INDONEWS.ID

  • Senin, 19/10/2020 15:01 WIB
  • BMKG Sebut Jakarta akan Diguyur Hujan Lebat Seminggu ke Depan

  • Oleh :
    • Rikard Djegadut
BMKG Sebut Jakarta akan Diguyur Hujan Lebat Seminggu ke Depan
Hujan Petir di Jakarta (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan dalam satu minggu ini, hingga Sabtu (24/10), DKI Jakarta akan diguyur hujan lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang.

"Kami memprakirakan dalam sepekan ke depan (18-24 Oktober 2020) akan terjadi peningkatan curah hujan dengan intensitas lebat disertai kilat/petir dan angin kencang di Jakarta," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto berdasarkan keterangan resminya, Minggu (18/10).

Baca juga : Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi

Masyarakat juga diimbau agar selalu waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan kondisi cuaca ekstrem. Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Guswanto menjelaskan, potensi hujan lebat tersebut diakibatkan oleh fenomena La Nina yang sedang terjadi di Samudera Pasifik dengan intensitas sedang.

Baca juga : BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan

Berdasarkan hasil pemantauan BMKG terhadap indikator laut dan atmosfer, suhu permukaan laut mencapai angka minus 0.5 derajat celcius hingga minus 1.5 derajat celcius selama 7 dasarian atau 70 hari terakhir.

"Diikuti oleh dominasi aliran zonal angin timuran, yang merepresentasikan penguatan angin pasat," ujarnya.

Baca juga : Modifikasi Cuaca, Strategi BMKG Minimalisir Cuaca Ekstrem Selama Lebaran

Selanjutnya, La Nina yang terjadi pada periode awal musim hujan ini, kata Guswanto, berpotensi meningkatkan jumlah curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun, curah hujannya tidak seragam. Baik secara spasial maupun temporal.

"Curah hujannya bergantung pada musim atau bulan, wilayah, dan kekuatan La Nina itu sendiri," kata Guswanto

Dia menambahkan, selain pengaruh sirkulasi angin muson dan anomali iklim di Samudera Pasifik, penguatan curah hujan di Indonesia juga dipengaruhi oleh penjalaran gelombang atmosfer ekuator dari barat ke timur berupa gelombang Madden Julian Oscillation (MJO) dan Kelvin.

"Atau dari timur ke barat berupa gelombang Rossby. Hasil analisis kondisi dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya aktivitas MJO di atas wilayah Indonesia, yang merupakan kumpulan awan berpotensi hujan," katanya.

Dia mengatakan, aktivitas La Nina dan MJO pada saat yang bersamaan dapat berkontribusi terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.*

Artikel Terkait
Sekjen Kemendagri Dorong Pemprov DKI Jakarta Optimalkan Pengelolaan Urbanisasi
BMKG : Waspada Potensi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
Modifikasi Cuaca, Strategi BMKG Minimalisir Cuaca Ekstrem Selama Lebaran
Artikel Terkini
Ketua KIP: Pertamina Jadi `Role Model` Keterbukaan Informasi Publik di Sektor Energi
Kemendagri Intruksikan Pemprov Kaltara Percepat Pembangunan Daerah Berbasis Inovasi
Semangat Kartini dalam Konteks Kebangsaan dan Keagamaan Moderen
Kementerian PUPR Tuntaskan Pembangunan Enam Titik Sumur Bor Bertenaga Matahari di Mamuju
Kemenangan Prabowo-Gibran Peluang Bagi Pengembangan Ekonomi Kelautan dan Konektivitas Antarpulau
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas