Jakarta, indonews.id - JSky Energy merupakan salah satu perusahaan sektor energi terbarukan. Perusahaan yang lahir pada 2008 ini fokus pada konversi sinar matahari menjadi listrik. Produknya yakni adalah solar panel sebagai alat yang mampu memanfaatkan sinar matahari menjadi listrik.
Pemanfaatan energi matahari menjadi listrik perlu didukung karena dampak lingkungannya yang minimal. Kondisi lingkungan saat ini menjadi perhatian bahkan bagi masyarakat global. PBB telah menetapkan 17 tujuan pembangunan berkelanjutan/ sustainable development goals (SDG) yang salah satunya terkait energi terjangkau dan bersih. Adapun salah satu visi SDG berkaitan dengan lingkungan yakni melindungi planet dan lingkungan.
Saat ini kendaraan dan bahkan pembangkit listrik menyumbangkan polusi udara dari pembakaran. Polusi udara berdampak pada kesehatan makhluk hidup bahkan hingga peningkatan permukaan laut yang disebabkan mencairkan es di kutub akibat efek rumah kaca.
Solar panel menjadi salah satu opsi mengurangi penggunaan energi konvensional seperti minyak dan batu bara. JSky Energy tengah merencanakan alternatif energi yang ramah lingkungan. Semua alternatif energi didasarkan listrik dan sumber energi matahari.
Pertama, produk utama JSky yakni solar panel yang menyerap sinar matahari menjadi listrik. Saat ini sedang dalam pengembangan untuk menyimpan energi listrik ke baterai lithium. Riset masih dilakukan untuk menghindari baterai dan perangkat yang tidak cocok, jika keduanya tidak cocok maka dapat merusak perangkat bahkan terbakar. “Kendala baterai lithium harus cocok agar tidak terbakar”, jelas Direktur Markering Ronald Sibarani.
Kedua, produk sederhana kombinasi lampu dan solar panel. Jenis ini sudah banyak terlihat pada lampu penerangan jalan.
Ketiga, kombinasi solar panel dan baterai besar serupa aki kendaraan. Fungsinya adalah cadangan listrik ketika padam layaknya genset. Baterai mampu bertahan hingga 10 jam, tentunya tanpa polusi asap dan suara berisik seperti genset.
Keempat, membangun garasi kendaraan (carport dan bikeport) yang mana atap garasi menggunakan solar panel yang siap menyediakan aliran listrik untuk mengisi daya kendaraan listrik.
JSky Energy berencana mengembangkan B2C, Business to customers. Selama ini JSky Energy tidak melayani penjualan ritel, umumnya melayani permintaan besar dari luar negeri.
Dengan adanya B2C, JSky Energy menawarkan pelayanan produk beserta jasanya sehingga pengguna tidak perlu memikirkan kendala produk. Adapun JSky Energy akan memberikan informasi terkait produk yang digunakan seperti kerusakan cell. Berbeda dengan membeli yang berujung pada klaim garansi ketika mendapatkan kerusakan, dengan konsep B2C pengguna hanya menunggu tindakan JSky Energy.
Keinginan menggarap pasar lebih besar diawali dengan persaingan dengan perusahaan solar panel di Cina yang karena produksi masal sehingga biaya dapat ditekan. Direktur Keuangan, Christoper Liawan menjelaskan, “Cina itu mass production, selain itu di kasi bantuan pinjaman dan lahan pemerintah, cost mereka rendah kemudian menggunakan sistem automation (robot)”.