INDONEWS.ID

  • Selasa, 26/11/2019 09:45 WIB
  • Mantan Menteri Susi dan Christian Wibisono Hadiri Diskusi Publik yang Digelar Indonews

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Mantan Menteri Susi dan Christian Wibisono Hadiri Diskusi Publik yang Digelar Indonews
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Foto: inews).

Jakarta, INDONEWS.ID - Menteri Perikanan dan Kelautan RI Periode Jokowi-JK Susi Pudjiastuti dan Analist Ekonomi Politik Christianto Wibisono serta Staf Ahli Direktur Logistic Supply Chain & Insfrastructur Pertamnia, Rifky Effendi Hardijanto menghadiri diskusi publik yang digagas oleh INDONEWS yang bekerjasama dengan BALAI SARWONO. 

Diskusi publik yang bertujuan untuk membedah harapan, peluang dan potensi ekonomi Indonesia dalam formula kabinet era Jokowi-Amin dengan tema "Ekonomi Era Kabinet Indonesia Maju" di Balai Sarwono, Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu, (27/11/2019).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengungkapkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, kejayaan perairan Indonesia harus dikembalikan. Kekayaan perairan Indonesia lanjutnya, dikuasai oleh negara-negara tetangga hampir selama 74 tahun Indonesia merdeka.

Baca juga : Rayakan HUT Indonews.id ke-8, Pemred Asri Hadi Ajak Pembaca Setia Bantu Penderita Kanker di Indonesia, Begini Caranya!

"Dan baru mulai dinikmati dan dirasakan oleh nelayan-nelayan Indonesia, terutama nelayan kecil selama lima tahun terakhir. Mereka tidak lagi bersusah payah harus bertolak hingga ke lautan lepas untuk mendapatkan tangkapan," terang pemilik Susi Air ini.

Analist Ekonomi Politik Christianto Wibisono berbicara tentang Indonesia yang baru saja menurunkan Incremintal Capital Output Ratio (ICOR) -- yaitu suatu besaran yang menunjukkan besarnya tambahan capital atau investasi baru yang dibutuhkan untuk menaikan atau menambahkan satu unit output -- 6,4 ke 3,2 untuk mencapai target Kabinet Indonesia Maju.

Baca juga : Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi

"Pada 2014, ICOR Indonesai tercatat sebesar 5,5. Angka tersebut lumayan tinggi dibandingkan Vietnam 5,2, India 4,9 dan Malaysia 4,6 sementara Thailand 4,5 dan Filipina pada angka 3,7," terang Chirtianto Wibisono.

Staf Ahli Direktur Logistic Supply Chain & Insfrastructur Pertamina, Rifky Effendi Hardijanto mengatakan meski dirinya tak bisa menepis fakta bahwa membangun sebuah kilang itu mahal, namun Rifky menegaskan pentingnya mendukung rencana Jokowi membangun kilang. Oleh karena itu, ia menyarankan, untuk strategi jangka pendek, pemerintah bisa menyewa kilang yang ada di luar negeri.

Baca juga : Marsekal Hadi Tjahjanto Jadi Menko Polhukam, Pemred Indonews Ucapkan Selamat

"Namun untuk jangka panjang, sangat penting bagi Indonesia untuk membangun dan memiliki kilang sendiri, sebab kilang yang ada sudah tua dan merupakan peninggalan Belanda," *(Rikardo).

Artikel Terkait
Rayakan HUT Indonews.id ke-8, Pemred Asri Hadi Ajak Pembaca Setia Bantu Penderita Kanker di Indonesia, Begini Caranya!
Pemred indonews.id Hadiri Halal Bi Halal di Kediaman Laksamana Purn Ade Supandi
Marsekal Hadi Tjahjanto Jadi Menko Polhukam, Pemred Indonews Ucapkan Selamat
Artikel Terkini
Indonesia Sambut Baik dan Dorong Kolaborasi dalam Perkuat Ketahanan Pangan melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Nanik Yuliati, Pensiunan Guru Senang Bersama Mekaar Usahanya Berkembang
Soal Laka BUS PO Putera Fajar, Komisioner Kompolnal: Biar Tak Terulang Lagi, Utamakan Pencegahan dari Hulu ke Hilir
LPER Mendapat Penghargaan Terkait Ketahanan Pangan Dari Kepala KODIM Kota Bekasi
Pj Bupati Maybrat menerima kunjungan kerja dari Kepala BPJS Kesehatan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas