INDONEWS.ID

  • Rabu, 14/11/2018 11:58 WIB
  • Indonesia Diminta Bangun Dialog dengan Negara Berpengaruh Terkait Indo-Pasifik

  • Oleh :
    • very
Indonesia Diminta Bangun Dialog dengan Negara Berpengaruh Terkait Indo-Pasifik
Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah. (Foto: ist)

 

Singapura, INDONEWS.ID -- Pakar Hubungan Internasional Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah, mengatakan Indonesia harus membangun dialog dengan negara-negara berpengaruh di kawasan seperti Amerika Serikat, China, Jepang, maupun Australia untuk menyamakan konsepsi terkait  Indo-Pasifik.

"Terus membangun dialog dengan AS, RRC, Jepang, dan Australia, demi meningkatnya perdagangan bilateral dan meningkatnya investasi mereka di Indonesia," ujar Teuku Rezasyah.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

Indonesia juga harus membangun rasa saling percaya bahwa Indo-Pasifik tidak akan merugikan empat negara di atas, dalam jangka panjang. 

"Secara khusus Indonesia menggalang ASEAN untuk bersama-sama mengubah nama Indo-Pasifik menjadi Pasifik-Indo, agar tidak terkesan lagi sebagai arsitektur buatan Amerika Serikat," katanya, seperti dikutip Antara.

Terkait upaya-upaya Indonesia mematangkan ide Indo Pasifik, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menyamakan persepsi dari berbagai Kementerian/Lembaga di kalangan birokrasi Indonesia karena ide Indo-Pasifik ini bersinggungan dengan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC), Regional Closer Economic Cooperation (RCEP), ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA) yang telah lebih dulu memiliki kerangka hukum dan sudah tersosialisasi dengan baik. 

"Kemudian, membuat cetak biru dari keterlibatan Indonesia dalam berbagai struktur ekonomi kawasan, dengan Indonesia sebagai pelaku aktif dan penyeimbang dari berbagai skenario persaingan ekonomi banyak negara besar sekaligus," ujar dia.  

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membahas perkembangan konsep kerja sama kawasan Indo-Pasifik dalam sesi pleno KTT Ke-33 Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Pusat Konvensi Suntec, Singapura.

"Agar sentralitas tetap terjaga, maka tidak ada jalan lain bagi ASEAN kecuali menggunakan KTT Asia Timur sebagai platform utama pembahasan konsep ini," kata Presiden dalam pidatonya pada Selasa malam.

Kondisi tidak pasti dan besarnya tantangan yang dihadapi di kawasan Indo-Pasifik dapat menimbulkan ancaman kepada perdamaian, stabilitas dan kemakmuran dalam kaitannya dengan tarik menarik konstelasi kekuatan dunia.

Presiden menambahkan posisi ASEAN yang berada di kawasan Indo-Pasifik harus mampu menjadi poros, memainkan peranannya dan mengubah ancaman menjadi peningkatan kerja sama.

"ASEAN harus tetap menjadi motor bagi perdamaian dan kesejahteraan. ASEAN harus dapat mengubah potensi ancaman menjadi kerja sama, potensi ketegangan menjadi perdamaian," ujar Jokowi. (Very)

Baca juga : Didampingi AHY, Besok Jokowi Serahkan 10.323 Sertipikat Tanah Elektronik di Banyuwangi
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Didampingi AHY, Besok Jokowi Serahkan 10.323 Sertipikat Tanah Elektronik di Banyuwangi
Presiden Jokowi Bertemu Ribuan Nasabah Mekaar di Makassar
Artikel Terkini
Upacara Peringatan ke-116 Hari Kebangkitan Nasional di Kabupaten Maybrat: Menuju Indonesia Emas
Di Acara Mengenang Tokoh Pers Nasional Prof Salim Haji Said, Pemred Asri Hadi Bertemu Bacalon Walkot Tangsel
Raih Gelar Doktor Honoris Causa Gyeongsang National University (GNU), Menko Airlangga Diakui Dedikasinya dalam Kemitraan Strategis Indonesia-Korea Selatan
ICC Terbitkan Surat Penangkapan Terkait Konflik Gaza, Hikmahanto: Tiga Alasan Masih Sulit Dilakukan
"Sekolah Damai" di SMA 3 Semarang, BNPT: Upaya Ciptakan Lingkukngan Pendidikan Aman, Damai, dan Penuh Nilai Toleransi
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas