Sosial Budaya

Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Resmi Dibuka di Solo

Oleh : very - Jum'at, 25/08/2017 14:40 WIB

Pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci persembahan dalang Ki Warseno Slenk di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (24/8) malam. (Foto: Kemendagri.go.id)

Surakarta, INDONEWS.ID – Kota Surakarta  menggelar pekan Kerja Nyata Revolusi Mental Indonesia dari 25 sampai 27 Agustus 2017. Rangkaian acara ini dibuka dengan pagelaran wayang kulit dengan lakon Begawan Bimo Suci persembahan dalang Ki Warseno Slenk di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (24/8) malam.

Hadir dalam pegelaran ini Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo dampingi  Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Soedarmo, Staf Khusus Mendagri Bidang Hukum dan Kesatuan Bangsa, Didik Suprayitno dan Walikota Surakarta, Hadi Rudyatmo.

Dalam sambutannya, Soedarmo mengatakan pekan kerja nyata revolusi mental ini baru pertama kali digelar dan dilaksanakan di Kota Surakarta. Di samping dalam rangka mengembangkan dan melestarikan kesenian dan budaya khususnya wayang, acara ini juga merupakan bagian dari implementasi pelaksanaan revolusi mental.

“Bagaimana kita bisa menggembleng menjadi manusia yang memiliki hati bersih, memiliki kemauan dan keinginan seperti elang rajawali, harapan seluruh masyarakat yang memiliki karakter bangsa,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers Puspen Kemendagri.

Soedarmo menyebut sejak era reformasi tahun 1998 kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara mengalami degradasi atau penurunan dalam berbagai aspek kehidupan.

“Jadi pada kegiatan malam ini adalah awal dari kegiatan Pekan Kerja Nyata Revolusi Mental. Mudah-mudahan bisa meningkatkan pemahaman dan kesadaran dari berbagai elemen bangsa,” bebernya.

Harapan besar perlu terus ditingkatkan agar negara Indonesia ke depan mampu bersaing dengan negara-negara lain di era globalisasi yang banyak berpengaruh terhadap berbagai kehidupan masyarakat.

“Dulu kita terkenal masyarakat yang memiliki rasa sopan santun, murah senyum, memiliki sikap penghormatan yang tinggi dari yang muda ke yang tua, memiliki jiwa kegotongroyongan sekarang sudah mulai berkurang,” tegasnya.

Acara ini diharapkan bisa menggugah dan mengembalikan perilaku positif yang ada di tengah masyarakat Indonesia.

“Revolusi mental ini merupakan implementasi dalam kehidupan bermasyarakat,  berbangsa dan bernegara yang di dalamnya ada integritas, nilai etos kerja dan gotong royong dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa,” pungkasnya. (Very)

TAGS :

Artikel Terkait