INDONEWS.ID

  • Rabu, 03/10/2018 17:01 WIB
  • Drama Ratna Sarumpaet Ancam Elektabilitas Prabowo-Sandi

  • Oleh :
    • very
Drama Ratna Sarumpaet Ancam Elektabilitas Prabowo-Sandi
Stanislaus Riyanta, analis intelijen, alumnus Pascasarjana Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia, saat ini sedang menempuh studi Doktoral di Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Dalam beberapa hari ini pemberitaan di media massa dan konten media sosial ramai oleh dugaan kasus penganiayaan aktivis Ratna Sarumpaet. Tokoh yang sekaligus bagian dari Tim Kampanye pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tersebut, mendapat pembelaan yang sangat berapi-api dari beberapa tokoh politik kelompok oposisi.

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia

Namun publik banyak yang melihat kejanggalan pada kasus Ratna Sarumpaet. Sebagai aktivis yang terkenal pemberani, sangat aneh ketika terjadi penganiyaan dan lebih dari 10 hari peristiwa Ratna Sarumpaet tidak melakukan pengaduan kepada polisi. Ratna Sarumpaet yang terkenal sangat vokal dan kritis justru diam atas kasusnya. Hal inilah yang membuat publik termasuk Polri mencari tahu fakta-fakta yang sebenarnya terjadi.

Ratna Sarumpaet yang sebelumnya mengaku dianiaya orang di Bandung  dipatahkan pernyataannya oleh Polda Metro Jaya yang menyatakan bahwa pada tanggal 21-24 September 2018 Ratna Sarumpaet tidak berada di Bandung tetapi berada di RS Khusus Bedah Bina Estetika. Bukti yang diperoleh Polri cukup valid seperti rekaman CCTV dan dokumen registir rawat inap, bahkan pembayaran yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet.

Baca juga : Situasi Polhukam, Belum Ada Indikasi Kuat untuk Gagalkan Pelantikan

Polda Jawa Barat juga telah membuktikan bahwa pernyataan tentang Ratna Sarumpaet dikeroyok di Bandung pasca konferensi sangat lemah. Penelusuran Polda Jabar bahwa tanggal 21 September 2018 tidak ada konferensi yang melibatkan orang asing, selain itu di sekitar bandara tidak ditemukan kesaksian pengeroyokan, bukti manifes penerbangan juga tidak diketemukan.

Seluruh rumah sakit di Bandung dan Cimahi juga tidak ditemukan adanya kedatangan Ratna Sarumpaet. Akhirnya sore ini 3/10/2018, Ratna Sarumpaet mengaku bahwa dia berbohong terkait penganiayaan. 

Baca juga : Plus Minus Presiden Jokowi Membuka Nama Calon Menteri ke Publik

“Kebohongan Ratna Sarumpaet ini tentu sangat menampar para politisi papan atas yang telah dengan semangat berapi-api membela dan pasang badan. Politisi pembela Ratna Sarumpaet yang didominasi oleh politisi di kubu capres Prabowo Subianto tersebut tentu bisa kehilangan kepercayaan dari publik karena membela Ratna Sarumpaet yang telah berbohong. Selain itu, emosional para politisi dalam pernyataan sebelumnya menunjukkan bahwa mereka tidak cermat,” ujar pengamat politik, Stanislaus Riyanta, di Jakarta, Rabu (3/10/2018).

Peristiwa ini, katanya, akan menjadi salah satu faktor penurun elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengingat Ratna Sarumpaet adalah salah satu tim kampanye Prabowo-Sandi. Selain itu para politikus pembela Ratna Sarumpaet sebagian besar adalah bagian dari Tim Kampanye Prabowo Sandi.

“Jika peristiwa ini disebut sebagai upaya propaganda yang mengarah pada playing victim, maka propaganda tersebut gagal total dan akhirnya menjadi bumerang bagi Prabowo-Sandiaga,” ujar kandidat doktor dari Universitas Indonesia ini. 

Jika Prabowo-Sandi tidak ingin elektabilitasnya turun drastis gara-gara gagalnya propaganda Ratna Sarumpaet, maka sebaiknya para politisi dan Ratna Sarumpaet sendiri meminta maaf, terutama atas pernyataan yang mendeskreditan dan menuduh pihak lain sebagai pelaku penganiayaan.

“Walaupun kepercayaan publik akan sulit dibangun kembali. Selain itu para politisi juga harus berterima kasih kepada Polri yang telah mengungkap dengan cepat sehingga potensi-potensi hal negatif dapat dicegah,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Situasi Polhukam, Belum Ada Indikasi Kuat untuk Gagalkan Pelantikan
Plus Minus Presiden Jokowi Membuka Nama Calon Menteri ke Publik
Artikel Terkini
Antisipasi Kebijakan Ekonomi dan Politik dalam Perang Iran -Israel
Berangkatkan Lebih dari 10 Ribu Penumpang, Mudik Gratis di Sumut Berhasil Tekan Penggunaan Sepeda Motor
Pimpinan PNM Tegaskan Program Mekaar Solusi bagi Perempuan Indonesia
Kisah Sukses Dewi, Nasabah PNM Kembangkan Bisnis Minuman Kesehatan
Modal Pinjam PNM Mekaar, Dewi Lambungkan Bisnis Minuman Kesehatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas