INDONEWS.ID

  • Selasa, 14/08/2018 13:30 WIB
  • Buntut LRT di Palembang Mogok, KPK Diminta Turun Tangan

  • Oleh :
    • hendro
Buntut LRT di Palembang Mogok, KPK Diminta Turun Tangan
Ilustrasi LRT di Palembang (istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur CBA ( Center For Budget Analysis)  Uchok Sky khadafi mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi jangan fokus Operasi tangkap tangan kepala daerah saja. Tapi juga harus fokus kepada kementerian yang menangani pembangunan Infrastruktur Jokowi. 

Pasalnya, kata Uchok, pihaknya menemukan kejanggalan dalam pembangunan LRT (Ligth Rail Transit) di Palembang, setelah diresmikan oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu,  ternyata mengalami mogok. 

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

"Padahal sebuah peresmian sebuah proyek, menandai dimulai penggunaan proyek LRT tersebut," kata Uchok dalam kererangan elektroniknya Kepda INDONEWS, Selasa (14/8/2018).

Menurut Uchok, proyek LRT di Palembang bukannya lancar digunakan publik, malahan mengalami  Mogok LRT tersebut. Hal ini ada tanda tanda kejanggalan yang tak bisa disembunyikan oleh pihak kementerian perhubungan.

Baca juga : Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Pesawat Mirage 2000-5 ke KPK

kemudian, dugaan kejanggalan tersebut, bisa dilihat dari Nilai Investasi pembangunan LRT Sumatera Selatan, yang dimulai dari Stasiun Bandara Internasional sultan Mahmud Badaruddin II hingga Jakabaring sport City, menelan biaya sebesar Rp.12.5 triliun.

"Berarti setiap satu Kilometer pembangunan LRT sepanjang 23.4 KM, bisa menghabiskan anggaran antara USD.37 sampai 40 juta, atau sekitar Rp.520 miliar. Dan hal ini dinillai terlalu mahal dan cenderung ada dugaan mark up kalau biasanya hanya sekitar 8 juta Dollar per KM," ujarnya.

Baca juga : KPK Panggil 2 Saksi Terkait Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes

maka dari persoalan ini,  kata Uchok, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus melakukan penyelidikan.

"Kami dari CBA meminta kepada KPK untuk segera melakukan pemanggilan kepada Menteri perhubungan, Budi Karya Sumadi, dan pihak Waskita Karya. Pemanggilan ini dalam rangka untuk pemeriksaan bukan saja, pembangunan jalan rel kereta api, tapi juga memeriksa kereta api yang mogok, apakah Kereta api tersebut barang baru atau rongsokkan," tegasnya. (Hdr)

Artikel Terkait
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Koalisi Masyarakat Sipil Laporkan Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pengadaan Pesawat Mirage 2000-5 ke KPK
KPK Panggil 2 Saksi Terkait Korupsi Pengadaan APD di Kemenkes
Artikel Terkini
Santri dan Santriwati Harus Mengisi Ruang Dakwah dengan Nilai yang Penuh Toleransi
Tak Terdaftar di OJK, Perusahaan Investasi asal Hongkong Himpun Dana Masyarakat
Dewan Pakar BPIP Dr. Djumala: Pancasila Kukuhkan Islam Moderat, Toleran dan Hargai Keberagaman Sebagai Aset Diplomasi
Perkuat Binwas Pemerintahan Daerah, Mendagri Harap Penjabat Kepala Daerah dari Kemendagri Perbanyak Pengalaman
Mendagri Resmi Lantik 5 Penjabat Gubernur, Ada Alumni SMAN 3 Teladan Jakarta
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas