INDONEWS.ID

  • Kamis, 06/08/2020 22:43 WIB
  • Penemuan Obat Covid-19, Ali Gufron: Membutuhkan Proses Panjang

  • Oleh :
    • Mancik
Penemuan Obat Covid-19, Ali Gufron: Membutuhkan Proses Panjang
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, Ali Gufron Mukti.(Foto:Istimewa)

Jakarta, INDONEWS.ID - Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN, Ali Gufron Mukti, menjelaskan, dalam proses penemuan obat, terutama obat untuk penanganan Covid-19, membutuhkan proses yang panjang dan terdapat beragam prosedur yang harus dilaksanakan.

Menurut, obat yang telah ditemukan membutuhkan proses uji coba. Hal ini dilakukan agar obat  tersebut cocok yang penyembuhan Covid-19.

Baca juga : Masa Endemi BPJS Kesehatan Tetap Biayai Pengobatan Covid-19

"Menemukan sebuah obat diperlukan proses yang sangat panjang karena menyangkut keamanan hidup masyarakat. Obat yang salah akan bisa menjadi racun dan berbahaya," ujar Ali dalam dialog di Media Center Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Jakarta, Kamis, (6/08/2020).

Proses menemukan obat juga diawali dengan penelitian yang memiliki berbagai tahapan agar aman untuk diimplikasikan kepada masyarakat. Ali juga mengungkapkan bahwa proses pertama dalam melakukan suatu penelitian adalah presentasi kepada kolega agar hasil penelitian bisa didiskusikan bersama mengenai kelayakannya.

Baca juga : Waduh! Luhut Izinkan Mobilitas bagi yang Sudah Divaksin dan Tak Ada Komorbid

"Oleh karena itu, biasanya orang melakukan penelitian sebelumnya membuat proposal terlebih dahulu. Selanjutnya proposal tersebut harus lulus dalam uji etika kelayakan yang diuji oleh Komite Etik. Jadi tidak bisa langsung mengklaim menemukan obat. Harus ada prosedur yang dijalankan,” ujarnya.

Selanjutnya, Ali menginformasikan, pemerintah terbuka dan mengapresiasi kepada siapa saja yang ingin ikut berpartisipasi dalam penemuan obat Covid-19 di Indonesia. Pemerintah akan memfasilitasi serta mendukung segala penelitian dalam penemuan obat Covid-19 asal sesuai dengan koridor dan etika yang ada.

Baca juga : Seminggu Keliling di Sumedang Nakes Marinir Vaksin Lebih 12.000 Warga

Selain itu, usaha memutus penyebaran Covid-19 juga dilakukan dengan berbagai inovasi yang telah banyak tercipta. Menurut keterangan dari Ali, peneliti dan dosen di Indonesia telah menghasilkan lebih dari 60 inovasi.

"Berbagai inovasi selama 4 bulan terakhir telah dihasilkan. Seperti robot perawat, rapid test kit dan lain sebagainya. Bahkan PCR yang biasanya kita impor, sekarang tidak. Peneliti Indonesia telah membuatnya. Ada juga mobile laboratory dimana laboratorium bisa menghampiri masyarakat. Itu juga inovasi yang dibuat oleh anak bangsa. Terakhir adalah ventilator canggih yang dibuat oleh UGM, yang kalau kita impor itu bisa miliaran tapi ini hanya 450 juta," tutupnya.*

Artikel Terkait
Masa Endemi BPJS Kesehatan Tetap Biayai Pengobatan Covid-19
Waduh! Luhut Izinkan Mobilitas bagi yang Sudah Divaksin dan Tak Ada Komorbid
Seminggu Keliling di Sumedang Nakes Marinir Vaksin Lebih 12.000 Warga
Artikel Terkini
PT Sri Pamela Group Berkolaborasi dengan UPT II WASNAKER SUMUT dalam Menyemarakkan May Day Sumatera Utara Tahun 2024
PT Perkebunan Nusantara I Regional 4 Raih Penghargaan Indonesia CSR Brand Equity Awards dari The Iconomics
Empat Jenazah korban banjir Bandang Batang Anai Dishalatkan
Indonesia Sambut Baik dan Dorong Kolaborasi dalam Perkuat Ketahanan Pangan melalui IDMA Exhibition dan TABADER Summit 2024
Nanik Yuliati, Pensiunan Guru Senang Bersama Mekaar Usahanya Berkembang
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas