INDONEWS.ID

  • Selasa, 09/06/2020 14:45 WIB
  • Diskusi PapuanLivesMatter Mendapat Dukungan Penuh Aliansi Dosen UI

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Diskusi PapuanLivesMatter Mendapat Dukungan Penuh Aliansi Dosen UI
Foto Universitas Indonesia Kampus Depok

Jakarta, INDONEWS.ID - Puluhan dosen Universitas Indonesia yang tergabung dalam Aliansi Dosen Universitas Indonesia untuk Kebebasan Akademik dan Kebebasan Berpendapat mendukung Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM UI.

Diketahui BEM UI telah menggelar diskusi publik bertajuk `#PapuanLivesMatter: Rasisme Hukum di Papua` pada Sabtu malam lalu, 6 Juni 2020.

Baca juga : Di Depan BEM UI, RR: Jangan Mau Tergiring Drakor Copras-Capres

"Aliansi mendukung keberagaman pendapat yang berusaha diekspresikan oleh seluruh sivitas akademika UI," kata salah satu anggota Aliansi, Shofwan Al Banna Choiruzzad, melalui pernyataan sikap tertulis, Senin, 8 Juni 2020.

Aliansi juga mendorong sivitas akademika UI untuk bersikap dan bertindak konsisten dalam mendukung dan memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan/atau penguasaan, pengembangan, dan pengamalan pengetahuan.

Baca juga : Dipersoalkan BEM, UI Buka Suara Soal Harta Rektor Naik Rp35 M dalam 3 Tahun

Hal ini sesuai yang diamanatkan Pasal 13 ayat (2) Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.

"Kami juga mendorong agar UI sebagai institusi pendidikan dapat lebih berperan dalam mendiseminasikan keragaman pemikiran dan tidak terjebak dalam produksi kebenaran tunggal," kata Shofwan.

Baca juga : Gerakan Mahasiswa Saat Ini Dinilai Lebih Genuine, Jujur dan Jernih

Aliansi menyatakan, ini sejalan dengan aspirasi keunggulan akademik yang juga dijalankan universitas-universitas terkemuka di dunia.
Terakhir, Aliansi mengajak sivitas akademika UI untuk menjaga nama baik UI dengan merespons perbedaan pendapat melalui forum ilmiah untuk meningkatkan independensi akademik.

Pernyataan sikap ini menyertakan nama 23 dosen yang berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, dan Fakultas Ilmu Budaya UI. Menurut Shofwan, anggota Aliansi masih akan terus bertambah.

Sebelumnya pada Sabtu malam, 6 Juni lalu, BEM UI menggelar diskusi bertajuk `#PapuanLivesMatter: Rasisme Hukum di Papua` yang tayang di akun Youtube BEM UI. Diskusi itu menghadirkan pegiat HAM Veronica Koman, pengacara HAM asal Papua Gustav Kawer, dan eks tahanan politik Papua Sayang Mandabayan.

Keesokan harinya, atau Ahad, 7 Juni, Rektorat UI mengeluarkan pernyataan sikap mengkritik BEM atas diskusi tersebut. Kepala Biro Humas dan KIP Universitas Indonesia (UI), Amelita Lusia, menyebut pembicara "Diskusi Publik: #PapuanLivesMatter Rasisme Hukum di Papua" yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI tidak layak.

Materi diskusi ini pun disebut tidak berpijak pada kandungan ilmiah. Sehingga diskusi ini dianggap tidak cukup kuat untuk dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan akademik yang baik.

UI juga menganggap proses perancangan diskusi yang tidak cermat dan proses penyelenggaraan yang melanggar peraturan dan tata cara yang ditetapkan kampus. Mereka pun menyatakan bahwa acara diskusi tersebut tidak mencerminkan pandangan dan sikap mereka secara institusi.

Artikel Terkait
Di Depan BEM UI, RR: Jangan Mau Tergiring Drakor Copras-Capres
Dipersoalkan BEM, UI Buka Suara Soal Harta Rektor Naik Rp35 M dalam 3 Tahun
Gerakan Mahasiswa Saat Ini Dinilai Lebih Genuine, Jujur dan Jernih
Artikel Terkini
Kenal Pamit` Kadispenau, Sederhana namun Meriah
Inspeksi Mendadak Pj Bupati Maybrat Ungkap Kondisi Memprihatinkan di Kantor Distrik Aifat Utara
Pj Bupati Maybrat Tinjau Puskesmas Aifat Utara, Puji Kinerja Dalam Penanganan Alergi Rabies
Pj Bupati Maybrat dan Kapolres Tandatangani NPHD, Dukung Penerimaan Bintara Polri dari Maybrat
Kunjungan Pj Bupati Maybrat ke SMAN 1 Aifat Raya Ungkap Kekurangan Guru dan Data Siswa yang Tidak Akurat
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas