INDONEWS.ID

  • Selasa, 16/05/2017 16:03 WIB
  • Cegah Efek Domino, KPAI Minta Kepolisian Tuntaskan Kasus Pembunuhan di Taruna Nusantara

  • Oleh :
    • Abdi Lisa
Cegah Efek Domino, KPAI Minta Kepolisian Tuntaskan Kasus Pembunuhan di Taruna Nusantara
“Peran Sekolah Berasrama dalam Membentuk Karakter Pribadi Unggul yang Berjiwa Kebangsaan dan Kebhinnekaan”, di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017). (Foto: Indonews.id)
Jakarta, INDONEWS.ID -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mendesak kepolisian RI untuk segera memproses kasus pembunuhan berencana terhadap Kresna Wahyu Nurachmad (15), siswa Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, beberapa waktu lalu. Pengungkapan kasus tersebut sangat penting untuk mengetahui penyebab kasus tersebut dan karena itu bisa segera dicarikan solusi sehingga tidak terjadi kembali di masa yang akan datang. “Kita mendesak kepolisian agar segera memproses dan menyelesaikan kasus di Taruna Nusatara tersebut sehingga diketahui penyebab kasus tersebut,” ujar Komisioner KPAI Erlinda, dalam diskusi bertajuk “Peran Sekolah Berasrama dalam Membentuk Karakter Pribadi Unggul yang Berjiwa Kebangsaan dan Kebhinnekaan”, di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (16/5/2017). Diskusi menghadirkan beberapa pembicara yaitu, Pendiri Sekolah Berasrama Internet Alkausar Parung Kuda Sukabumi, Ahmad Rizali, Pendidik Taman Siswa dan pengamat pendidikan Darmaningtyas, dan Deddi Nordiawan, Dosen FEB UI, yang juga Alumni SMA Taruna Nusantara. Erlinda mengakui, kasus pembunuhan di Taruna Nusantara tersebut menimbulkan efek domino pada sejumlah sekolah berasrama di dalam negeri. Kasus itu memunculkan kekhawatiran pada orang tua akan nasib anak mereka di sekolah berasrama. Kasus tersebut, kata Erlinda, bisa juga menimbulkan goncangan pada para guru di sekolah tersebut. “Jangan-jangan guru di Taruna Nusantara akan mengalami goncangan karena perkembangan sosial media yang sangat pesat. Jangan-jangan guru di sana harus di-refresh ulang,” ujarnya. Walau memunculkan trauma dan kekhawatiran, Erlinda meminta semua pihak untuk tidak melakukan generalisasi dan tetap mengakui keunggulan sekolah berasrama, termasuk Taruna Nusantara. “Kasus pembunuhan tersebut seharusnya tidak mengeliminir atau menghilangkan keunggulan sekolah Taruna Nusnatara selama ini,” ujarnya. Anak Kehilangan Ibu Kandung Salah satu alumni SMA Taruna Nusantara Yosep Sudarso Andri Anto dalam sesi tanya jawab mengungkapkan keprihatinannya terhadap sejumlah keadaan yang terjadi di sekolah tersebut. Dia mengibaratkan Taruna Nusantara seperti anak yang telah kehilangan sang ibu. Hal itu terjadi karena Taman Siswa, sebagai “ibu kandung” sekolah tersebut telah keluar dari buah rahimnya sendiri. “Karena itu, kami mengharapkan agar ibu kandung yaitu Taman Siswa bisa kembali ke Taruna Nusantara,” ujarnya. Dia juga mengaku prihatin terhadap sejumlah praktek di sekolah tersebut, seperti proses seleksi calon siswa. “Seleksi telah menjadi mata pencaharian,” ujarnya. Yosep juga mengungkapkan keprihatinan terhadap akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan yayasan. Dia mensinyalir, ketertutupan pengelolaan keuangan memunculkan kecurigaan akan adanya praktik menyimpang. Pasalnya, pengelolaan keuangan di Taruna Nusantara tidak bisa diaudit. “Taruna Nusantara tidak bisa diaudit. Kalau TN (Taruna Nusantara) bisa diaudit, maka semua akan gentar,” ujarnya. Karena itu, dia mengusulkan kepada parapihak terkait untuk memperjelas status atau “jenis kelamin” sekolah tersebut, yaitu menjadi milik yayasan, atau milik pemerintah, dengan bantuan keuangan penuh pemerintah. Seperti diketahui, Kresna ditemukan meregang nyawa di tempat tidurnya, Jumat (31/3/2017) sekitar pukul 03.30 WIB di kamar 2B graha 17 komplek SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang. Dia dibunuh teman satu barak, AMR (15 tahun) menggunakan pisau yang baru saja dibeli di sebuah supermarket sehari sebelum eksekusi. Pelaku menyisipkan pisau tersebut di sela-sela buku sehingga lolos dari pemeriksaan petugas saat masuk ke dalam barak. (Very)  
Artikel Terkait
Sail Nias 2019, 500 Penari Tarian Kolosal Nias Meriahkan di Hari Puncak
Atraksi Lompat Batu di Desa Bawomataluo, Melatih Ketangkasan Pemuda Nias
P-Five Band Unjuk Kebolehan di Penutupan Kejurnas Gokart 2019
Artikel Terkini
Jelang Musim Haji, MERS CoV di Arab Saudi Perlu Diwaspadai
PJ Bupati Maybrat Pantau Ujian Nasional 3 SD Terdalam di Aifat Utara
PNM Sosialisasikan Program Mekaar Pada Tokoh Masyarakat dan Pemuka Agama Serang
Pj Bupati Maybrat Hadiri Rapat Persiapan Penilaian Akreditasi Delapan Puskesmas
Peringatan Hari Pahlawan Nasional Kapitan Pattimura ke-207
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas