah timur Indonesia.

"Saya siap bergabung bersama TEGAS untuk memperkuat dan bersama-sama teman-teman yang sepemikiran, visi dan misi mendukung kegiataan-kegiatan kemanusian," kata Asri Hadi.

Untuk diketahui, Dalam rangka memperingati Hari Buku Sedunia, organisasi sosial kemasyarakatan Taruna Emas Generasi Bangsa (TEGAS) berkolaborasi dengan Yayasan Cipta Insan Bhakti (YCIB) menyelenggarakan kegiatan penggalangan buku bacaan untuk disumbangkan ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kegiatan ini digelar sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap pemerataan akses literasi, terutama bagi anak-anak dan pelajar di daerah yang masih tergolong 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).

Hadir dalam acara ini Komjen Pol (Purn.) Dharma Pongrekun selaku Dewan Pembina TEGAS, Ketua Umum TEGAS, Dr. (c) MM. Ardy Mbalembout, S.H., M.H., perwakilan pengurus YCIB, Laurensius Januarius serta sejumlah pengurus TEGAS.

Pada kesempatan tersebut, Dewan Pembina TEGAS, Komjen Pol (Purn.) Dharma Pongrekun juga turut menyumbangkan sejumlah exampler buku karyanya berjudul "Indonesia Dalam Rekayasa Kehidupan". Buku tersebut menjadi refleksi pemikiran kritis terhadap dinamika sosial dan kebangsaan, yang diharapkan dapat menjadi bahan literasi inspiratif bagi generasi muda, khususnya Gen Z dan Alfa.

Penyerahan simbolis donasi buku tersebut dilakukan langsung oleh Ketua Umum TEGAS, Dr. (c) MM. Ardy Mbalembout, S.H., M.H yang didampingi langsung oleh Komjen Pol (Purn.) Dharma Pongrekun bersama sejumlah pengurus TEGAS yang hadir kepada perwakilan pengurus YCIB, Laurensius Januarius.

Buku-buku yang dikumpulkan, selanjutnya akan dikirim ke sejumlha komunitas dan taman bacaan serta perpustakaan sekolah di wilayah Nusa Tenggara Timur, salah satunya adalah komunitas baca Taruna Akademia, sebuah lembaga bimbingan belajar dan pelatihan untuk persiapan seleksi masuk TNI / Polri dan Sekolah Kedinasan.

Di sela-sela acara tersebut, Komjen Pol (Purn.) Dharma Pongrekun menyampaikan di era disrupsi informasi, literasi bukan sekadar kemampuan membaca, tapi pertahanan terdepan dalam menjaga akal sehat, nilai kebangsaan, dan kedaulatan berpikir.

"Literasi adalah pondasi utama membangun peradaban. Bangsa yang lemah dalam membaca, akan tertinggal dalam berpikir dan bertindak. Buku adalah pintu masuk menuju kemerdekaan berpikir. Dalam era informasi seperti sekarang, literasi bukan hanya soal membaca, tapi tentang memahami dunia. Donasi ini bukan sekadar memberikan buku, tetapi memberi kesempatan generasi muda untuk memerdekakan pikirannya,” tambahnya.

Senada, Ketua Umum TEGAS, Dr. (c) MM. Ardy Mbalembout menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata dari misi TEGAS untuk turut serta mencerdaskan bangsa. Literasi adalah fondasi utama dalam membangun generasi emas Indonesia.

“Kami percaya bahwa perubahan besar dimulai dari satu halaman yang dibaca. Lewat akses pada bacaan yang bermutu, kami ingin mendorong generasi muda untuk tumbuh dengan pemikiran terbuka dan semangat berkarya. Melalui kegiatan ini, kita harap cahaya ilmu bisa menjangkau lebih luas, hingga ke pelosok negeri,” ujarnya.*

Artikel Lainnya