INDONEWS.ID

  • Senin, 03/08/2020 22:01 WIB
  • Kendati Nadiem Minta Maaf, Muhammadiyah Ngotot Mundur dari POP

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
Kendati Nadiem Minta Maaf, Muhammadiyah Ngotot Mundur dari POP
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan tetap mundur sebagai peserta Program Organisasi Penggerak (POP).

Keputusan ini sudah bulat meskipun Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim sudah menyampaikan permintaan maaf langsung ke kantor PP Muhammadiyah di Jakarta.

Baca juga : Narasi Kebangkitan Khilafah Perspektif Sempit dan Irasional

"Muhammadiyah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang), Muhammadiyah memutuskan untuk tetap tidak berperan serta dalam program POP," ungkap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu`ti melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/8).

"Muhammadiyah dengan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Majelis Pendidikan Tinggi dan Litbang (Dikti Litbang), Muhammadiyah memutuskan untuk tetap tidak berperan serta dalam program POP," ungkap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu`ti melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (3/8).

Baca juga : Debat ke-3 Capres: Anies Paling Populer, Ganjar Miliki `Posivity Rate` Tertinggi, Prabowo Terlalu Emosional

Ketika berkunjung ke PP Muhammadiyah, Nadiem meminta Muhammadiyah kembali bergabung di POP. Langkah ini menyusul permintaan maaf yang disampaikan melalui rekaman video kepada tiga organisasi masyarakat yang mundur POP.

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), yang juga turut mundur, sebelumnya mengatakan tidak bisa memutuskan kembali bergabung sebelum POP dievaluasi. Mereka juga mengharapkan rekrutmen POP diulang kembali.

Baca juga : Menko Airlangga: Miliki Populasi Muslim Terbesar di Dunia, Wajar Jika Indonesia Menjadi Pusat Produk Halal Dunia

"Kalau PGRI berharap tahun depan diadakan ulang rekrutmen baru dengan mengedepankan asas keterbukaan, transparansi, dan track record-nya jelas siapa yang dapat," ungkap Ketua Umum PGRI Unifah Rosyidi.

Hal serupa juga diungkap Ketua LP Ma`arif NU Arifin Junaidi. Ia menilai evaluasi menyeluruh mulai dari konsep sampai integritas peserta yang lolos POP harus dicermati.

"Kriteria penerimaannya tidak jelas begitu kok. Macam-macam sekali organisasi penerimanya. Ada perkumpulan pecinta budaya, keluarga alumni, kan enggak jelas kriterianya," katanya.

Organisasi Penggerak sendiri merupakan program pelatihan guru besutan Kemendikbud yang melibatkan organisasi masyarakat bidang pendidikan. Bentuknya, ormas membuat pelatihan dan Kemendikbud memberikan dana.

Namun seiring hasil seleksi diumumkan, kritik membanjiri program ini. Kemendikbud diprotes karena meloloskan sejumlah ormas yang dinilai tidak kompeten dan tidak jelas latar belakangnya.*

Artikel Terkait
Narasi Kebangkitan Khilafah Perspektif Sempit dan Irasional
Debat ke-3 Capres: Anies Paling Populer, Ganjar Miliki `Posivity Rate` Tertinggi, Prabowo Terlalu Emosional
Menko Airlangga: Miliki Populasi Muslim Terbesar di Dunia, Wajar Jika Indonesia Menjadi Pusat Produk Halal Dunia
Artikel Terkini
Polda Metro Hentikan Penyidikan Kasus Aiman, ICJR Ingatkan Beberapa Kasus Lain yang Serupa
Berkah Ramadan, Persediaan Produk Industri Pengolahan Terserap Optimal Terutama di Pasar Domestik
Pj Bupati Maybrat Bahas Pengembangan Pertanian dengan Direktur Pembiayaan Pertanian, Kementerian Pertanian
Mendagri Minta Pj. Kepala Daerah Segera Penuhi Anggaran Pilkada 2024
Pj Bupati Maybrat Gelar Pertemuan dengan Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kemen LHK
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas