INDONEWS.ID

  • Kamis, 23/01/2020 08:03 WIB
  • Harus! YLBHI Minta KPK Periksa Yasonna Soal Kasus Harun Masiku

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Harus! YLBHI Minta KPK Periksa Yasonna Soal Kasus Harun Masiku
Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Asfinawati menyebut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mestinya memanggil Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Direktur Jenderal Imigrasi Ronny Sompie terkait keterlambatan menginformasikan keberadaan tersangka kasus suap Harun Masiku.

Asfi menduga ada upaya obstraction of justice atau penghalangan penyidikan dalam kasus ini. Karena itu, menurut dia, Yasonna dan Ronny juga harus disidik.

Baca juga : Rakyat Berinisiatif Agar Bertahan dari Krisis Iklim, Respons Negara Justru Mengkhawatirkan

"Indikasi obstraction of justice perlu disidik, karena ini hal serius. Dalam semua kejahatan politik/serius, enggak cuma perencanaan tapi juga selalu ada penghilangan jejak dan upaya menghindari hukum," ujar Asfi saat seperti dikutip dari Tempo, Rabu malam, (22/1/2020).

Yasonna, menurut Asfi, juga mestinya dipanggil oleh penyidik KPK untuk mendalami alasan kader PDIP itu meyakinkan publik bahwa Harun belum di Indonesia saat OTT dilakukan pada 8 Januari lalu.

Baca juga : Minta Divonis Bebas, YLBHI Nilai Juliari Sangat Keterlaluan, Harusnya Dihukum Seberat-beratnya

"Sebagai doktor dan pengajar hukum, tidak mungkin Yasona tidak mengerti bahwa dalam penyidikan yang valid, bukan omongan semata. Jadi, pasti ada maksud dibalik pernyataannya," kata dia.

Butuh waktu 15 hari hingga akhirnya pejabat Direktorat Jenderal Imigrasi mengakui bahwa Harun Masiku, sudah berada di Indonesia.

Baca juga : YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga

Meski begitu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly membantah jika disebut ada unsur kesengajaan ketika ia menginformasikan bahwa Harun Masiku berada di luar negeri sewaktu operasi penangkapan komisioner KPU, Wahyu Setiawan, berlangsung pada 8 Januari lalu.

"Saya ini orang beragama. Swear to God, itu error," kata dia kemarin.*

Artikel Terkait
Rakyat Berinisiatif Agar Bertahan dari Krisis Iklim, Respons Negara Justru Mengkhawatirkan
Minta Divonis Bebas, YLBHI Nilai Juliari Sangat Keterlaluan, Harusnya Dihukum Seberat-beratnya
YLBHI: PSBB dan PPKM Darurat Cara Pemerintah Hindari Kewajiban Penuhi Kebutuhan Warga
Artikel Terkini
Amicus Curiae & Keadilan Hakim
Tiga Warga Meninggal Imbas Longsor dan Lahar Dingin Gunung Semeru
Panglima TNI Hadiri Rapat Koordinasi di Kemenkopolhukam Bahas Situasi di Papua dan Permasalahan Tanah di Sumsel
Cegah Perang yang Lebih Besar, Hikmahanto Sarankan Menlu Retno untuk Telepon Menlu Iran Agar Tidak Serang Balik Israel
Menakar Perayaan Idulfitri dengan Kearifan Lokal Secara Proporsional
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas