INDONEWS.ID

  • Sabtu, 02/01/2021 14:59 WIB
  • Pakar: Kemlu Harus Tegas Terhadap Negara Pemilik Drone Mata-mata Bawah Laut

  • Oleh :
    • very
Pakar: Kemlu Harus Tegas Terhadap Negara Pemilik Drone Mata-mata Bawah Laut
Drone bawa laut. (Foto: detikcom)

 

Jakarta, INDONEWS.ID -- Belakangan pelanggaran demi pelanggaran terus terjadi yang dilakukan oleh negara asing terhadap Kedaulatan RI.

Baca juga : Kunker ke Halmahera Timur, Kepala BSKDN Beberkan Strategi Menjaga Keberlanjutan Inovasi

Pasca agen intelijen Jerman yang mendatangi Markas FPI, saat ini diduga ada negara tertentu yang menempatkan drone bawah laut.

Seperti diberitakan, drone bawah laut tersebut ditemukan nelayan di dekat Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Saat ini TNI AL tengah mengamankannya.

Baca juga : Pj Bupati Maybrat Kunjungi Batalyon SATGAS YONIF 133/Yudha Sakti di Susumuk

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana mengatakan, bila sudah diketahui asal usul negara yang memiliki drone tersebut, Kemlu harus melakukan protes diplomatik yang keras terhadap negara tersebut dan bila perlu tindakan tegas lainnya.

“Protes keras dan tindakan tegas ini dilakukan terlepas apakah negara tersebut adalah negara sahabat, bahkan adanya ketergantungan Indonesia secara ekonomi,” ujarnya melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (2/1).

Baca juga : UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan

Hikmahanto yang juga Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani itu menegaskan jangan sampai terulang kembali insiden atas agen intelijen Jerman.

Dalam kasus tersebut, katanya, Kemlu hanya puas dengan klarifikasi Kedubes Jerman dan agen tersebut dipulangkan oleh Kedubes tanpa ada protes diplomatik.

Seharusnya, katanya, Kemlu melakukan tindakan yang lebih tegas lainnya bila kegiatan mata-mata terkuak.

Hal itu dilakukan dilakukan agar diplomasi untuk mempertahankan kedaulatan NKRI benar-benar diperankan oleh Kemlu.

“Jangan sampai Indonesia dianggap lemah bahkan mudah untuk diajak berkompromi saat tindakan mata-mata yang dilakukan oleh negara lain terkuak,” pungkasnya.

Seperti diberitakan media Australia, News.com, ada tiga buah drone tertangkap di perairan Indonesia pada Natal, 25 Desember lalu.

Dikutip pada Jumat (1/1/2021) media tersebut mengatakan jika bentuk drone seperti tabung namun memiliki sayap. Namun perangkat tersebut dipenuhi dengan banyak sensor dan transmitter jarak jauh yang bertugas untuk mengirimkan hasil temuan ke markas.

Dilaporkan juga bahwa salah satu drone ditemukan di Selat Malaka. Ini adalah jalur perairan antara Indonesia dan Singapura yang juga merupakan jalur tersibuk pengiriman.

Sementara dua lainnya ditemukan di dekat Selat Sunda dan wilayah Lombok. Salah satu drone memiliki panjang 225 cm ditemukan oleh seorang nelayan lalu dilaporkan ke polisi setempat dan menghubungi pihak TNI AL.

Dikatakan bahwa drone tersebut merupakan milik mata-mata China. Ketiga drone tersebut berada di jalur-jalur penting yang menghubungkan Laut China Selatan (LCS) ke Samudera Hindia.

Karena itu, jika ada yang bisa mengontrol "jalan" itu maka akan membuat ekonomi di seluruh negara bisa bertekuk lutut. Jalur tersebut juga merupakan wilayah pengiriman penting bahan bakar olahan Singapura menuju Australia. (Very)

Artikel Terkait
Kunker ke Halmahera Timur, Kepala BSKDN Beberkan Strategi Menjaga Keberlanjutan Inovasi
Pj Bupati Maybrat Kunjungi Batalyon SATGAS YONIF 133/Yudha Sakti di Susumuk
UU DKJ Disahkan, Fahira Idris Soroti Pentingnya Dana Abadi Kebudayaan
Artikel Terkini
Elit Demokrat Ardy Mbalembout Mengutuk Keras Aksi Penyerangan Mahasiswa Saat Berdoa di Tangsel
Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Bagian dari Strategi Bisnis untuk Fokus pada Lini Penjualan
Presiden Jokowi Masih Kaji Calon Pansel KPK yang Sesuai Harapan Masyarakat
Tumbuh Untuk Menginspirasi: PNM Berikan Pelatihan Literasi Keuangan Digital Serta Kegiatan Tanggung Jawab Sosial
Strategi Sukses dalam Mengimplementasikan HRIS di Perusahaan
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas