INDONEWS.ID

  • Kamis, 27/05/2021 23:01 WIB
  • Forum Alumni Kelompok Cipayung Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina

  • Oleh :
    • very
Forum Alumni Kelompok Cipayung Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
Pertemuan webinar bertema "Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina" yang diselenggarakan bersama oleh FAKC di KAHMI Center, Jakarta, Rabu (26/05/2021). (Foto: Ist)

Jakarta, INDONEWS.ID -- Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) akan menghimpun dan mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang menjadi korban konflik bersenjata antara Israel dan Hamas saat ini.

Demikian salah satu keputusan pertemuan webinar bertema "Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina" yang diselenggarakan bersama oleh FAKC di KAHMI Center, Jakarta, Rabu (26/05/2021).

Baca juga : Pesan Ketum Forkoma PMKRI: Pegang Erat Tiga Nilai Luhur Organisasi

Hadir dalam webinar itu tokoh-tooh puncak FAKC yakni Ahmad Basarah --Ketua PA GMNI, M Hanif Dakhiri --Sekjend IKA PMII, Hermawi Taslim -- Ketua Forkoma PMKRI, Sahat Sinaga --Sekjen PNPS GMKI, dan tuan rumah Viva Yoga Maulani --Ketua Presidium KAHMI.  

Seluruh peserta webinar sepakat bahwa aksi penggalangan bantuan untuk rakyat Palestina murni berdasarkan prinsip kemanusiaan, bukan berdasarkan sentimen keagamaan.

Baca juga : Hermawi Taslim Dukung Wacana Larangan Dipilih/Memilih Bagi Mantan Anggota Ormas Terlarang

Ahmad Basarah yang juga wakil ketua MPR RI, menandaskan bahwa keberpihakan Indonesia terhadap "Palestina Merdeka" telah menjadi bagian dari sejarah yang secara konsisten diperjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia mulai dari Ir Soekarno sampai Joko Widodo.

Basarah menegaskan bahwa bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah perintah kostitusi yang secara jelas tertuang di dalam alinea pertama pembukaan UUD 45: "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan."

Baca juga : Tak Hanya Copot Baliho, Pemerintah Harus Tindak Tegas Rizieq dan FPI

Sementara Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim mengatakan  pentingnya gencatan senjata permanen agar tidak ada lagi korban jiwa khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

Taslim menekankan perlunya semua pihak untuk kembali ke semangat "Pakta Perdamaian Oslo" yang telah ditandatangani tanggal 20 Agustus 1993 di depan Presiden Palestina Yaser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel.

“Semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan, saling mengakui keberadaan masing-masing sebagai negara merdeka,” jelasnya melalui siaran pers di Jakarta, Kamis (27/5).

Dan lebih penting lagi, lanjut Taslim, Pakta Perdamaian Oslo itu juga sudah diratifikasi oleh Amerika Serikat sebagai salah satu aktor kunci dalam upaya perdamaian tersebut.

Taslim melihat prospek perdamaian ke depan akan lebih terbuka terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap Pakta Perdamaian Oslo seperti  Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Maroko. (Very)

Artikel Terkait
Pesan Ketum Forkoma PMKRI: Pegang Erat Tiga Nilai Luhur Organisasi
Hermawi Taslim Dukung Wacana Larangan Dipilih/Memilih Bagi Mantan Anggota Ormas Terlarang
Tak Hanya Copot Baliho, Pemerintah Harus Tindak Tegas Rizieq dan FPI
Artikel Terkini
Senyum Bahagia Rakyat, Pj Bupati Purwakarta Buka TMMD Ke-120 Kodim 0619/Purwakarta
Pemerintahan Baru Harus Lebih Tegas Menangani Kelompok Anti Pancasila
Apresiasi Farhan Rizky Romadon, Stafsus Kemenag: Kita Harus Menolak Tindak Kekerasan
Puspen Kemendagri Berharap Masyarakat Luas Paham Moderasi Beragama
KPKNL mulai Cium Aroma Busuk di Bank Indonesia
Tentang Kami | Kontak | Pedoman Siber | Redaksi | Iklan
legolas