INDONEWS.ID

  • Rabu, 02/12/2020 19:30 WIB
  • Moeldoko Akui Kesulitan Dalam Memburu MIT di Poso

  • Oleh :
    • Ronald
Moeldoko Akui Kesulitan Dalam Memburu MIT di Poso
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko. (Foto : Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan bahwa tidak mudah untuk melindungi masayakat dari kelompok teror Mujahid Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis di wilayah tersebut.

Menurutnya, wilayah operasi MIT terletak di wilayah pegunungan dengan hutan yang masih cukup lebat.

Baca juga : Pamit Kardinal Suharyo Sebelum ke Vatikan, PWKI: Kunjungan Lanjutan untuk Kerja Sama dengan Media Vatikan

"Intinya bahwa saya tahu persis medan di sana, medannya, gunungnya berlapis-lapis, itu sangat luas. Hutannya masih cukup lebat dan masyarakat itu tinggal cukup berjauhan sehingga untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," ujar Moeldoko di Kompleks Istana, Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Sementara, masyarakat setempat tinggal dengan jarak yang saling berjauhan. "Untuk menjaga rasa aman mereka tidak mudah," sambungnya.

Menurutnya, kepolisian juga memiliki keterbatasan kemampuan di tengah kondisi medan yang berat tersebut. Terlebih lagi, MIT memiliki jumlah personil yang kecil sehingga dapat membaur di tengah masyarakat.

"Dia bisa membaur dengan masyarakat, dia punya manuver yang cepat karena dia sudah tahu daerah operasi mereka sendiri, itu juga salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan yang diturunkan ke sana, tapi panglima sudah menyiapkan pasukan khusus untuk menghadapi itu," kata Moeldoko.

Anggota MIT juga diperkirakan bisa melakukan manuver yang cepat lantaran sudah mengenal daerah operasinya. "Itu juga salah satu kesulitan yang dihadapi pasukan yang diturunkan ke sana," ujar dia.

Moeldoko pun menceritakan pengalamannya saat menjadi Panglima TNI. Saat itu, ia melapor pada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa ia akan melakukan operasi gabungan di Poso. Akhirnya, MIT kesulitan bergerak sehingga polisi dapat menangkap personil tersebut.

Oleh karena itu, pemerintah telah menyiapkan langkah taktis dengan mengirimkan pasukan TNI. "Kolaborasi antara TNI dengan kepolisian yang lebih baik lagi itu diperlukan," kata Moeldoko.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengutuk keras teror dan tindakan di luar batas kemanusiaan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Presiden juga menegaskan bahwa tak ada tempat di Tanah Air bagi tindak terorisme. Hal itu disampaikan Presiden dalam pernyataan resminya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11/2020).

“Saya mengutuk keras tindakan-tindakan di luar batas kemanusiaan dan tidak beradab yang menyebabkan empat orang saudara-saudara kita meninggal dunia dalam aksi kekerasan yang terjadi di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah,” ujarnya. (rnl)


Artikel Terkait
Pamit Kardinal Suharyo Sebelum ke Vatikan, PWKI: Kunjungan Lanjutan untuk Kerja Sama dengan Media Vatikan
Indonesia-Selandia Baru Berkomitmen Majukan Implementasi Kemitraan Komprehensif
Mitigasi Perubahan Iklim, Kunci Penting Jaga Ketahanan Pangan
Artikel Terkini
Pj Bupati Maybrat Kunjungi Batalyon SATGAS YONIF 133/Yudha Sakti di Susumuk
Peringatan Hari Pendidikan Nasional 2024 di SMP Negeri 1 Ayawasi
Plh Dirjen Polpum Pimpin Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Lingkup Kemendagri dan BNPP
PTPN IV Regional 4 Salurkan 94 Bantuan Stunting di Muara Bulian
Feby Longgo, Ketua Kelompok Mekaar Merasa Beruntung Usaha Semakin Maju Dan Bisa Membantu Sesama
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas