INDONEWS.ID

  • Kamis, 15/02/2018 13:08 WIB
  • Di Kongres HMI, Jonan: Generasi Muda Harus Berpikiran Global

  • Oleh :
    • very
Di Kongres HMI, Jonan: Generasi Muda Harus Berpikiran Global
Menteri ESDM Ignasius Jonan. (Foto: Ist)

Ambon, INDONEWS.ID - Usai kunjungan kerja di Provinsi Papua Barat Selasa (13/2), pada Rabu (14/2), Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan melanjutkan kunjungan kerja ke Provinsi Maluku untuk menyampaikan Kuliah Umum pada Kongres Himpunan Mahasiswa Islam ke-30.

Dalam paparannya, Jonan menyampaikan raihan strategis Kementerian ESDM, energi berkeadilan, kemajuan teknologi hingga kebhinekaan.

Baca juga : Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan

Jonan mengungkapkan bahwa hingga 31 Desember 2017, rasio elektrifikasi Nasional sudah mencapai 95,35%. Artinya, 95,35% rumah tangga Indonesia saat ini telah mendapatkan layanan penerangan listrik. Dengan demikian, sekitar 4,65% atau sekitar 12 juta rumah tangga Indonesia belum menikmati layanan kelistrikan. Untuk itu Pemerintah berkomitmen melistriki seluruhnya pada tahun 2019.

"Arahan Bapak Presiden, sampai 2019, harus bisa dicapai layanan kelistrikan secara penuh. Kalau kita mampu, jangan minta subsidi. Supaya uang subsidi bisa digunakan untuk pembangunan jaringan kelistrikan bagi saudara-saudara kita yang belum menikmati kelistrikan," jelas Jonan seperti dikutip dari siaran pers Kementerian ESDM.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro

Di samping itu, setidaknya terdapat 2.500 desa yang tidak ada listrik sama sekali. Untuk itu, pemerintah berusaha sekuat tenaga menerangi wilayah-wilayah tersebut.

Sebagai program pra-elektrifikasi, Pemerintah memiliki program pemberian Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE). Wilayah yang tidak terakses listrik tersebar mulai dari Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT sampai ke Sumatera. LTSHE diberikan secara cuma-cuma oleh Pemerintah agar masyarakat dapat menikmati penerangan tanpa harus membayar.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat

"Ini (LTSHE) gratis supaya rakyat yang menerima ini tidak bayar (untuk) penerangan. Ini yang penting. Anda sebagai generasi muda harus punya empati, memperjuangkan itu tidak boleh dasarnya politik, memperjuangkan itu dasarnya kepentingan rakyat," tegas Jonan.

Jonan juga menjelaskan, Pemerintah terus meningkatkan pembangkit yang bersumber dari energi yang ramah lingkungan. "Untuk ketenagalistrikan kita pakai geothermal (panas bumi), tenaga angin, air, matahari sampah. Pemerintah juga menggalakkan kendaraan listrik. Sebentar lagi Peraturan Presidennya selesai," urainya. 

Dengan menggunakan kendaraan listrik, kata Jonan, biaya menjadi lebih murah jika dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM). Pengisian daya selama 3 jam dapat digunakan untuk perjalanan sekitar 60 kilo meter. Jika 1 kilo watt hour (kWh) yang sebesar Rp1.467 di kali 3 (jam), maka jumlah biaya yang dibutuhkan kendaraan listrik adalah sekitar Rp4.400 atau lebih murah Rp2.000 dari BBM jenis premium. Penggunaan motor listrik juga dapat mengurangi impor minyak.

Sektor energi, jelas Jonan, merupakan sektor global, tidak ada satu pihak yang mampu mengendalikan harga energi. Untuk itu, budaya hemat energi menjadi kunci.

"Tidak ada yang bisa mendikte harga energi di dunia, tidak ada. Tidak peduli siapapun juga. Kita harus bisa menggunakan energi dengan bijaksana, dengan hemat. Di Papua, menggunakan BBM itu dihemat sekali, kita yang tinggal di kota besar yang (mendapatkan) BBM dengan mudah tolong juga dihemat. Ini penting," tandasnya.

Jonan mencontohkan bahwa saat ini Amerika Serikat menjadi produsen minyak terbesar di dunia karena kemajuan teknologi. Dengan produksi saat ini yang sebesar 12 juta barel per hari (bph), Amerika mengungguli Arab Saudi dan Rusia yang produksinya sekitar 9,5 juta bph.

"Jadi sekarang itu produsen minyak terbesar Amerika Serikat, kenapa? Karena teknologi. Dulu minyaknya tidak ditemukan, karena teknologi makin maju, Amerika bisa menemukan cadangan minyak. Ini penting," ungkap Jonan.

Sebaliknya, Jonan juga mencontohkan Venezuela, negara dengan cadangan minyak terbukti terbesar di dunia, namun menutup diri dari dunia luar dan akhirnya menjadi negara bangkrut.

Oleh karena itu, Jonan berpesan kepada peserta kongres untuk memiliki wawasan global agar tidak tertinggal dari negara-negara lain di dunia.

"Generasi muda harus berpikiran global. Harus. Kalau tidak, kita ketinggalan," tegas Jonan.

Penegasan itu diungkapkan mengingat cepatnya perkembangan teknologi yang terjadi saat ini dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

"Ke depan itu adalah segera. Satu, kendaraan listrik. Kedua, pembangkit listrik dari energi baru terbarukan dan ketiga adalah online system," imbuhnya.

"HMI ke depan wajib mengikuti zaman, yang kedua wajib mempertahankan kebhinekaan Indonesia, dari Sabang Sampai Merauke," pungkas Jonan. (Very)

 

Artikel Terkait
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Artikel Terkini
Gelar Rapat Koordinasi Nasional, Pemerintah Lanjutkan Rencana Aksi Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Pj Bupati Maybrat Diterima Asisten Deputi Bidang Pengembangan Kapasitas SDM Usaha Mikro
Pj Bupati Maybrat Temui Tiga Jenderal Bintang 3 di Kemenhan, Bahas Ketahanan Pangan dan Keamanan Kabupaten Maybrat
Mengenal Lebih Jauh Ayush Systems of Medicine India dan Perannya di WHO
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas