INDONEWS.ID

  • Sabtu, 18/05/2019 21:05 WIB
  • Kencan dengan Karma

  • Oleh :
    • hendro
Kencan dengan Karma
Pengamat sosial dan politik Christanto Wibisono

Jakarta, INDONEWS.ID - Buku  "KENCAN DENGAN KARMA" saya terima langsung dari Christianto Wibisono penulisnya. Disini sekali lagi saya ucapkan banyak terima kasih atas pemberiannya.

Pertama, judul buku ini sangat unik dan menarik. Menggabungkan kata "Kencan", yakni dating dalam bahasa Inggerisnya dan ungkapan  "Karma" yang bernada agama dalam satu kalimat. Menggabungkan "Kencan" kata colloquial   generasi anak muda urban masa sekarang dan "Karma" kata yang diambil dari "Reap What You Sow" Bible New Testament; Galatians 6:7 yang sudah ribuan tahun lamanya. Thus memberi kesan adanya pautan benang merah dalam kehidupan antara baru dan lama, dulu dan sekarang, sebab dan akibat dari arti makna judul. Inilah kunci tema yang melatar-belakangi buku "KENCAN DENGAN KARMA." 

Baca juga : Komunikolog Minta Presiden Jokowi Berteriak Lebih Kencang Lagi Soal Bantuan Gempa Suriah-Turkiye

Buku mungungkap serangkaian kejadian sejarah  Indonesia. Mengarungi jamannya pimpinan Presiden Sukarno hingga Presiden Soeharto. Berdasarkan tajamnya observasi  tinggi, diiringi dengan pengetahuan luas dan mendalam, ia  mengungkap berbagai kejadian dalam perjalanan sejarah Indonesia dan internasional. Baik yang pernah ia alami sendiri maupun berdasarkan catatan sejarah nyata.

Ia menyediakan ruang tersendiri mengenai perubahan istilah Tionghoa menjadi Cina yang bernada pelecehan rasis. Selanjutnya menerangkan latar  political setting dan geopolitical landscape yang membelakangi perubahan istilah tersebut pada masa Order Baru. Dan dampaknya terhadap perkembangan jiwa masyarakat awam pada umumnya.

Baca juga : BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Sebagian Wilayah Indonesia

Buku mengupas satu persatu kejadian sejarah, dalam rangka membuktikan adanya kaitan hukum karma dalam  perkembangan sejarah nasional, maupun perjalanan hidup individu.  Sekali lagi membuktikan "God is not mocked; for whatever a man sows, this he will also reap" makna pengertian luas kata Karma jika dapat disingkat dalam satu kalimat.

"KENCAN DENGAN KARMA" bukanlah sebuah biography juga bukan memoir. Buku dikarang mengikuti gaya  Andre Malraux penulis Perancis terkenal dengan karyanya "Anti-Memoirs" menggabungkan pengalaman penulis dalam perjalanan hidup nyata dengan kejadian di sekitar pada masanya. 

Baca juga : Sambut KTT G20, Menko Luhut Tinjau Persiapan Kawasan Mangrove Tahura dan Garuda Wisnu Kencana

Pola bertutur ini lah yang juga diaplikasi Wibisono dalam menulis karyanya "KENCAN DENGAN KARMA". Ia berhasil membawa pembaca menoleh kemasa lalu dan menilai kembali historical events melalui a series of  flashbacks.

Buku juga menggali beberapa kejadian besar pada masa turbulensi politik 1957 - 1958  setelah Proklamasi Kemerdekaan. Mengurai dengan menditil mengenai Pampasan Perang yang dikenakan pada Indonesia. Berdasarkan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) yang sangat tidak adil, telah merugikan dan membebani Indonesia yang baru terbentuk dan vulnerable dengan hutang sebesar US $ 1.2 milyar.

Dengan berjalannya keputusan tersebut Indonesia tercatat sebagai satu satunya negara bekas jajahan  harus melunasi hutang beban warisan pemerintah kolonial. (Penulis pengamat politik Christianto Wibisono)

Artikel Terkait
Komunikolog Minta Presiden Jokowi Berteriak Lebih Kencang Lagi Soal Bantuan Gempa Suriah-Turkiye
BMKG Ingatkan Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Sebagian Wilayah Indonesia
Sambut KTT G20, Menko Luhut Tinjau Persiapan Kawasan Mangrove Tahura dan Garuda Wisnu Kencana
Artikel Terkini
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PJ Bupati Maybrat Pantau Ujian Nasional 3 SD Terdalam di Aifat Utara
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
Pj Bupati Maybrat Hadiri Rapat Persiapan Penilaian Akreditasi Delapan Puskesmas
Peringatan Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura ke-207
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas