INDONEWS.ID

  • Minggu, 08/11/2020 11:08 WIB
  • Hikmahanto: Ini Sejumlah Tugas Berat yang Harus Dilakukan Joe Biden

  • Oleh :
    • very
Hikmahanto: Ini Sejumlah Tugas Berat yang Harus Dilakukan Joe Biden
Joe Biden sudah dapat dipastikan menjadi Presiden AS berdasarkan hasil pemilihan umum AS. (Foto: AFP)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Meski belum dinyatakan oleh otoritas yang berwenang, Joe Biden sudah dapat dipastikan menjadi Presiden AS berdasarkan hasil pemilihan umum AS.

Tentu masyarakat di AS harus bersabar bila Donald Trump tidak menerima hasil pemilu dan akan membawanya ke ranah hukum.

Baca juga : KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik

Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, kalaulah akhirnya Joe Biden dinyatakan sebagai Presiden AS ke-46 maka Biden mempunyai tugas yang berat baik di dalam maupun di luar negeri.

“Di dalam negeri Biden diharapkan dapat mempersatukan rakyat AS yang selama 4 tahun belakangan ini terpecah sangat tajam,” ujar Hikmahanto melalui siaran pers di Jakarta, Minggu (8/11).

Baca juga : Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo

Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani ini menambahkan, Biden diharapkan dapat mengendalikan penyebaran Covid 19 dan berbagai upaya untuk menekan angka kematian.

“Ekonomi AS pun perlu penanganan yang serius, disamping masalah rasial dan sosial lainnya,” ujarnya.

Baca juga : Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD

Sedangkan untuk kebijakan luar negeri, Biden diharapkan oleh masyarakat dunia untuk mengembalikan Amerika Serikat menjadi Amerika Serikat yang dulu dengan nilai-nilainya.

Hikmahanto mengatakan, ada empat hal penting yang harus dilakukan Biden untuk mengembalikan AS yang dulu.

Pertama, AS memikirkan kemaslahatan dunia ketimbang dirinya sendiri.

Sebelum Trump menjadi Presiden AS nilai yang dianut adalah mensejahterakan dunia agar AS sejahtera, menumbuhkan perekonomian dunia agar ekonomi AS tumbuh, mengamankan dunia agar keamanan AS terjaga, bahkan menyeimbangkan kekuatan yang ada di dunia agar AS menjadi pemimpin dunia.

Namun, pada era Trump nilai tersebut ditinggalkan dan lebih fokus untuk membangun AS dengan mengabaikan dunia. Bahkan, Trump berkonflik secara head to head dengan sejumlah negara.

Kedua, tidak ada lagi kejutan-kejutan (no more surprises) kebijakan yang dijalankan oleh AS.

“Dibawah Trump banyak kebijakan yang tidak pernah terpikir oleh masyarakat internasional, seperti bertemu dengan Kim Jong Un dari Korea Utara, keluar dari WHO, memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem, bahkan mengakhiri secara pihak hasil perundingan Iran dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB terkait pengembangan nuklir Iran,” ujar Hikmahanto.

Ketiga, Biden diharapkan menjalankan kebijakan-kebijakan luar negeri AS yang telah dirancang secara lama dan rinci oleh para birokrat AS.

Dalam sistem pemerintahan AS, ada dua unsur penting pengelola kebijakan yaitu politisi dan birokrasi.

Politisi memegang keputusan akhir, sementara birokrasi yang menjaga agar kebijakan AS dari waktu ke waktu terjaga.

“Politisi secara alamiah akan keluar dan masuk (come and go) empat tahun sekali, namun birokrasi akan tetap mengingat tongkat estafet kebijakan akan terus diturunkan kepada para penggantinya,” ujarnya.

Di era Trump, Trump kerap melakukan perlawanan terhadap kebijakan yang telah dirancang oleh para birokrasinya.

Perlawanan dilakukan melalui tweet dan juga langsung mengganti birokrat yang tidak sepemahaman dengan Trump.

Harapan dunia tentu Biden lebih banyak mendengar dan memutus berbagai kebijakan yang telah dirancang secara rinci oleh birokrasi AS selama bertahun-tahun.

Terakhir, AS tidak lagi menjadi sumber inspirasi bagi elemen masyarakat berbagai negara untuk membangkitkan ekstrim kanan dan supremasi kulit putih (white supremacist).

“AS dibawah Biden diharapkan mengembalikan nilai-nilai untuk menghormati pluralisme, hak asasi manusia dan tidak merendahkan suatu bangsa dengan peradabannya,” pungkasnya. (Very)

Artikel Terkait
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Artikel Terkini
KI Pusat Mantapkan Sinergi dengan Media dalam Mengawal Informasi Publik
Direktur GKI Beri Materi Kewirausahaan untuk Pelajar SMKS Bina Mandiri Labuan Bajo
Menjadi Tulang Punggung Pengembangan Usaha Ultra Mikro Indonesia, PNM Ikuti 57th APEC SMEWG
Tiga Orang Ditemukan Meninggal Akibat Tertimbun Longsor di Kabupaten Garut
Pimpin Proses Penyiapan dan Percepatan Keanggotaan Indonesia pada OECD, Presiden Joko Widodo Tunjuk Menko Perekonomian sebagai Ketua Tim Nasional OECD
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas