INDONEWS.ID

  • Jum'at, 15/05/2020 22:30 WIB
  • Data Kurang Akurat, Askolani : Penyaluran Bantuan Sosial Masih Sedikit Sulit

  • Oleh :
    • Ronald
Data Kurang Akurat, Askolani : Penyaluran Bantuan Sosial Masih Sedikit Sulit
Peserta Penerima Keluarga Penerima Mamfaat (KPM). (Foto : ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani menuturkan pemerintah telah mengalokasikan bantuan sosial tunai kepada 5.824.511 Keluarga Penerima Manfaat atau KPM yang berada di luar Jabodetabek.

“Sampai dengan 13 Mei keluarga DTKS non penerima bantuan sosial PKH dan Kartu sembako yang menerima bantuan sebanyak 5.824.511,” kata Askolani saat memberi keterangan pers di Graha Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), Jakarta, Jumat (15/5/2020).

Baca juga : Bansos, Bagian dari Konstruksi Politik Otoritaian untuk Pemenangan Politik

Adapun, Askolani menuturkan, nilai manfaatnya sebesar 600 ribu per bulan dan berlangsung selama tiga bulan. Selain itu, dia menerangkan, kebutuhan anggaran dari bantuan sosial tunai ini sebesar Rp16.2 triliun.

“Hingga saat ini, realisasi anggarannya sudah sebesar Rp3,5 triliun,”ujarnya.

Baca juga : Bansos Rusakkan Suara Hati

Sementara itu, dia menggarisbawahi, target penerima bantuan sosial non-Jabodetabek ini sebanyak 9 juta KPM. Kendati demikian, dia mengatakan, hingga saat ini data yang sudah valid diterima oleh pemerintah baru 7,96 juta KPM.

“Masih menunggu pemenuhan 1.4 juta lainnya,” kata Askolani.

Baca juga : Keras! Cak Imin ke Jokowi Soal Politisasi Bansos: Kualat Pak

Dia mengungkan baru sekitar 17,7 juta keluarga yang mendapatkan bantuan berupa bahan pokok dari pemerintah, padahal target yang dipasang pemerintah sekitar 20 juta keluarga.

"Di bulan Mei ini, sudah disalurkan 17,7 juta KPM (Keluarga Penerima Manfaat) ini masih rendah, jika dibandingkan dengan target 20 juta KPM,” kata Askolani.

Askolani mengakui memang penyaluran bantuan sembako yang dilakukan sedikit sulit, karena data yang dimiliki pemerintah kurang akurat.

"Kita ketahui memang ada masih sedikit kelemahan-kelemahan misalnya targetnya tidak ada, masih ada yang kurang tepat sasaran," kata Askolani.

Kementerian Sosial meminta pemda untuk memperbarui data penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dan memasukan data ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Data yang akurat sangat dibutuhkan agar penyaluran BST lebih tepat sasaran.

Juliari P Batubara, Menteri Sosial mengatakan, agar data penerima BST tepat sasaran maka pemerintah daerah (Pemda) perlu memperhatikan akurasi data di daerahnya masing-masing. Data penerima BST harus dimutahirkan oleh pemda untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam DTKS.

"Ke depannya pembaruan data ini dimasukan ke dalam DTKS, sebab kalau tidak masuk itu akan sulit untuk mendapat bantuan sosial," ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (12/5/2020).

Untuk informasi, pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp 110 triliun untuk jaring pengaman sosial selama pandemi Covid-19.

Dari total tersebut, sebesar Rp 65 triliun difokuskan untuk program PKH, kartu sembako, kartu prakerja, diskon tarif listrik, insentif perumahan, bantuan sembako Jabodetabek dan bansos tunai non Jabodetabek. (rnl)

Artikel Terkait
Bansos, Bagian dari Konstruksi Politik Otoritaian untuk Pemenangan Politik
Bansos Rusakkan Suara Hati
Keras! Cak Imin ke Jokowi Soal Politisasi Bansos: Kualat Pak
Artikel Terkini
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas