INDONEWS.ID

  • Rabu, 31/10/2018 14:15 WIB
  • Anggota Komisi V DPR Meminta Audit Menyeluruh Terhadap Pesawat Lion Air

  • Oleh :
    • Ronald
Anggota Komisi V DPR Meminta Audit Menyeluruh Terhadap Pesawat Lion Air
Anggota Komisi V DPR RI Ridwan Bae menyebut perlu ada audit menyeluruh terhadap Lion Air akibat insiden jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan JT-610.

Jakarta, INDONEWS.ID - Anggota Komisi V DPR RI Ridwan Bae menyebut perlu ada audit menyeluruh terhadap Lion Air akibat insiden jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan JT-610. Pesawat yang kondisinya diragukan didorong untuk tak terbang. Dirinya berpendapat hanya maskapai yang terbukti kelayakannya yang diperbolehkan terbang.

"Pendapat saya, sebaiknya diaudit dulu secara menyeluruh. Dan setelah diaudit dalam artian kalau bisa dihentikan secara menyeluruh. Yang layak saja yang bisa diterbangkan. Yang diragukan semua harus ditinggalkan," terangnya di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (30/10/2018). 

Jika memang terbukti ada kelalaian, Ridwan menyebut soal potensi pencabutan izin Lion Air dan pemeriksaan terhadap pihak terkait, termasuk pemerintah.

Baca juga : Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya

"Dan kalau didapatkan [pelanggaran] harus dilakukan tindakan. Tindakannya tidak setengah-setengah. Kalau itu memang didapatkan merugikan masyarakat Indonesia pemakai penerbangan ini, maka ya harus cabut izin, jangan ragu-ragu. Ini buat keselamatan bangsa dan keselamatan masyarakat Indonesia," ujar Ridwan.

Sementara untuk indikasi dari kelalaian itu, ucap Ridwan, pesawat yang masih terbilang baru ini. "Baru dua bulan dioperasikan di Indonesia, jadi semua orang kaget dan tanda tanya pada saat ini," kata dia.

Menurutnya, pemerintah mesti memberi tindakan tegas kepada pihak terkait. Hal ini terkait dengan keyakinan masyarakat terhadap jaminan keselamatan pada moda transportasi ini. 

"Tapi kalau orang sudah takut seperti ini, bagaimana mungkin? Setiap orang naik pesawat pasti ketakutan duluan," ujar politisi dari Partai Golkar itu.

Baca juga : Menteri PANRB Bawa RPP ke DPR, Bahas Penataan Non-ASN hingga Insentif ASN di Daerah 3T

Sebelumnya, Presiden dan CEO Lion Air Group Edward Sirait mengatakan pesawat JT-610 diterima perusahaannya pada 13 Agustus 2018 lalu. Terbang pertama secara komersial pada 15 Agustus 2018. Ia pun menjamin pesawat tersebut adalah generasi terbaru dari Boeing generasi 737 max seri ke-8.

Ia belum bisa berkomentar soal penyebab kecelakaan itu. Pihaknya terbuka untuk bekerjasama dengan penyelidik.

"Kita tidak mau spekulasi. Ada pihak terkait yang bisa menyelidiki, kita siap kasih data," ucap Edward.

Pesawat Lion Air diketahui hilang kontak pada pukul 06.33 WIB. Tak berselang lama, pesawat dikonfirmasi ditemukan di koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E atau di perairan Karawang, Jawa Barat. Pesawat tersebut berpenumpang 189 orang, termasuk awak pesawat. (ronald)

Baca juga : Usulan Partai Nasdem Soal Perjanjian dalam Hak Angket Dinilai Melecehkan Anggota DPR
Artikel Terkait
Siapkan Penyusunan Peraturan Pembangunan Ekonomi Jangka Panjang, Delegasi Baleg DPR RI Berdiskusi dengan Pemerintah Kenya
Menteri PANRB Bawa RPP ke DPR, Bahas Penataan Non-ASN hingga Insentif ASN di Daerah 3T
Usulan Partai Nasdem Soal Perjanjian dalam Hak Angket Dinilai Melecehkan Anggota DPR
Artikel Terkini
Menteri AHY Jelaskan Tentang Reforma Agraria dan Agenda Undangan Bank Dunia di Depan Para Diplomat
Presiden Jokowi Resmikan Inpres Jalan Daerah Sepanjang 165 km pada 15 Kabupaten/Kota di Sultra
Pj Bupati Maybrat Dukung Penuh Proses Studi Masterplan Kementerian PUPR untuk Revitalisasi Danau Ayamaru
Siddharta The Musical Hadir Kembali di Jakarta, Nantikan Keseruannya
Pos Fohuk Satgas Yonif 742/SWY Dampingi Petani Panen Kacang Tanah di Perbatasan RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas