INDONEWS.ID

  • Rabu, 02/10/2019 22:04 WIB
  • Membaca Aksi Demonstrasi dan Gerakan Massa Prabowo Ala Donald Trump

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Membaca Aksi Demonstrasi dan Gerakan Massa Prabowo Ala Donald Trump
Membaca Aksi Demontrasi dan Gerakan Massa Prabowo Ala Donald Trump (Sumber Foto: Melek Politik)

Jakarta, INDONEWS.ID - Indonesia sebagai negara dengan tingkat diversitas yang sangat tinggi adalah fakta yang tak terbantahkan. Identitas agama kerap disoroti akhir-akhir ini dan oleh sekelompok orang agama kerap dijadikan alat kendaraan politik.

Dari aksi demonstrasi yang terjadi secara masif dan serentak di berbagai daerah di Indonesia serta terjadi secara berturut-turut di Gedung MPR/DPR RI dalam beberapa pekan terakhir merupakan sebuah fenomena yang perlu dibaca secara global dan wholistik dari manuver politik para politisi yang gagal.

Prof. Grey Fealy dari The Australian National University mengatakan gelombang aksi massa yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia harus diteluri dari jejak dan skenario serta manuver politik Prabowo pasca gagal.

"Salah satu kunci untuk kemenangan Donald Trump adalah dukungan dari kelompoknya, yakni kaum Kristen Evangelist. Saya melihat ada kemiripan dengan kasus ini di Indonesia yang dipakai oleh kubu Prabowo," Jelas Grey.

Hal itu dikatakan Grey dalam kuliah umum dengan tema: "Islamisme dan Masa Depan Demokrasi di Indonesia" diselenggarakan oleh Kajian Wilayah Timur Tengah dan Islam Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Aula IASTH lt. 3, Salemba, Rabu (2/10/19).

Grey menduga para kaum Islamis Indonesia lebih memihak Prabowo. Sama seperti Trump yang menang bukan karena dirinya pandai menafsirkan ayat-ayat kitab suci dan mengajarkan umatnya menjadi saleh dan suci, namun mereka memanfaatkannya sebagai alat untuk memediasi perjuangan mereka.

"Terutama untuk mempengaruhi hakim di Mahkamah Agung. Ketika mereka bisa menguasai Mahkamah Agung, mereka bisa meloloskan agenda mereka untuk melarang aborsi, pernikahan sesama jenis dll," ungkap Grey.

Bagi Mereka, Grey menjelaskan, itu merupakan aspek yang paling penting. Maka dari itu, selama masa kampanye, mereka selalu bersedia mengikuti kampanye Donald Trump yang sangat populis. Melalui Prabowo kaum Islamis ini bisa mewujudkan idelogi mereka.

"Tidak hanya karena dianggap populis dan pragmatis, tetapi juga sangat ideologis. Saya kira orang Indonesia bisa melihat ada kemiripan dengan kampanye Prabowo," ungkap Grey.

Grey menambahkan, berdasarkan apa yang ia dengar dari teman-teman di PKS, mereka tidak banyak dipakai dalam kampaye Prabowo. Justru, peranan yang lebih besar diambil oleh orang yang sangat islamis dan itu betul-betul berhasil yakni mampu menggerakan massa bahkan pasca gagal sekalipun.

"Apa yang terjadi akhirnya setelah Prabowo tidak terpilih lagi, maka muncul massa ini terus bergerak dan berupaya menumbangkan Jokowi," punkas Grey.*(Rikardo)

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas