
Jakarta, INDONEWS.ID - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, pada Jumat (27/6/2025). Hal ini disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Malaysia, Wisma Putra, dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (26/6).
Menurut informasi yang diperoleh Republika.co.id, Presiden Prabowo akan menjamu PM Anwar Ibrahim di Istana Merdeka pada Jumat siang waktu Indonesia bagian barat (WIB).
"Lawatan ini merupakan sebagian dari komitmen kedua negara untuk menguatkan hubungan bilateral yang erat dan telah lama terjalin, khususnya di tingkat pemimpin tertinggi negara," tulis Wisma Putra.
Dalam lawatannya ke Tanah Air, PM Anwar turut didampingi sejumlah menteri kabinet, di antaranya Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan, Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Tengku Zafrul Aziz, Menteri Pendidikan Tinggi Zambry Abdul Kadir, Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil, serta Menteri Perkebunan dan Komoditas Johari Abdul Ghani.
Wisma Putra menyebut bahwa kunjungan Anwar kali ini merupakan bentuk balasan atas sejumlah kunjungan Presiden Prabowo ke Kuala Lumpur sebelumnya. Diketahui, Presiden Prabowo menghadiri beberapa agenda penting di ibu kota Malaysia, termasuk KTT ASEAN ke-46, KTT ASEAN-GCC ke-2, dan KTT ASEAN-GCC-China pertama.
Dalam pertemuan bilateral yang berlangsung di Jakarta, kedua pemimpin negara akan membahas penguatan hubungan bilateral, menindaklanjuti hasil-hasil pembicaraan di forum ASEAN sebelumnya, serta bertukar pandangan mengenai dinamika kawasan dan isu-isu global yang menjadi perhatian bersama.
"Lawatan ini juga merupakan bagian dari persiapan untuk Pertemuan Tahunan ke-13 Indonesia-Malaysia yang dijadwalkan berlangsung tahun ini," lanjut pernyataan Wisma Putra.
Di bidang ekonomi, hubungan Indonesia dan Malaysia juga terus menunjukkan penguatan. Sepanjang 2024, Indonesia tercatat sebagai mitra dagang terbesar ke-6 Malaysia secara global dan peringkat ke-2 di kawasan Asia Tenggara. Nilai perdagangan bilateral kedua negara pada 2024 mencapai 25,5 miliar dolar AS, naik sebesar 4,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 24,39 miliar dolar AS.
Kunjungan kenegaraan ini diharapkan semakin mempererat hubungan strategis antara dua negara bertetangga, sekaligus memperkuat peran bersama dalam menjaga stabilitas dan kerja sama kawasan Asia Tenggara.