INDONEWS.ID

  • Jum'at, 26/07/2019 10:42 WIB
  • Petani Asal Madiun Jadi Pembicara di Markas PBB New York

  • Oleh :
    • Mancik
Petani Asal Madiun Jadi Pembicara di Markas PBB New York
Zainal Arifin Fuat saat menjadi pembicara di Markas PBB, New York, Amerika Serikat.(Foto:Detik.com)

Jakarta, INDONEWS.ID - Seorang petani dari Madiun, Jawa Timur, Zainal Arifin Fuat, berkesempatan menjadi pembicara di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, dalam forum dengan tema`Dekade PBB untuk Pertanian Keluarga`. Kesempatan ini didapatkan Zainal  setelah ditunjuk mewakili petani seluruh dunia untuk menjadi pembicara dalam forum tersebut.

Melansir detik.com, Zainal memberikan penekanan secara khusus tentang pengelolaan pertanian di seluruh dunia yang lebih mementingkan keselamatan dan keseimbangan alam. Penekanan seperti ini diberikan karena pola pertanian yang terjadi sekarang cenderung menggunakan obat-obat kimia yang berpotensi merusak daya dukung lingkungan.

Baca juga : KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik

"Sistem pertanian agroekologis menuntun petani kecil untuk bertani secara berdaulat, meninggalkan ketergantungan terhadap input-input kimia yang tidak menyehatkan, dan tentunya lebih ramah lingkungan," kata Zainal, Jakarta, Jumat,(26/07/2019)

Pada kesempatan tersebut, Zainal kembali mengingatkan Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Petani yang telah ditetapkan satu tahun yang lalu. PBB mesti menjalankan secara serius deklarasi tersebut untuk mendorong konsep pertanian keluarga.

Baca juga : Diskusi Paramadina Institute: Pengaruh Spiritual Bagi Kemajuan Sosial Ekonomi

Selain itu,kata Zainal, hak-hak petani di pedesaan sering kali diabaikan oleh pemerintah dan pengusaha yang memiliki yang modal cukup dalam mengembangkan pertanian modern. Karena itu, deklarasi tentang hak asasi petani yang telah disahkan mesti menjadi alat untuk memperhatikan nasib petani kecil di desa.

"Pengakuan, pemenuhan, dan perlindungan hak-hak asasi petani dan masyarakat yang bekerja di pedesaan yang terkandung dalam Deklarasi PBB itu akan menjadi dasar norma dan indikator keberhasilan untuk implementasi agenda Dekade Keluarga Pertanian PBB," jelasnya.

Baca juga : Indonesia Dukung Palestina Jadi Anggota PBB

Lebih lanjut Zainal menjelaskan, pengelolaan pangan saat ini diperhadapkan dengan tantangan yang semakin kompleks. Adanya keterlibatan pengusaha -pengusaha besar dalam pengelolaan pangan, menyebabkan hak petani atas atas tanah, air bersih, semakin diabaikan.

Ada juga kecenderungan untuk monopoli penggunaan benih pertanian yang unggul oleh pihak-pihak yang kuat. Selain itu, hak-hak petani perempuan sering kali tidak diperhatikan.

"Hak-hak ini, yang diabadikan dalam perjanjian, pedoman, dan yang paling penting dalam Deklarasi PBB yang saya sebutkan di atas, dapat memberdayakan petani dan petani keluarga di seluruh dunia untuk mengurangi konflik sosial, krisis pangan, kemiskinan, migrasi, alam, kehancuran bumi, hingga krisis iklim, serta untuk menarik dan menjaga agar semakin banyak kaum muda di pertanian dan di daerah pedesaan tertarik untuk kembali menjadi petani," tegas Zainal.

Zainal sendiri berharap, masalah dalam dunia pertanian yang semakin rumit dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Ia juga mendorong kerja sama yang baik antar negara dalam memajukan sistem pertanian terutama dalam hal pemberdayaan petani-petani kecil di pedesaan.

"Karena kita semua menyadari, apabila kita semua tidak bekerja, tentunya niat baik PBB tidak akan bisa sukses," pungkasnya.*(Marsi)

 

 

 

 

 

Artikel Terkait
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Diskusi Paramadina Institute: Pengaruh Spiritual Bagi Kemajuan Sosial Ekonomi
Indonesia Dukung Palestina Jadi Anggota PBB
Artikel Terkini
Kemendagri Dorong Konsistensi Penerapan Standar Pelayanan Minimal di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kisah AO PNM Mekaar, Keluar Zona Nyaman untuk Beri Kenyamanan Keluarga
Paskah 2024, ASN DKI Jakarta Berwisata Bersama 500 Anak Panti Asuhan
Banjir Rendam Satu Desa di Subulussalam, Aceh
Dansatgas Yonif 742/SWY Kunjungi Salah Satu SD Darurat di Perbatasan RI-RDTL
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas