INDONEWS.ID

  • Minggu, 24/02/2019 17:45 WIB
  • Zuhairi Misrawi: Puisi Neno Warisman Dipicu oleh Nafsu Kekuasaan

  • Oleh :
    • very
Zuhairi Misrawi: Puisi Neno Warisman Dipicu oleh Nafsu Kekuasaan
Zuhairi Misrawi. (Foto: ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Cendekiawan muda Nahdlatul Ulama (NU) Zuhairi Misrawi menyebut polemik yang beredar di masyarakat terkait puisi Neno Warisman dalam acara Malam Munajat 212 dipicu oleh nafsu kekuasaaan yang mencampuradukkan masalah agama ke dalam politik.

"Puisi Neno Warisman yang dibacakan dalam acara Munajat 212 banyak mendapatkan respons dan kritik dari umat Islam, karena isi puisi tersebut telah membawa agama ke dalam ranah politik yang dapat memecah belah umat Islam kedalam polarisasi politik yang semakin tajam," ujar Gus Mis, panggilan akrab Zuhairi Misrawi, dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (24/2/2019).

Menurut ketua Bidang Hubungan Antar-Agama Baitul Muslimin Indonesia itu, bahwa dalam sejarah Islam, isi puisi Neno Warisan sangat berbahaya, karena dapat menjadi petaka (nakbah).

"Hal serupa pernah dilakukan oleh Kaum Khawarij di masa lalu, karena mengatasnamakan Allah untuk sekadar memuaskan nafsu politik.” katanya.

Gus Mis mengatakan semua makhluk akan menyembah Allah karena fitrah manusia begitu dekat dengan Tuhannya (hablum minallah).

"Maka dari itu, hindarilah cara-cara mempolitisasi Allah ala kaum Khawarij, karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang," ujarnya.

Calon Anggota Legislatif (Caleg) untuk DPR RI dari PDI Perjuangan ini menilai seharusnya perhelatan politik lima tahunan diisi dengan adu program, argumen, gagasan dan bukan sebaliknya yang memperluas friksi dan polarisasi dengan membawa-bawa isu agama.

"Mayoritas muslim di Indonesia adalah mereka yang beragama secara moderat dan toleran. Mereka paham betul antara domain ibadah dan domain politik,” ujarnya.

Baca juga : JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim

Menurut Gus Mis, ibadah kita kepada Allah (hablum minallah) sebaliknya justru untuk memperkuat persaudaraan (hablum minannas). Puisi Neno Warisman, katanya, jelas sangat berbahaya, karena merusak hablum minallah sekaligus hablum minannas.

Sebelumnya, doa Neno Warisman yang dibacakan saat acara Malam Munajat 212 di kawasan Monas, Jakarta, Kamis (21/2), menuai kontroversi. Banyak pihak menilai doa yang dibacakan dalam bentuk puisi Neno telah mendahului ketentuan Tuhan karena menghakimi keagamaan seseorang. (Very)

Baca juga : Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Artikel Terkait
JK Negarawan Luwes dan Selalu Menjaga Tali Silaturahim
Kartelisasi Politik dan Masa Depan Demokrasi Indonesia
Jubir Presiden Pastikan Jokowi Hadiri Penutupan Kongres Partai Nasdem
Artikel Terkini
Strategi Implementasi "Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila", Menyemai Nilai Kebangsaan di Tengah Tantangan Zaman
Satgas Yonif 742/SWY Perkenalkan Ecobrick Kepada Para Murid Di Perbatasan RI- RDTL
The International Awards 2024, Pj Bupati Maybrat Dapat Penghargaan dari Seven Media Asia
Pj Sekretaris Daerah kabupaten Maybrat Turut Kunjungi Kampung Ayata dan Aisa
Gunungapi Ibu AWAS, Desa Sangaji Nyeku Diminta Dikosongkan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas