INDONEWS.ID

  • Senin, 16/12/2019 16:01 WIB
  • Masyarakat Nilai Gibran Maju Calon Wali Kota Solo Bukan Dinasti Politik

  • Oleh :
    • Mancik
Masyarakat Nilai Gibran Maju Calon Wali Kota Solo Bukan Dinasti Politik
Gibran Rakabuming Raka saat mendaftarkan diri sebagai calon wali kota Solo di DPD PDI Perjuangan, Jawa Tengah (Foto:Istimewa)

Jakarta,INDONEWS.ID - Masyarakat Kota Solo menilai Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wali kota Solo, bukan merupakan dinasti politik ayahnya yang sekarang menjabat sebagai presiden. Hasil ini terbukti berdasarka hasil survei yang dilakukan oleh lembaga survei Median kepada 800 responden pada tanggal 3 hingga 9 Desember kemarin.

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional, Rico Marbun dalam penjelasannya mengatakan, secara umum masyarakat Kota Solo tidak setuju jika Gibran maju sebagai bakal calon wali kota Solo dinilai sebagai mewariskan dinasti politik.

Baca juga : Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

"Ada 55,5 persen warga yang menganggap majunya Gibran bukanlah dinasti politik vs 41,6 persen yang menyatakan itu adalah dinasti politik," kata Rico kepada media di Jakarta, Senin(16/12/2019)

Lebih lanjut Rico menjelaskan, penilaian masyarakat terhadap keputusan maju dalam Pilkada serentak 2020 mendatang dan bukan merupakan dinasti politik,sangat beragam.Penilaian tersebut merupakan gambaran masyarakat terhadap sosok Gibran.

Baca juga : Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau

Alasan pertama yakni masyarakat memiliki keyakinan bahwa Gibran akan menjadi seorang pemimpin mantan wakil kota Solo, Joko Widodo.Karena itu, mereka memutuskan untuk mendukung. Adapun persentasenya yakni (41,3 persen).

Sementara untuk alasan kedua yakni masyarakat menilai Gibran masih sangat muda. Persentasenya berada di angka 19, 4 persen. Alasan ketiga yakni terkait dengan semangat untuk menghadirkan perubahan di Kota Solo dengan persentase sebesar 14,7 persen.

Baca juga : Qodari Sebut Dua Alasan Gibran Berpeluang Jadi Ketum Golkar

"Tiga alasan publik melihat Gibran maju itu tidak baik dan dinasti politik. Satu terlalu muda (23,4 persen), dua nepotisme (18,9 persen), tiga belum pengalaman (18,9 persen)," tutup Rico.*

 

 

Artikel Terkait
Bamsoet: Sudahi Konflik, Mari Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Qodari Sebut Dua Alasan Gibran Berpeluang Jadi Ketum Golkar
Artikel Terkini
Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Salah Satu Tertinggi di Kawasan Asia Tenggara
Sekjen FAMARA: Tangkap Provokator Penyerangan Mahasiswa yang Sedang Berdoa di Serpong
Mahasiswa Katolik Tangsel Dianiaya, Astra Tandang Harap Semua Pihak Tidak Terprovokasi
Pj Bupati Maybrat Hadiri Musrenbangnas 2024
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Harap Pemda Susun Perencanaan Gerakan Menanam dengan Baik
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas