INDONEWS.ID

  • Rabu, 17/07/2019 11:10 WIB
  • Seleksi Capim KPK, Tudingan Polri Lemahkan Pemberantasan Korupsi Dinilai Tak Tepat

  • Oleh :
    • very
Seleksi Capim KPK, Tudingan Polri Lemahkan Pemberantasan Korupsi Dinilai Tak Tepat
Logo Barisan Rakyat Satu Juni (Barak 106). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Upaya untuk melemahkan institusi penegakan hukum dengan membangun opini negatif harus segera dihentikan. Siapapun yang mempunyai agenda terselubung diminta untuk tidak memperkeruh suasana.

Tudingan tidak tepat saat ini disematkan kepada Polri. Sembilan Jenderal Polisi mengikuti seleksi Capim KPK pun akhirnya dikait-kaitkan untuk melemahkan peran Korps Tri brata dalam semangat pemberantasan Korupsi.

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

"Tudingan yang terus dibangun, bahwa sembilan Jenderal Kepolisian akan melakukan pelemahan KPK itu tidak tepat," tutur Ketua Umum DPP Barisan Rakyat Satu Juni (Barak 106), Martin Siahaan di Salemba, Jakarta pada hari Rabu (17/7).

Penyelesaian kasus korupsi di negara manapun bukanlah perkara yang mudah dan merupakan kejahatan luar biasa. Sudah ada pembagian tugas yang jelas dalam penyelesaian kasus korupsi, baik antara Polri, Kejaksaan, ataupun KPK.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

"Saya pikir tidak baik membangun distrust bahwa Polri itu ingin melemahkan KPK ataupun pemberantasan korupsi. Kita berkaca kepada kasus korupsi PLN yang menjerat Nur Pamudji. KPK juga berusaha menyelesaikan kasus korupsi PLN di tempat lain yang menjerat Sofyan Basyir," kata Martin.

Menurut Martin, KPK dan Polri masih dalam satu agenda yang sama, yakni menciptakan pemerintahan yang bersih dari korupsi. Dia meminta kepada pihak manapun jangan menyeret keadaan agar tercipta keadaan kepolisian seperti zaman dulu.

Baca juga : Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial

Era dimana kepolisian kerap mendapatkan pelemahan dari pihak-pihak yang tidak menginginkan kepolisian di Indonesia ini kuat dan mandiri.

"Semenjak kepolisian dibangun dan dipimpin pertama kali oleh Pak Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, kepolisian hingga saat ini yang saya lihat selalu dilemahkan," katanya.

Masih menurut Martin, sumber daya dan sejarah panjang kepolisian tidak boleh dipandang sebelah mata. Bahkan mengejar dan menangkap buronan kelas kakap seperti, Tommy Soeharto, Polri mampu. Belum lagi prajurit Bhayangkara yang telah gugur saat melaksanakan tugas.

"Banyak deretan prestasi kepolisian yang tidak boleh kita tutup mata, jangan karena ulah segelintir orang, dedikasi dan prestasi yang ada kemudian dianggap tidak ada atau dikalikan nol. Baik Polri dan KPK harus kita berikan kepercayaan penuh untuk memberantas korupsi. Saya pikir hanya segerombolan perampoklah yang ingin anak-anak terbaik bangsa dan dua institusi penting negara saling melemahkan dan dilemahkan," pungkas Martin. (Very)

Artikel Terkait
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas