Jakarta, INDONEWS.ID -- Kicauan kontroversi mantan Kapolsek Pasirwangi AKP Sulman Aziz yang menyatakan dirinya dan Kapolsek-Kapolsek lain di Kabupaten Garut, Jawa Barat mendapat perintah dari Kapolres Garut menggalang dukungan untuk Joko Widodo-Ma`ruf Amin di Pilpres 2019 yang disampaikan melalui pernyataan pers yang difasilitasi Haris Azhar, simpatisan pendukung pasangan Prabowo-Sandi harus diwaspadai.
Upaya ini juga patut diduga merupakan upaya sistematis dari para pendukung pasangan 02, Prabowo-Sandiaga Uno untuk menciptakan opini publik bahwa Kepolisian tidak lagi netral dan pada akhirnya memecah belah korps Trunojoyo.
“Opini ini kemudian akan digunakan untuk menyudutkan dan mendelegitimasi hasil Pilpres 2019 karena lembaga negara digunakan memenangkan Jokowi-Ma`ruf Amin,” ujar Ketua Umum DPP Pemuda Bravo 5, Ali Fanser Marasabessy didampingi oleh Sekjen DPP Pemuda Barvo 5, Ferry Indrianto di Jakarta, Selasa (2/4).
Upaya yang dilakukan Haris Azhar ini sejalan dengan pernyataan Amin Rais yang tidak akan menggunakan mekanisme penyelesaian sengketa di Mahkamah Konstitusi tetapi akan menggunakan People Power jika Prabowo dicurangi dalam Pilpres 2019.
“Mereka ingin menyampaikan pesan kuat ke publik bahwa kalau Prabowo kalah atau Jokowi menang pasti karena kecurangan akibat lembaga negara tidak netral (berpihak Jokowi). Ini sangat bahaya dan bisa menyebab benturan antar massa pendukung baik menjelang Pilpres 17 April maupun setelahnya. Ini juga dapat dikatakan sebagai upaya memecah belah Bangsa,” ujar Ali.
Ali mengatakan, penggiringan opini publik ini merupakan cara-cara kotor karena itu harus dihentikan dan ditentang oleh Publik.
“PEMUDA BRAVO 5 mengajak organ-organ pemuda, mahasiswa, seniman, budayawan dan elemen yang Pro Demokrasi, Pro Kebhinnekaan dan Pancasila untuk selalu di garda depan bersama elemen lain untuk menyelematkan bangsa ini perpecahan karena NKRI harga mati,” pungkasnya. (Very)