Nasional

Qodari Sebut Dua Alasan Gibran Berpeluang Jadi Ketum Golkar

Oleh : very - Selasa, 12/03/2024 21:30 WIB

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari. (Foto: Rmol.id)

 

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari mengatakan Gibran Rakabuming Raka berpeluang menjadi Ketua Umum Partai Golkar.

“Sebagai partai besar, tentu Golkar partai yang sangat menarik untuk dibahas dan didiskusikan. Karena itu dikaitkan dengan Pak Jokowi sebagai calon potensial untuk menjadi Ketua Umum Golkar ke depan," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (12/3).

Hal itu disampaikannya menanggapi pernyataan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo. Bamsoet yang juga Ketua MPR itu menyebut bahwa ada empat nama potensial yang menjadi calon Ketum Golkar yakni Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Bahlil Lahadalia, dan Agus Gumiwang Kertasasmita.

"Di luar empat nama yang disebutkan Bamsoet, menurut saya ada satu calon yang juga sangat potensial untuk menjadi Ketum Golkar ke depan yaitu Gibran Rakabuming Raka,” ujarnya seperti dikutip Antara.

Pengamat politik ini menjelaskan dua alasan putera sulung Presiden Jokowi itu layak menakhodai Partai Golkar.

Pertama, Gibran tidak lama lagi akan menduduki jabatan strategis yaitu sebagai Wakil Presiden RI. Dia akan dilantik pada Oktober 2024 mendatang.

Selama ini, kata Qodari, karakteristik Partai Golkar memiliki kecenderungan sebagai partai yang melekat sebagai bagian dari pemerintahan. Tentunya hal itu linear dengan Gibran sebagai wapres sekaligus Ketua Umum Partai Golkar.

“Partai Golkar punya kecenderungan yang sangat kuat untuk memiliki kaki, memiliki akses di pemerintahan, bukan hanya menteri tetapi juga atau bahkan wakil presiden, karena Golkar adalah partai yang ideologinya karya dan kekaryaan dan selalu berorientasi untuk menjadi bagian dari pemerintahan,” jelasnya.

Qodari melihat pengalaman itu terjadi pada wakil presiden (wapres) ke-10 dan 12 Jusuf Kalla saat menjabat pertama kali pada periode 2004-2009. Pada saat yang sama, JK juga berhasil menduduki ketua umum Golkar.

Kedua, kata Qodari, Partai Golkar ke depan harus berorientasi pada anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda. Oleh sebab itu, tantangannya partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda.

“Partai Golkar ini adalah partai yang tua, partai besar dan kalau kita bicara mengenai pemilih pada hari ini dan pemilih di masa yang akan datang, saya kira Partai Golkar mengalami tantangan bagaimana agar partai ini bisa menjadi partai yang punya orientasi kepada anak muda dan punya tokoh yang juga berasal dari anak muda,” katanya.

Dia melanjutkan, akan sangat menarik jika Golkar memiliki tradisi baru, yaitu dipimpin oleh anak muda dalam hal ini Gibran Rakabuming Raka, bukan lagi dari politisi senior sebagai pucuk pimpinannya.

Dengan dipimpin anak muda, Qodari menilai peluang partai Golkar secara elektoral naik signifikan di masa depan akan terbuka lebar, melihat pengalaman Pilpres 2024 di mana pasangan Prabowo-Gibran juga begitu dominan di kalangan muda. ***

Artikel Terkait