Nasional

Apresiasi Warnai Upaya Negosiasi Indonesia Sebagai Respons yang Cepat, Komprehensif, dan Tetap Pertahankan Kepentingan Nasional

Oleh : Rikard Djegadut - Selasa, 29/04/2025 20:03 WIB


Jakarta, INDONEWS.ID - Usai selama lebih dari sepekan tim delegasi Indonesia yg diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertandang ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan negosiasi atas kebijakan tarif resiprokal AS, pada Senin (28/04), Menko Airlangga menyampaikan laporan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait perkembangan dan hasil signifikan yang diperoleh delegasi Indonesia dalam pertemuan dengan sejumlah pihak AS.

Sejumlah pertemuan berhasil mewarnai perjalanan negosiasi delegasi Indonesia, mulai dari pertemuan dengan pejabat tinggi AS yakni US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Treasury, dan Director of National Economic Council, serta beberapa perwakilan negara lain seperti Minister for Trade and Tourism Australia dan Minister of Trade, Industry, and Energy Korea Selatan. Untuk kian menyempurnakan keterlibatan berbagai kalangan dalam proses perundingan, delegasi Indonesia juga melakukan pertemuan dengan pelaku usaha AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, USINDO, Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.

“Selama di Amerika Serikat, tim delegasi Indonesia ini terus bekerja dengan menjumpai berbagai stakeholders, baik itu dari Pemerintah, asosiasi, maupun pelaku usaha. Dengan keterlibatan seluruh pihak tersebut, maka hasil dari perundingan ini dapat komprehensif,” ungkap Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.

Dapatkan Kesempatan Pertama

Indonesia menjadi salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington DC untuk melakukan negosiasi dengan Pemerintah AS. Kesempatan strategis tersebut mampu diperoleh Indonesia berkat posisinya dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC. Kontribusi penting tersebut telah mendorong Indonesia untuk memperoleh peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor, seperti investasi dan perdagangan terhadap komoditas unggulan antar kedua negara.

Kedepankan Kepentingan Nasional Dalam Negosiasi

Dalam proses perundingan dan negosiasi, tim delegasi Indonesia terus mengedepankan kepentingan nasional dengan tetap mendorong penguatan hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Penawaran yang disampaikan kepada Pemerintah AS juga dirancang untuk mencapai perdagangan yang adil dan berimbang (fair and square trade). Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto agar Indonesia dapat membangun ekonomi dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri.

Penawaran yang disampaikan diantaranya menyeimbangkan neraca perdagangan barang Indonesia-AS senilai USD19,5 miliar, rencana investasi strategis Indonesia di AS seperti perusahaan Indorama yang akan melakukan investasi sebesar USD2 miliar di Lousiana untuk sektor blue ammonia, penyelesaian isu hambatan tarif dan non-tarif, serta peningkatan investasi kedua negara melalui penawaran investasi di Kawasan Ekonomi Khusus dan pemberian insentif dan fasilitas bagi perusahaan AS dan Indonesia.

Respons Positif Pihak Amerika Serikat

Beragam respons positif dari pihak USTR dan Secretary of Commerce memberikan sinyal baik dari upaya negosiasi yang dilakukan delegasi Indonesia. Selain memiliki early mover advantage dalam negosiasi dan dapat menjadi salah satu referensi  bagi AS, Indonesia juga dipandang sebagai negara yang mudah dalam diajak berdialog dan membuka peluang negosiasi yang damai.

Lebih rinci, US Secretary of Treasury Scott Bessent juga menyampaikan apresiasi atas respons cepat yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia segera setelah keluarnya pengumuman kebijakan tarif resiprokal. Secretary Bessent juga terkesan dengan surat negosiasi yang disampaikan oleh Menko Airlangga, dan berpandangan bahwa upaya tersebut menjadi awal yang baik untuk menjaga hubungan bilateral antarkedua negara.

Berkat upaya negosiasi tersebut, Pemerintah AS menindaklanjuti dengan menugaskan USTR sebagai ketua negosiator dalam perundingan dengan Indonesia untuk melakukan pertemuan di tingkat teknis. Untuk menandai langkah awal dan landasan bagi kelanjutan pembahasan di tingkat teknis tersebut, Pemerintah Indonesia dan pihak USTR telah melakukan penandatanganan Non-Disclosure Agreement (NDA) terkait Bilateral Agreement on Reciprocal Trade, Investment, and Economic Security.

Tindak Lanjut Negosiasi

Respons cepat kembali ditunjukkan delegasi Indonesia dengan membentuk beberapa satuan penugasan melalui penerbitan Keputusan Presiden tentang Satuan Tugas Perundingan Perdagangan, Investasi, dan Keamanan Ekonomi antara RI-AS untuk menjalankan perundingan di level teknis dan pembahasan isu – isu teknis dengan AS, Keputusan Presiden tentang Satuan Tugas Peningkatan Iklim Investasi dan Percepatan Perizinan Berusaha, serta Keputusan Presiden tentang Satuan Tugas Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi PHK.

Selanjutnya, negosiasi akan dilanjutkan untuk menyepakati format, mekanisme dan jadwal dengan target waktu 60 hari dimana lebih awal dari tenggat waktu penundaan kebijakan tarif 90 hari. Selain itu, pembahasan teknis secara detail dan pembahasan draft awal perjanjian juga dilakukan dengan target dalam dua minggu.

”Sebelumnya Menko Airlangga juga sudah menghimbau bahwa seluruh pelaku ekonomi harus bersiap-siap dan juga perlu mencari alternatif pasar baru untuk menciptakan peluang baru karena persaingan makin ketat. Competitiveness juga harus didorong, daya saing juga harus diperkuat,” pungkas Juru Bicara Haryo. 

Artikel Lainnya