INDONEWS.ID

  • Sabtu, 16/11/2019 18:16 WIB
  • Isnaeni Achdiat, Perjuangan Melawan Jurnalisme Hitam Demi Membangun Indonesia Cerdas

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Isnaeni Achdiat, Perjuangan Melawan Jurnalisme Hitam Demi Membangun Indonesia Cerdas
Direktur PT Ernst & Young Indonesia dan Anggota Dewan Pengurus IAI Isnaeni Achdiat (Foto: Screenshot beritasatu.com)

Sosok, INDONEWS.ID - Pada Jum`at 15 November 2019 petang, wartawan Indonews berkesempatan untuk bertemu langsung dan mengenal lebih dekat sosok dosen sekaligus Partner Ernst & Young (EY, adalah salah satu dari Big Four perusahan firma jasa profesional terbesar di dunia) di Restaurant Ootoya, Pacific Place, Kawasan SCBD Jakarta Selatan.

Pertemuan petang itu berlangsung sangat singkat dan berjalan kurang lebih satu jam. Dari pertemuan yang hanya sebentar itu, banyak hal yang diuraikan oleh calon Doktor Universitas Panjajaran Bandung ini mulai dari kekhawatiran, mimpi hingga perjuangannya.

Melawan Jurnalisme Hitam

Kehadiran media massa sebagai salah satu bentuk kemajuan teknologi dalam bidang informasi dan komunikasi, patut diacungi jempol. Namun pada saat yang sama, melahirkan kekhawatiran yang akut bagi masyarakat.

Maraknya berita-berita negatif yang bertebaran di berbagai newsfeed dan lini massa sosial media seperti kasus-kasus kriminal, pelecehan seksual, pemerkosaan, pembunuhan serta isu-isu politik yang saling `menggoreng` kubu lawan dengan propaganda berbau SARA adalah `momok` besar bangsa yang menakutkan.

Kondisi ini menyebabkan hati seorang Isnaeni tergerak dan merasa terpanggil untuk membendung pengaruh penyebaran produk-produk jurnalisme hitam yang selama ini mewabah hingga ke seluruh pelosok negeri. Pemberitaan media massa kita saat ini, lanjutnya , sangat merusak bangsa dan merusak generasi muda. 

Praktisi yang juga pengajar di Universitas Indonesia ini memutuskan membangun sebuah social start up bernama "akutahu.com". Pada 2016 silam, start up itu resmi diluncurkan dengan spirit dan visi yakni melahirkan generasi muda bangsa yang cerdas serta melawan praktek jurnalisme negatif dengan menyajikan konten-konten positif berupa gambar dan infografis. 

Pria yang menjadi Managing Partner, Advisory, Indonesia Market, EY ini mengungkapkan Akutahu.com tengah meniti jalan melawan arus informasi negatif yang bertebaran bak jamur di musim hujan. Isnaeni meyakini, informasi adalah pengetahuan. Untuk itu, kebenaran, keringkasan, detil dan sisi positif dari satu informasi menjadi suguhan utama dan yang menjadikan Akutahu.com khas dan berbeda dari media lainnya. 

"Lambat-laun, informasi-informasi ini oleh anak-anak muda diterima sebagai kebenaran dan pengetahuan. Saya punya mimpi, cita-cita besar tentang membangun Indonesia," tegas Alumni Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi, Universitas Indonesia 1995 ini dengan semangat yang berapi-api.

Menurut penelitian Center of Innovation Policy and Governance (CIPG) yang dirilis akhir tahun 2018, saat ini laju penetrasi internet Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia, dan kini sudah mencapai 51%.

Meningkatnya pembangunan infrastruktur jaringan internet seperti "Palapa Ring" memungkinkan terhubungnya seluruh wilayah-wilayah terpencil di nusantara. Hal ini tentu menjadi keuntungan sekaligus tantangan bagi masyarakat.

Pasalnya, persentase kesiapan masyarakat dalam menyikapi perkembangan IPTEK masih rendah. Cara jitu dalam menyikapi perkembangan IPTEK dengan munculnya berbagai aplikasi online adalah berpikirlah cerdas.

Mimpi Mencerdaskan Indonesia

Dengan kehadiran AKUTAHU selama kurang lebih 3 tahun, sebagai media daring berbasis pengetahuan dan jurnalisme positif , Former President of ISACA – Information Systems Audit and Control Association Indonesia ini mengungkapkan pelan tapi pasti, generasi muda harus terus disuntik dengan informasi-informasi positif. Dengan cara itu, mimpi mewujudkan Indonesia yang cerdas bukanlah hal yang mustahil.  

"Setiap hari kita suguhkan konten-konten positif di tengah gempuran konten negatif di media sosial," ungkap Isnaeni. 

Konten-konten yang disajikan di Akutahu, lanjut pria yang pernah menempuh pendidikan singkat di INSEAD, bersifat ringkas, padat, informatif dan memiliki nilai pengetahuan tinggi. Hal ini sejalan dengan slogan Akutahu yakni “lebih cerdas dan mencerahkan”.

Maka dari itu, Akutahu.com mencoba mengemas deretan berita yang setiap hari meramaikan newsfeed dan lini masa pengguna dengan konten yang lebih ringkas namun tetap koheren. 

"Orang itu kan bacanya hanya sebentar. Namun di Akutahu, kita pastikan bacaannya padat. Karena kita meringkas informasi dari mana-mana, tersaji dalam sebuah infografis," tukas Alumni Magister Akuntansi dgn konsentrasi Strategi dan Keuangan, Universitas Indonesia 2010 ini. 

Dengan demikian, "visi Indonesia cerdas" yang diimpikan bakal terwujud bukan hanya untuk lima tahun atau sepuluh tahun ke depan tapi untuk seterusnya. 

"Jika pengetahuan atau informasi yang kita sajikan positif, maka dampaknya juga positif," tutup pria rendah hati kelahiran 9 Februari 1969 ini.*(Rikardo).

Artikel Terkait
Artikel Terkini
Kelebihan Perawatan di Klinik Gigi Happy Dental Clinic
Kebangkitan Nasional, Momentum Meraih Kedaulatan Melalui Indonesia Cerdas
Menko Airlangga Ungkap Potensi Ekonomi Digital Indonesia dan Keanggotaan OECD
Wujudkan Indonesia Emas 2045 Sektor Air, Menteri Basuki: Kuncinya pada Reformasi Kelembagaan
PNM Raih Penghargaan Skala Internasional Kategori Best Islamic Currency Deal - Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas