INDONEWS.ID

  • Senin, 14/01/2019 15:50 WIB
  • Ketum Gema Bhinneka Tunggal Ika Menolak Keras Capres Pelanggar HAM

  • Oleh :
    • Ronald
Ketum Gema Bhinneka Tunggal Ika Menolak Keras Capres Pelanggar HAM
Ketua Umum Gema Bhinneka Tunggal Ika, Gifari Shadad Ramadhan mengatakan Indonesia harus dipimpin oleh orang yang cerdas dan mempunyai visi untuk membangun Indonesia kedepan. Pemimpin ke depan haruslah orang yang pro demokratis, tidak konservatif dengan menggunakan sistem lama dan juga bersih dari kasus pelanggaran HAM.

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Umum Gema Bhinneka Tunggal Ika, Gifari Shadad Ramadhan mengatakan bahwa sejarah kelam (pelanggaran HAM) di Indonesia tidak boleh terulang kembali. Ia menilai bahwa Mahasiswa perlu memandang persoalan Hak Asasi Manusia (HAM) dengan tegas.

“Kita sebagai mahasiswa yang sadar akan sejarah kelam pada masa lalu, menilai era pembungkaman penindasan dan penculikan sudah cukup mengisi perjalanan buruk bangsa Indonesia. Kami secara tegas tidak menginginkan paradigma sistem lama digunakan kembali terkhusus di zaman orde baru yang tentu saja sangat bertentangan dengan sistem demokrasi Indonesia saat ini," kata Ghifari dalam siaran persnya, Senin (14/1/2019).

Menurutnya, Indonesia harus dipimpin oleh orang yang cerdas dan mempunyai visi untuk membangun Indonesia kedepan. Pemimpin ke depan haruslah orang yang pro demokratis, tidak konservatif dengan menggunakan sistem lama dan juga bersih dari kasus pelanggaran HAM.

"Yang paling utama adalah yang pro kebhinekaan karena keseragaman di Indonesia harus tetap dijaga dan dirawat, maka dengan itulah Indonesia ke depan akan menjadi negara yang maju," ujarnya.

Selain itu Gifari juga mengingatkan agar mahasiswa harus turut serta memilih calon pemimpin yang tidak terlibat dalam kasus pelanggaran HAM.

“Suara kita aktivis mahasiswa dari waktu ke waktu tidak akan pernah berubah, meski pemilu ataupun tidak, aktivis selalu konsisten untuk menolak capres yang terindikasi kejahatan pelanggaran HAM untuk menjadi Presiden. Kita mengingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa calon pemimpin yang akan dipilih itu harus diketahui latar belakangnya. Karena di mana saat ini ada capres yang terindikasi kejahatan pelanggaran HAM," tutupnya. (ronald)



 

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Artikel Terkait
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Pembubaran Ibadah Mahasiswa Katolik UNPAM, Bangun Ekosistem Toleransi Harus Jadi Perhatian Bersama
Mahasiswa Katolik Tangsel Dianiaya, Astra Tandang Harap Semua Pihak Tidak Terprovokasi
Artikel Terkini
Saksikan Pekan Gawai Dayak Kalbar, Ratusan Warga Malaysia Serbu PLBN Aruk
Buka WWF ke-10, Presiden Jokowi Berharap Bisa Ciptakan Kepastian Distribusi Air Bersih
Realisasikan Investasi di Indonesia, Menko Airlangga Harapkan Lotte Chemical Dapat Menjadi Stimulus Pembangunan Industri Petrokimia Hilir Lokal
Macet, Menteri AHY Memilih Jalan Kaki ke Acara Pembukaan WWF
Pj Bupati Maybrat Hadiri Festival BENLAK 2024, Peringati Hari Jadi ke-17 Minahasa Tenggara
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas