INDONEWS.ID

  • Jum'at, 02/02/2018 17:15 WIB
  • Fahira Idris Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Ulama

  • Oleh :
    • hendro
Fahira Idris Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Penganiayaan Ulama
Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Fahira Idris

Jakarta, INDONEWS.ID –  Adanya peristiwa penganiayaan yang dialami dua ulama di Jawa Barat dalam waktu sepekan hingga salah seorang di antaranya meninggal dunia, membuat prihatin Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, yang membidangi keagamaan Fahira Idris meminta pihak kepolisian mengusut kasus tersebut hingga tuntas.

Baca juga : Kompolnas Pudji Hartanto: Atase Kepolisian Masih Bekerja dengan Model Manajemen "Tukang Bakso"

"Saya minta polisi mengusut kedua kasus kriminal ini hingga tuntas," kata Fahira Idris, Jumat (2/2/2018).

Menurut Fahira, walaupun kedua orang penganiaya ini diduga sakit jiwa namun proses hukum harus tetap berjalan terlebih sudah jatuh korban nyawa.

Baca juga : Lawatan ke PLBN Motaain, Kepala BNN: Perkuat Pengelolaan PLBN dalam Memerangi Narkoba

"Memang jika melihat motif yang hampir sama bahkan pelakunya dua-duanya diduga sakit jiwa atau gila, kita patut waspada, namun tetap harus tenang dan jernih melihat fenomena ini," tambahnya.

Lebih Fahira meminta aparat keamanan menjaga kondusifitas Jawa Barat menjelang Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 mendatang. Sebab, peristiwa-peristiwa penganiayaan yang menimpa ulama dan ustaz harus dipandang luas dan dari berbagai sudut pandang. Sehingga tidak mudah menyimpulkan kejadian-kejadian ini hanya peristiwa kriminal biasa.

Baca juga : Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat

Seperti diketahui sebelumnya, peristiwa terakhir meninggalkan duka mendalam karena Ustadz Prawoto meninggal dunia akibat penganiayaan seorang pria pada Kamis (1/2). Sebelumnya Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Emon Umar Basyri, pada Sabtu (27/1).

Fahira juga berharap pihak kepolisian melihat fenomena ini sebagai hal yang serius. Kemudian mereka harus segera memetakan persoalan serta mencari solusinya agar para ulama dan ustaz bisa beraktivitas dengan tenang.

Dia meminta aparat keamanan menjaga kondusifitas Jawa Barat menjelang Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 mendatang. Lanjut Fahira, peristiwa-peristiwa penganiayaan yang menimpa ulama dan ustaz harus dipandang luas dan dari berbagai sudut pandang. Sehingga tidak mudah menyimpulkan kejadian-kejadian ini hanya peristiwa kriminal biasa.

"Peristiwa sekecil apapun menjelang pilkada serentak ini, apalagi yang berpotensi memancing kemarahan warga, patut dicurigai dan harus diusut tuntas. Saya berharap polisi bergerak cepat mengusut tuntas kedua peristiwa ini," tutup Fahira. (hdr)

 

Artikel Terkait
Kompolnas Pudji Hartanto: Atase Kepolisian Masih Bekerja dengan Model Manajemen "Tukang Bakso"
Lawatan ke PLBN Motaain, Kepala BNN: Perkuat Pengelolaan PLBN dalam Memerangi Narkoba
Serius Maju Pilgub NTT 2024, Ardy Mbalembout Resmi Mendaftar di DPD Demokrat
Artikel Terkini
Direktur Indo Barometer M Qodari dan Demokrat Tanggapi Gugatan Uji Materi Dr Audrey Agar Pelantikan Prabowo Dipercepat
Mungkinkan Pelantikan Presiden dan Wapres Terpilih Bisa Dipercepat? Simak Penjelasannya!
WWF ke-10 di Bali, Deklarasi Menteri Resmi Diadopsi 133 Negara dan Organisasi Internasional
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Maybrat Lakukan Study Tour ke Minahasa Tenggara
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas