INDONEWS.ID

  • Jum'at, 01/05/2020 19:30 WIB
  • Duduk Perkara Pemuda Batak Sebut Biadab dan Nyatakan Perang ke FPI

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Duduk Perkara Pemuda Batak Sebut Biadab dan Nyatakan Perang ke FPI
Laskar FPI saat membakar bendera di depan Kedubes India (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Aksi persekusi yang dilakukan laskar Front Pembela Islam (FPI) terhadap wanita penjual miras jenis tuak di Batang Kuis, Deli Serdang, Sumatra Utara, berbuntut panjang.

Merespon aksi persekusi tersebut, Komite Independen Batak (KIB) dan menyatakan perang melawan Front Pembela Islam (FPI). KIB bahkan bertekad mengusir FPI dari Sumatera Utara.

Baca juga : Walau Hujan, Bupati Morowali Utara dan Dandim 1311/Morowali Tetap Menyemangati Anggota Paskibra

“Kami dengar ada seorang ibu rumah tangga dilecehkan, direndahkan, dihina, disampaikan cap kotor sekotor-kotornya oleh segerombolan manusia-manusia (maaf) biadab, yang kami dengar dari ormas FPI,” kata Ketua KIB, Tagor Aruan dalam video yang tersebar di jagat maya seperti dikutip Pojoksatu.com 

Sebagai putra Batak, kata Tagor, dia sangat menentang perlakuan FPI terhadap pemilik kedai tuak, Lamria Maang. “Kami merasa terluka, kami merasa ternoda, buruh kami diperlakukan seperti itu,” kata Tagor.

Baca juga : Sebanyak 4.665 Warga Mengungsi Akibat Banjir di Bireuen

Menurut Tagor, Indonesia adalah negata berdaulat, negara hukum. Siapa pun tidak boleh bertindak sewenang-wenang.

“Saya Tagor Aroan atas nama Komite Indpenden Batak menyatakan mengusir, menentang, meminta aparat membubarkan FPI dari bumi Sumatera Utara, dari Kota Medan, dari Batang Kuis,” tegasnya.

Baca juga : Warga Gowa dan Petugas Bersihkan Puing Rumah Rusak Akibat Angin Kencang

Tagor juga mengajak seluruh elemen masyarakat dan seluruh elemen bangsa Batak untuk bersatu dan berkumpul mengusir FPI dari Kota Medan, dari Sumatera Utara.

Ia menambahkan, sudah saatnya elemen Batak bertindak karena selama ini membiarkan FPI merajalela, bertindak seenaknya, sesuka hatinya. Dia lantas menyatakan perang terhadap FPI.
“Saya menyatakan perang dengan FPI, bubarkan FPI. Mari kita bersatu semuanya, bergerak untuk mengusir FPI dari Indonesia, dari Sumatera Utara dan Kota Medan,” pungkas Tagor.

Kronologi Kejadian

Sebuah video viral menunjukkan ada kedai tuak di Deli Serdang, Sumut, yang dipaksa tutup oleh sekelompok orang saat bulan Ramadhan viral.

Polisi mengatakan Ketua FPI setempat sebagai pihak diduga pemaksa kedai tutup sudah meminta maaf ke pemilik kedai.

"Sudah dua kali pertemuan di Polsek Batang Kuis sampai hari ini dan Ketua FPI Batang Kuis juga sudah membuat permohonan maaf secara tertulis dan tidak akan mengulangi perbuatannya," kata Kapolresta Deli Serdang Kombes Yemi Mandagi, melansir Detik.com Rabu (29/4/2020).

Dia mengatakan pemilik kedai tuak itu juga sudah memaafkan para pelaku. Namun dia mengatakan pemilik kedai tetap membuat laporan polisi di Polresta Deli Serdang.

"Di sisi lain pihak pemilik warung sudah memaafkan tetapi terap membuat laporannya di Polresta Deli Serdang dan dampingi Kapolsek serta kuasa hukumnya," ucapnya.

Yemi menyebut peristiwa itu dipicu oleh kedai tuak yang tetap buka saat Ramadhan. Menurutnya, kepala lingkungan setempat juga sudah mengingatkan pemilik kedai.

Dia meminta semua pihak menahan diri dan tidak bersikap berlebihan terkait masalah ini. Yemi berharap warga mempercayakan penuntasan masalah ini kepada polisi.

"Kami harap kepada semua pihak untuk tidak berlebihan dalam menyikapi permasalahan ini dan percayakan kami kepolisian Polresta Deli Serdang akan menyelesaikannya dengan baik dan tuntas," tuturnya

Sebelumnya, Rabu (29/4), dalam video viral itu terlihat seorang wanita yang mempertahankan kedai miliknya saat diminta tutup oleh sekelompok orang. Dia mengatakan warung miliknya tetap buka untuk mencari makan sehari-hari.

"Pak, saya makan dari mana. Saya warga sini loh. Saya makan dari mana. Bapak ini bagaimana? Bisa Bapak kasih aku makan? Pak, bisa Bapak kasih aku makan?" kata wanita dalam video itu.

Wanita itu juga mengatakan telah menutupi warung miliknya agar tidak terlihat dari bagian luar. Wanita itu juga memprotes barang-barang miliknya yang akan diambil.

"Kan itu ditutup Pak. Kan katanya harus ditutup, saya tutup. Jangan bawa barang-barang itu, bisa kalian kasih saya makan?" katanya. Peristiwa itu disebut terjadi di Batang Kuis, Selasa (28/4). Situasi saat ini sudah kondusif.*

Artikel Terkait
Walau Hujan, Bupati Morowali Utara dan Dandim 1311/Morowali Tetap Menyemangati Anggota Paskibra
Sebanyak 4.665 Warga Mengungsi Akibat Banjir di Bireuen
Warga Gowa dan Petugas Bersihkan Puing Rumah Rusak Akibat Angin Kencang
Artikel Terkini
BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Fundamental Ekonomi Indonesia Cukup Kuat Meredam Dampak Potensi Eskalasi Konflik di Kawasan Timur Tengah Pasca Serangan Iran
Arus Balik Lebaran, 7.663 Pemudik Antarnegara Tercatat Melintas di PLBN Entikong
Perkuat Persatuan, Forum Pemuda Sawahan Bantul Gelar Syawalan Idul Fitri 1445 H
Prof Tjandra: Tahun Ini Mungkin Menjadi Tahun Terburuk Dengue di Benua Amerika
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas