INDONEWS.ID

  • Minggu, 18/02/2018 13:27 WIB
  • Kiki Syahnakri: Ada Gejala Politik Identitas Kembali Muncul

  • Oleh :
    • very
Kiki Syahnakri: Ada Gejala Politik Identitas Kembali Muncul
Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD), Kiki Syahnakri. (Foto: Tribunnews.com)

Jayapura, INDONEWS.ID - Semua pihak mengharapkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018 dan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 bersih dari isu SARA dan isu-isu lainnya yang berujung pada konflik horizontal.

Ketua Yayasan Jati Diri Bangsa, Kiki Syahnarki mengatakan menjelang Pilkada serentak 2018 disinyalir masih ada kelompok-kelompok yang menggunakan segala cara, termasuk politik identitas untuk meraih kemenangan.

Baca juga : Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang

"Sekarang sudah ada gejalanya bahwa politik identitas akan diulang dalam Pilkada serentak yang akan datang. Sudah ada gejala, sekarang mereka mencari-cari alasan untuk itu," ungkap Kiki Syahnarki dalam Seminar Nasional dengan tema Peran Umat Katolik Dalan Pembangunan Politik di Tanah Papua.

Acara ini digawangi oleh Komisi Kemasukan Awam (Kerawam) Keuskupan Regio Papua 2018 di Auditorium Universitas Cendrawasih, Jayapura Jumat (16/2/2018).

Baca juga : Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua

Menurut Kiki, penggunaan politik identitas sangat kental dilakukan oleh kelompok tertentu pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka menggunakan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama atau Ahok sebagai pintu masuknya.

Kiki mengatakan, salah satu cara yang digunakan kelompok tertentu untuk kembali menggunakan politik identitas di sejumlah daerah yang akan melaksanakan Pilkada serentak 2018 yakni dengan mengadu domba masyarakat.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Terima Kedatangan Rombongan dari Balai Prasarana Pemukiman Kementerian PUPR

"Kalau di Pilkada DKI, yang diangkat adalah penistaan agama. Sekarang sedang dicari-cari alasan seperti itu," tegas Kiki Syahnarki seperti dikutip Tribunnews.com.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) itu menuturkan apa yang terjadi dalam Pilkada DKI itu adalah buah sinergisme dari gerakan populisme dengan politik identitas. Di dalam Pilkada serentak 2018, cara yang sama diduga tengah diupayakan kembali.

"Buktinya beberapa waktu lalu di Cicalengka ada satu ustad dibunuh, kemudian terjadi lagi di cimahi, di Garut. Terakhir Gereja Lidwina Yogya diserang. Jadi sedang dicari-cari alasan untuk itu," jelasnya.

Untuk meredam aksi politik identitas, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) ini menyarankan seluruh lapisan masyarakat agar tidak menanggapi secara berlebihan terutama melalui media sosial, sebuah isu yang justru akan semakin liar dan tidak terkendali. (Very)

 

Artikel Terkait
Wakil Ketua MPR, Ahmad Basarah Kecam Pelarangan Ibadah di Tangerang
Kemendagri Dorong Percepatan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pemerintahan di 4 DOB Papua
Pj Bupati Maybrat Terima Kedatangan Rombongan dari Balai Prasarana Pemukiman Kementerian PUPR
Artikel Terkini
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas