Jakarta, INDONEWS.ID - Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Belva Devara menegaskan dirinya siap mundur dari staf khusus apabila ada konflik kepentingan antara perusahannya dan proyek pemerintah yakni program prakerja.
Hal itu dikatakan Belva menyusul tudinagn sejumlah pihak terkait keterlibatannya dalam program prakerja dimana Skill Academy by Ruangguru yang merupakan perusahaan miliknya menjadi mitra dalam program Kartu Pra Kerja.
"Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur," kata Belva melalui cuitannya di Twitter, Rabu (15/4).
Dia menegaskan, dirinya sama sekali tak terlibat dalam proses pemilihan mitra untuk pelatihan online program kartu pra kerja. Termasuk, soal besaran anggarannya maupun mekanisme teknisnya.
"Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," ujarnya.
Belva menjelaskan, penentuan mitra program kartu pra kerja dilakukan secara independen oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana (PMO). Dia memastikan penetapan mitra kartu pra kerja tanpa intervensi dari siapapun.
"Saat ini mitra resmi pun juga banyak. Total mitra ada delapan 8, yang semuanya mengikuti proses seleksi dari akhir tahun 2019 yang dibuka untuk umum," tegasnya.
Sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus, Belva pun telah menanyakan ke pihak Istana apakah dirinya harus mundur dari jabatan perusahaan yang telah dirintisnya. Namun, kata dia, pihak Istana menyatakan hal itu tak diperlukan.
"Jawaban Istana jelas: Tidak perlu. Itu dasar saya menerima tawaran ini," ucapnya.
"Saya hanya berpegang pada pernyataan Istana tersebut dan niat saya hanya kontribusi sebisa saya di bidang yang saya kuasai. Itu lah kenapa kebanyakan program saya sebenarnya di digital services (human centered design dan master data nasional)," sambung Belva.
Sebelumnya, banyak pihak mempertanyakan pemilihan aplikasi Ruangguru sebagai mitra kerja pemerintah dalam proyke program prakerja. Salah satunya adalah elit partai Demokrat selaku Pendiri Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) Rachland Nashidik.
Rachlan menilai Pendiri Ruangguru, Belva Devara selaku Staf Khusus Milenial Presiden Republik Indonesia telah melakukan praktek korupsi.
Rachland Nashidik pun mendesak Presiden RI Joko Widodo agar segera memecat Pendiri sekaligus Direktur Utama Ruangguru tersebut.
"Pertumbuhan ekonomi dalam pandemi ini diprediksi minus. Bisnis terpuruk. PHK dimana-mana. Tapi negara malah menyediakan Rp. 5.6 Triliun untuk pelatihan online? Kebijakan ini bukan saja tak perlu tapi juga korup bila mitra yang ditunjuk adalah perusahaan milik stafsus Presiden," tulit Rachlan lewat akun twitternya @RachlanNashidik; ada Selasa (14/4/2020).
Dalam statusnya, Rachland Nashidik menegaskan Jokowi harus menghentikan pelatihan online dalam Program Kartu Prakerja.
Sebab, tidak hanya ekonomi bangsa kini tengah mengalami resesi imbas virus corona, kebijakan tersebut ditegaskannya terindikasi adanya praktek kolusi.
"Pertumbuhan ekonomi dalam pandemi ini diprediksi minus. Bisnis terpuruk. PHK dimana-mana. Tapi negara malah menyediakan Rp. 5.6 Triliun untuk pelatihan online?," ungkap Rachland Nashidik
"Kebijakan ini bukan saja tak perlu tapi juga korup bila mitra yang ditunjuk adalah perusahaan milik stafsus Presiden," tegasnya.*(Rikardo).