INDONEWS.ID

  • Senin, 02/04/2018 20:02 WIB
  • Pushidrosal Mata Laut Indonesia yang Mendunia

  • Oleh :
    • luska
Pushidrosal Mata Laut Indonesia yang Mendunia
Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Harjo Susmoro

Jakarta, INDONEWS.ID - Laut Indonesia membentang luas dari Sabang hingga Merauke. Laut Indonesia merupakan wilayah strategis untuk berbagai bentuk pelayaran seperti pelayaran dagang, rekreasi ataupun transportasi. Oleh karena itu, keamanan terhadap pelayaran tersebut sangat penting. seperti pemetaan setiap sisi laut, kedalaman laut, keadaan dasar maupun permukaan laut yang setiap waktu terkadang suka berubah, dan disinilah peran lembaga atau instansi yang mennguasai hal kelautan sangat diperlukan untuk terus memantau atau menjadikan mata laut bagi kita semua teruama dalam dunia pelayaran.

Indonesia telah memiliki mata laut bagi bangsa yang selalu memberikan penjelasan dan selalu memantau situasi keadaan laut untuk menuntun kelancaran pelayaran, yaitu Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut atau disingkat Pushidrosal. Peran Pushidrosal ini sangat penting dan nyata ketika terjadinya sejumlah kecelakaan pesawat udara yang jatuh ke laut dan terbaliknya sejumlah kapal laut bahkan yang baru baru ini terjadi dan sempat menyita perhatian yaitu tenggelamnya Kapal sinar Bangun di Danau Toba. Peran Pushidrosal sangatlah terlihat ketika pihak terkait ingin mengetahui dimana letak bangkai kapal tersebut berada serta berapa kedalaman Danau Toba dan lainya.

Baca juga : Lebih Tinggi Dibanding Kementerian/Lembaga Lain, Menteri PANRB Apresiasi Penguatan Reformasi Birokrasi BIN

Berkat kecanggihan serta peran Pushiodroal inilah kemudian keberadaan kapal dan kedalalam Danau Toba dapat terungkap jelas. Bukan itu saja Tim Pushidrosal juga dapat mendeteksi keberadaan Kapal selam dari dasar laut yang paling dalam. Dimana salah satu unsur Pushidrosal, yaitu KRI Spica-934 berhasil mendeteksi keberadaan kapal selam yang mengalami kedaruratan, tidak bisa muncul ke permukaan sehingga harus duduk di dasar laut perairan Situbondo.

Setelah mengetahui posisi kapal selam tersebut, berbagai unsur yang terlibat kemudian melakukan pendeteksian bawah air dengan berbagai peralatan yang dimiliki. salah satunya adalah Peranan Kapal Bantu Hidro-oseanografi (BHO) KRI Spica-934, dimana sebagai pendukung dalam operasi penyelamatan dengan memberikan data hasil pencarian, pendeteksian dan identifikasi secara akurat.

Baca juga : Siti Zuhro: Lembagakan Hak Angket Agar Ada Pertanggungjawaban Pemilu, Bukan dengan Kerusuhan

Dengan peralatan canggih yang dimilikinya, KRI Spica-934 dengan alat deteksi High Precisision Acoustic positioning (HIPAP 501) dan dibantu Under Water Telephone (UWT) KRI SIM 367 berusaha melakukan pencarian posisi KRI Nanggala-402 yang berada di dasar laut sekaligus menjalin komunikasi dalam serial latihan komunikasi (Comex).

Setelah beberapa saat, KRI Spica-934 bergerak untuk melakukan lokalisir dengan penyapuan dengan menggunakan MultiBeam Echosounder EM 2040. Teknik yang digunakan yaitu melaksanakan penyapuan dengan menyalakan Water Column (WCL) dan menggunakan frekuensi tinggi serta lebar sapuan yang terbaik. Dari hasil pelaksanaan tersebut didapatkan posisi KRI Nanggala-402 yang sedang duduk dasar pada kedalaman 42 meter. Segera setelah mendapatkan posisi tersebut, tim dari KRI Pulau Rengat 711 dan KRI SIM serta dibantu KRI Spica-934 melaksanakan sterilisasi dan pengamanan di sekitaran area tersebut dengan dibantu oleh Heli Panther HS-4027 dan pesud CN - 235 P8301.

Baca juga : Pengamat: Pemerintah Perlu Bangun Lembaga Khusus Pengembangan Vokasi

Pushidrosal Luncurkan Data Kelautan yang Menjadi Rujukan Nasional

Untuk menjadi mata laut di perairan Indonesia, Pushidrosal telah meluncurkan data kelautan yang terkait kewilayahan yang merupakan salah satu wujud identitas Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, yang menjadi rujukan secara nasional akhirnya diluncurkan.

Data Kewilayahan yang menjadi Rujukan Nasional ini diluncurkan, mengingat sampai saat ini belum ada data rujukan resmi yang dipakai secara nasional. Pushidrosal dan BIG sebagai instansi resmi pemerintah RI yang diberi mandat terkait bidang pemetaan dan informasi geospasial, menggawangi kajian teknis yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kajian teknis menggunakan best vailable data dan juga metode teknis terkini yang disepakati dan dapat dipertanggunjawabkan. Penghitungan panjang garis pantai Indonesia dilakukan menggunakan metode kartografi digital dengan cara mengkompilasi data garis pantai dari berbagai sumber diantaranya Peta Laut Indonesia dan ENC, dibantu dengan pemanfaatan teknologi SIG (Sistem Informasi Geografi) dan datum yang digunakan adalah WGS 1984.

Hasil perhitungan disepakati bahwa Luas Wilayah Kedaulatan, yang terdiri dari perairan pedalaman dan perairan kepulauan seluas 3.110.00 km2, Laut territorial 290.000 km2. Luaa wilayah berdaulat, terdiri dari Zona Tambahan seluas 270.000 km2, Zona Ekonomi Ekslusif 3.000.000 km2, Landas Kontinen seluas 2.800.000 km2. Luas perairan Indonesia 6.400.000 km2, Luas NKRI (darat + Perairan) seluas 8.300.000 km2. Panjang garis pantai 108.000 km.

Jumlah Pulau di Indonesia, sesuai dengan UU no. 6 th 1996 kurang lebih 17.508 pulau, namun demikian hilang akibat kepemilikan yaitu Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan begitu juga Pulau Yako dan Pukau Aturo sehingga junlahnya kurang lebih 17.504. Sampai saat ini Pemerintah Indonesia telah melakukan pembakuan dan submisi ke PBB pada tahun 2017 sejumlah 16.056 pulau.

Proses verivikasi dan pembakuan nama-nama pulau, masih terus berjalan dan menjadi salah satu program prioritas nasional.

Data kewilayahan ini akan didiseminasi nasional untuk dapt dijadikan rujukan nasional. Data ini akan diperbaharui secara berkala dengan mempertimbangkan ketersediaan data, kemajuan teknologi, serta kebutuhan nasional.

Pushidrosal ditetapkan sebagai lembaga hidrografi nasional dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1951 tanggal 31 Maret 1951 (PP RI No. 23/1951) dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 164 tahun 1960 tanggal 14 Juli 1960 (Keppres RI No. 164/1960), mengemban fungsi sebagai Lembaga Hidrografi Militer dan Lembaga Hidrografi Nasional Indonesia, sekaligus sebagai wakil pemerintah di IHO (International Hydrographic Organization).

Banyak arti dan peran Pushidrosal bagi perairan Indonesia dan pelayaran, lalu apa tugas utama dari Pushidrosal dan bagaimana Pushidrosal dibentuk ? 

Tugas utama Pushidrosal adalah membantu Kasal dalam menyelenggarakan pembinaan hidro-oseanografi (hidros), meliputi survei, penelitian, pemetaan laut, publikasi, penerapan lingkungan laut dan keselamatan navigasi pelayaran, baik untuk kepentingan TNI maupun untuk kepentingan umum, dan menyiapkan data dan informasi wilayah pertahanan di laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI Angkatan Laut.

Dalam pelaksanaan tugasnya tersebut Pushidrosal mempunyai fungsi-fungsi, sebagai untuk menjalankan fungsi militer, sebagai penyedia data hidro-oseanografi dalam pembuatan peta militer aspek laut untuk mendukung operasi dan latihan serta pembangunan fasilitas pangkalan;
lalu melaksanakan fungsi pelayanan umum, sebagai penyedia resmi (official) Peta Laut Indonesia dan Publikasi Nautika untuk mendukung keselamatan dan keamanan pelayaran sesuai Konvensi SOLAS tahun 1974 di Wilayah Perairan dan Yurisdiksi Indonesia;
kemudian untuk melaksanakan fungsi penerapan lingkungan laut, sebagai penyedia data hidros untuk mendukung pembangunan nasional bidang maritim; dan menjalankan fungsi diplomasi internasional, sebagai wakil pemerintah Republik Indonesia dibidang hidrografi dan sebagai anggota Tim Teknis Delegasi Republik Indonesia pada diplomasi batas maritim.

Berdirinya Pushidrosal dimulai sejak jaman Belanda Hidros sudah ada, dulu disebut Kantor Hidrografi didirikan oleh angkatan laut Belanda yang bertugas membuat peta laut Indonesia untik kepentingan mereka.

Belakangan aspek sipil mengirim wakilnya untuk jawatan hidrografi sampai Indonesia merdeka dan kemudian diresmikan pada tahun 1951 berubah nama menjadi Jawatan Hidrografi, yang semula dinas pelayaran kemudian digabung berubah bernaung dibawah angkatan laut, semua aset dipelayaran diserahkan kepada angkatan laut.

Hidrografi berbicara mengenai data dan pasti berkaitan dengan angkatan laut, hal ini dilakukan agar mengamankan data kelautan Indonesia untuk kepentingan militer.

Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) Laksamana Muda TNI Dr. Harjo Susmoro mengatakan, sesuai visi akan terus melaksanakan penguatan lembaga hidrografi nasional.

"Kalau dulu seakan-akan terkonvensional pekerjaannya hanya membuat peta laut saja, namun kini Hidrografi menjadi kunci gerbang perekonomian dan ujung tombak pertahanan laut Indonesia," katanya di kantor Pushidrosal, dalam surat elektronik, Senin (2/4/2018).

Menurutnya, tanpa hidrografi negara Indonesia akan hancur, sebab menurut survey data BPS nilai ekspor impor barang di Indonesia per tahunnya mencapai hampir mencapai 300 T "Kalau seandainya pajak diambil 15% maka pemerintah menerima 45 T, melalui laut," papar Harjo. Semua kapal yang mengadakan ekspor impor melalui laut dan faktor yang penting dalam pelayaran kapal dengan tujuan ekspor impor tersebut adalah peta laut agar laut bisa dilewati dengan mudah dan aman .

"Jadi laut itu harus dipetakan, kalau tidak nilai asuransi akan meningkat tinggi karena akan sering terjadi tabrakan kapal dilaut," ungkapnya.

Semua kapal laut besar yang draft nya hampir 25 meter kedalamannya sehingga tidak bisa melihat dasar laut dengan mudah. Saat ini Pushidrosal sudah melakukan peningkatan eksistensi fungsinya di dunia internasional, tadinya hanya sebagai anggota IHO, sejak April tahun 2017 Pushidrosal sudah menjadi anggota dewan IHO.

"Kemudian saya kembangkan lagi Pushidrosal agar memberikan pengaruh di tingkat regional yang tadinya hanya sebagai members di East Asia Hydrographic Commission (EAHC) yang anggotanya adalah China, Korea, Jepang Kambodia, Vietnam, Malaysia, Brunei, Filiphina, Thailand dan Singapore," tuturnya.

Indonesia juga sudah menjadi member di North Indian Ocean Hydrographic Commission (NIOHC) di wilayah Samudera Hindia, anggotanya semua negara yang ada di wilayah Samudra Hindia, dan terakhir bulan Februari 2018 sudah menjadi member di South West Pasific Hydrographic Commission (SWPHC) di Pasific Selatan.

Menurut Harjo apabila Indonesia sudah menjadi members sekarang Indonesia sudah bisa memberi pengaruh dibidang Hidrografi "Artinya Indonesia sudah mempunyai pengaruh hidrografi disana, silahkan pemerintah mau bersama saya masuk kesana dengan tujuan-tujuan lainnya, misalnya hubungan politik dengan negara-negara kecil di Pasific seperti Solomon, Fanuatu, Tonga, Kiripati, Oak Island, yang terkait dengan masalah Papua merdeka, ini kan sangat signifikan," sebut penerima Adhi Makayasa AAL tahun 1987 ini.

Indonesia bisa memberikan sesuatu disana, melalui capacity building sehingga mudah-mudahan mereka mau mengenal Indonesia, yang mana selama ini peran intelijen saja yang main, supaya ada dialog-dialog disana, berawal dari hidrografi kita harapkan mereka bisa mengenal Indonesia seperti yang mereka bayangkan, bukan sebagai penjajah.

Indonesia sekarang di East Asia sudah dipercaya menjadi Vice Chairman selama tiga tahun kedepan, itu artinya setelah tiga tahun Indonesia bisa menjadi Chairman di EAHC, sedangkan di Selat Malaka, Pushidrosal sudah dipercaya menjadi ketua pengelola atau Chairman di MSS ENC yang selama ini dipegang oleh Singapore selama 10 tahun.

"Jadi Indonesia sebagai lembaga hidrografi nasional sudah diakui di dunia internasional, yang selama ini tidur, saya masuk NIOHC yang biasanya 4 tahun baru diakui, datang sebagai observer, dihari pertama langsung dinyatakan sebagai associate member, pada hari kedua dipertimbangkan menjadi full member, hari ketiga sudah menjadi full member yang artinya adalah Indonesia memiliki hak akan bisa menjadi ketua, dan sudah diminta pada tahun 2019-2020 untuk menjadi wakil ketua dulu, karena kita sudah mempunyai kemampuan hidrografi," ungkap pria kelahiran Tegal tahun 1965 ini.

"Harapannya mudah-mudahan di lima tahun mendatang Indonesia sudah ada perwakilan yang duduk di IHO, paling lambat 10 tahun mendatang kita menjadi direktur atau sekjen, saya sudah persiapkan orangnya agar kita menjadi pemimpin hidrografi dunia," pungkasnya.

Penghargaan yang diterima oleh Indonesia diminta dalam kinerja sekarang selalu diminta mempresentasikan di MSDI (Marine Special Data Infrastructure) karena Indoneaia sudah membangunnya mendapat apresiasi dari negara-negara yang masih mengembangkan.

" Kita tadinya hanya membuat Hydrographic Data Center, kemudian kita kembangkan menjadi Indonesian Marines Geospatial Information Center atau kita sebut dengan IMAGIC yang akan menjadi back bone internasional bahkan untuk lembaga-lembaga, kementerian-kementerian dengan menggunakan portal Pushidrosal untuk kepentingan masing-masing."imbuhnya.

Data Pushidrosal sudah lengkap untuk kepentingan umum dalam rangka membangun MSDI global dan sudah bisa bersaing dengan China, Jepang, Korea, Australia, New Zealand, India.

"Kita sudah bisa sharing kita punya apa dan dia punya apa? kalau untuk kepentingan militer kita hide," tutupnya. (Lka)

Artikel Terkait
Lebih Tinggi Dibanding Kementerian/Lembaga Lain, Menteri PANRB Apresiasi Penguatan Reformasi Birokrasi BIN
Siti Zuhro: Lembagakan Hak Angket Agar Ada Pertanggungjawaban Pemilu, Bukan dengan Kerusuhan
Pengamat: Pemerintah Perlu Bangun Lembaga Khusus Pengembangan Vokasi
Artikel Terkini
Direktur Indo Barometer M Qodari dan Demokrat Tanggapi Gugatan Uji Materi Dr Audrey Agar Pelantikan Prabowo Dipercepat
Mungkinkan Pelantikan Presiden dan Wapres Terpilih Bisa Dipercepat? Simak Penjelasannya!
WWF ke-10 di Bali, Deklarasi Menteri Resmi Diadopsi 133 Negara dan Organisasi Internasional
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Maybrat Lakukan Study Tour ke Minahasa Tenggara
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas