INDONEWS.ID

  • Jum'at, 17/04/2020 11:37 WIB
  • Tangani Covid-19, Dibutuhkan Narasi Utuh dengan Strategi Manajemen Komunikasi yang Terukur

  • Oleh :
    • very
Tangani Covid-19, Dibutuhkan Narasi Utuh dengan Strategi Manajemen Komunikasi yang Terukur
Komunikolog dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing. (Foto: Ist)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Dalam penanganan covid-19, pemerintah melalui Kementerian Kumunikasi dan Informatika memilih strategi komunikasi narasi tunggal daripada narasi utuh. Pertanyaanya, mana lebih efektif dan tepat dari dua strategi tersebut?

Baca juga : KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia

Menurut komunikolog dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing, narasi tunggal tidak mungkin terjadi dalam realitas komunikasi. Bahkan tidak pernah ada. Sebab, setiap individu atau kelompok manusia (kerja) disertai antara lain cita-cita, harapan dan kehendak bebas. 

“Oleh sebab itulah, konsep dasar narasi tugggal pasti berpijak pada pendekatan mekanistis, linear dan memandang manusia sebagai robot yang bisa dikendalikan melalui remote control. Saya pastikan ini tidak pernah terjadi di dalam realitas sosial,” ujarnya melalui siaran pers kepada Indonews.id, di Jakarta, Kamis (16/4).

Baca juga : Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel

Sebab, setiap individu atau antar kelompok kerja - selanjutnya disebut kementerian – katanya, punya kekhasan masing-masing.

Jika dipaksakan dengan narasi tunggal, pasti ada kepentingan, fungsi, kewajiban, tugas dan regulasi dari setiap kementerian yang belum atau tidak sama sekali tersampaikan kepada masyarakat.

Baca juga : Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat

“Oleh karena itu,  konsekuensi dengan narasi tunggal, terbuka lebar muncul ‘letupan-letupan’ pesan tak terduga dari suatu kementerian tertentu,” ujarnya.

Selain itu, narasi tunggal ini berpotensi menimbulkan tindakan komunikasi dari kementerian tertentu berlangsung parsial tanpa memperoleh dukungan dari kementerian lain. Akibatnya,  komunikasi berjalan sendiri-sendiri.

Menurut Direktur Eksekutif Lembaga EmrusCorner ini, dengan power kekuasaan, model narasi tunggal acapkali dipraktekkan di negara otoriter yang mengabaikan hakekat manusia yang kreatif dan dinamis. Manusia ditempatkan bukan sebagai subyek tetapi menjadi objek komunikasi yang bisa diarahkan dan dikendalikan pada suatu tindakan komunikasi narasi tunggal sekaligus mematikan narasi alternatif.

“Itulah sebabnya narasi tunggal berpotensi memasung ide, kreatifitas dan gagasan baru yang boleh jadi lebih efektif mencegah penyebaran dan penanganan dampak covid-19,” kata Emrus.

Dengan narasi tunggal, terbuka lebar benturan antar narasi di ruang publik,  seperti terjadi antara Kementerian Kesehatan dengan Kementerian Perhubungan terkait dengan transportasi online.

“Maka menurut hemat saya, strategi komunikasi yang lebih efektif dan tepat mencegah penyebaran dan menangani covid-19 bukan narasi tunggal, tetapi narasi utuh,” ujarnya.

Narasi utuh, kata Emrus, mengandung dua sisi saling melengkapi satu dengan lain.

Pertama, narasi unik. Setiap instansi  menyampaikan berbagai pesan yang sifatnya spesifik, teknis yang membutuhkan uraian mendalam dan pengulangan agar masyarakat bisa mengadopsi secara tepat.

Kedua, narasi integratif. Narasi ini membutuhkan integratif antara kementerian satu dengan yang lain. Untuk itu, penanggung jawab komunikasi penanganan covid-19 harus proaktif melakukan komunikasi, koordinasi, membangun sinergi, dan kolaborasi antar kementerian dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Untuk ini dibutuhkan kepemimpinan komunikasi yang kompeten.

“Dengan demikian, interaksi narasi spesifik dan narasi integratif sebagai komponen narasi utuh harus dikelola dengan profesional dalam suatu strategi manajemen komunikasi yang terukur,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Artikel Terkini
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Akses Jalan Darat Terbuka, Pemerintah Kerahkan Distribusi Logistik ke Desa Kadundung
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas